PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Wacana penghapusan persyaratan batas usia dalam melamar pekerjaan yang disampaikan oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer menuai berbagai tanggapan dari daerah. Salah satunya datang dari Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Palangka Raya, Amandus Frenaldy yang memberikan pandangannya terkait usulan tersebut.
Dalam pernyataannya, Amandus menegaskan bahwa segala kebijakan yang menyangkut ketenagakerjaan tetap harus merujuk pada ketentuan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
“Terdapat undang-undang yang menjadi dasar dalam menetapkan standar pekerjaan, termasuk soal batas usia. Oleh karena itu, keputusan seperti penghapusan batas usia harus disesuaikan dengan regulasi yang berlaku secara nasional,” ujarnya saat diwawancarai awak media usai menghadiri kegiatan peringatan may day tahun 2025, Kamis (1/5/2025).
Terkait program-program yang saat ini yang akan dijalankan oleh Disnaker Palangka Raya, pihaknya akan memperkenalkan dunia kerja melalui kegiatan pengenalan lapangan kerja usia dini.
“Itu bukan magang usia dini, tapi pengenalan. Kalau memperkerjakan, itu melanggar aturan,” tegasnya.
Amandus menambahkan bahwa tujuan utama dari pengenalan lapangan kerja ini adalah untuk membekali anak-anak sejak dini agar siap menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan.
Ia mencontohkan negara-negara seperti Cina dan Jepang yang sudah mulai menerapkan sistem pendidikan kejuruan sejak usia TK, guna membentuk kemandirian dan daya saing generasi muda.
Menurutnya, Indonesia perlu mulai menyesuaikan kurikulum pendidikan agar lebih mengarah pada peminatan siswa. Dengan begitu, para lulusan nantinya tidak lagi kebingungan menentukan langkah setelah menyelesaikan pendidikan.
“Kita ingin saat mereka lulus, mereka tahu mau ke mana. Mau kerja atau kuliah, sudah ada jalurnya,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya program tracer study di dunia pendidikan, yang bertujuan untuk melacak keberadaan alumni. Termasuk status pekerjaan mereka.
Amandus mengatakan bahwa sekolah maupun perguruan tinggi yang baik adalah yang mampu memetakan kondisi alumninya serta membangun jaringan yang mendukung karier mereka.
Selain itu, Disnaker Palangka Raya juga mendorong dunia pendidikan untuk menjalin komunikasi yang erat dengan dunia industri. Dengan begitu, sekolah bisa mempersiapkan siswa sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
“Kalau tahu standar perusahaan seperti apa, bisa disampaikan ke sekolah. Jadi sekolah bisa menyesuaikan,” kata Amandus.
Tak kalah penting, Amandus mengingatkan peran orang tua dalam membentuk karakter anak-anak. Ia menekankan bahwa orang tua tidak boleh terlalu memanjakan anak.
“Kalau anak merasa sulit, beri mereka kesempatan untuk belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Itu akan membentuk karakter yang kuat,” tuturnya.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan orang tua, Amandus optimistis bahwa generasi muda Indonesia akan mampu bersaing di pasar kerja.
Utuk itu, dia berharap bahwa semua pihak dapat saling mendukung dalam menciptakan tenaga kerja yang unggul dan siap menghadapi tantangan global. (ndo)