26.1 C
Jakarta
Friday, April 18, 2025

Mukhtarudin: Bandara Iskandar Pintu Gerbang Ekonomi dan Wisata Kalteng

PROKALTENG.CO – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan pentingnya meningkatkan pelayanan pengembangan Bandara Iskandar di Pangkalan Bun Provinsi Kalimantan Tengah.

Pasalnya, kata Mukhtarudin, posisi Pangkalan Bun sangat strategis dalam berbagai aspek, terutama untuk mendukung pertumbuhan wilayah Kotawaringin Barat dan Kalimantan Tengah secara keseluruhan.

Selain itu, Mukhtarudin mengatakan Pangkalan Bun menjadi pintu gerbang utama bagi kabupaten di Kalimantan Tengah bagian barat seperti Sukamara, Lamandau, dan Seruyan, yang sulit dijangkau melalui jalur darat karena kondisi geografis dan infrastruktur jalan yang terbatas.

Sebagai perwakilan masyarakat Dapil Kalteng, maka pengembangan Bandara Iskandar Pangkalan Bun menjadi fokus Mukhtarudin, agar dapat meningkatkan konektivitas udara sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi serta pariwisata di wilayah tersebut.

“Jadi, saya kira peningkatan konektivitas dan aksesibilitas memang sangat krusial untuk membuka akses ke wilayah terpencil,” tutur Mukhtarudin, Rabu (9/4/2025).

Peningkatan konektivitas Bandara Iskandar dapat dilihat dari rencana pengembangan infrastruktur dan layanan penerbangan.

Salah satu langkah yang pernah diusulkan adalah perpanjangan landasan pacu (runway) untuk meningkatkan kapasitas bandara dalam melayani pesawat yang lebih besar.

Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, pada tahun 2021 telah menyampaikan permohonan kepada pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan Bandara Iskandar, termasuk perpanjangan landasan, agar dapat mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas udara dan mendukung konektivitas yang lebih luas.

Untuk itu, Mukhtarudin berharap upaya peningkatan konektivitas dan aksesibilitas Bandara Iskandar harus terus dilakukan untuk memperkuat perannya sebagai simpul transportasi udara yang menghubungkan Kalimantan Tengah dengan wilayah lain di Indonesia.

Baca Juga :  Anjlok Minyak Nasional, Komisi VII DPR Minta Evaluasi Menyeluruh SKK Migas

Dari sisi aksesibilitas, Mukhtarudin bilang Bandara Iskandar memiliki lokasi strategis di Pangkalan Bun yang merupakan pintu gerbang menuju destinasi wisata unggulan seperti Taman Nasional Tanjung Puting.

Anggota Komisi XII DPR RI ini lantas mendorong upaya peningkatan aksesibilitas meliputi perbaikan jalan menuju bandara serta penyediaan transportasi umum yang lebih baik, seperti angkutan darat yang terintegrasi dengan jadwal penerbangan.

Saat ini pemerintah daerah dan pusat juga terus berkoordinasi untuk memastikan fasilitas pendukung, seperti terminal penumpang dan area parkir, ditingkatkan guna memberikan kenyamanan bagi pengguna jasa bandara.

“Saya berharap pengembangan ini dapat mempermudah wisatawan, pelaku bisnis, dan masyarakat lokal dalam mengakses bandara, sekaligus meningkatkan potensi ekonomi daerah,” ungkap Mukhtarudin.

Kendati demikian, Mukhtarudin mengaku pengembangan Bandara Iskandar menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan anggaran dan kebutuhan koordinasi lintas sektor.

Skema pembiayaan seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) menjadi salah satu solusi yang dipertimbangkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur tanpa bergantung sepenuhnya pada APBN.

Peraih penghargaan Tokoh peduli daerah terbaik Parlemen Award 2023 ini menilai pengembangan Bandara Iskandar bukan hanya sekadar peningkatan fasilitas fisik, tetapi juga investasi strategis untuk membuka potensi ekonomi, pariwisata, dan sosial di Kalimantan Tengah.

“Dengan konektivitas yang lebih baik, wilayah ini dapat mengatasi isolasi geografis, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional,” ujar Mukhtarudin.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dorong Percepat Elektrifikasi Nasional Melalui Program Listrik Desa

Kata Mukhtarudin pentingnya proyek landasan pacu ini terletak pada efek domino positifnya yang bersifat jangka panjang, menjadikannya prioritas yang layak diperjuangkan oleh pemerintah daerah dan pusat.

Secara keseluruhan, lanjut Mukhtarudin, peningkatan konektivitas dan aksesibilitas Bandara Iskandar diharapkan dapat mendukung visi pembangunan Indonesia yang lebih terhubung, khususnya di wilayah tengah Kalimantan.

“Dengan infrastruktur yang memadai dan layanan yang optimal, bandara ini berpotensi menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan mobilitas masyarakat di masa depan,” pungkas Mukhtarudin.

Diketahui, Pada tahun 2024, Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Iskandar memulai proses penguatan landasan pacu melalui pelapisan ulang (overlay).

Proses ini dimulai sekitar Februari atau Maret 2024 untuk meningkatkan daya tahan landasan guna mendukung operasional pesawat yang lebih besar.

Saat ini, landasan pacu memiliki panjang 2.120 meter dengan lebar 45 meter, yang telah mampu melayani pesawat seperti Airbus A320 dan Boeing 737 dalam kapasitas tertentu.

Saat ini ada rencana untuk memperpanjang landasan pacu menjadi 3.570 meter, yang diajukan sejak 2017, guna mengakomodasi pesawat berbadan lebar.

Namun, hingga 2025, realisasi perpanjangan ini masih bergantung pada dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk TNI AU, karena bandara ini juga memiliki fungsi Militer. (tim)

PROKALTENG.CO – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan pentingnya meningkatkan pelayanan pengembangan Bandara Iskandar di Pangkalan Bun Provinsi Kalimantan Tengah.

Pasalnya, kata Mukhtarudin, posisi Pangkalan Bun sangat strategis dalam berbagai aspek, terutama untuk mendukung pertumbuhan wilayah Kotawaringin Barat dan Kalimantan Tengah secara keseluruhan.

Selain itu, Mukhtarudin mengatakan Pangkalan Bun menjadi pintu gerbang utama bagi kabupaten di Kalimantan Tengah bagian barat seperti Sukamara, Lamandau, dan Seruyan, yang sulit dijangkau melalui jalur darat karena kondisi geografis dan infrastruktur jalan yang terbatas.

Sebagai perwakilan masyarakat Dapil Kalteng, maka pengembangan Bandara Iskandar Pangkalan Bun menjadi fokus Mukhtarudin, agar dapat meningkatkan konektivitas udara sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi serta pariwisata di wilayah tersebut.

“Jadi, saya kira peningkatan konektivitas dan aksesibilitas memang sangat krusial untuk membuka akses ke wilayah terpencil,” tutur Mukhtarudin, Rabu (9/4/2025).

Peningkatan konektivitas Bandara Iskandar dapat dilihat dari rencana pengembangan infrastruktur dan layanan penerbangan.

Salah satu langkah yang pernah diusulkan adalah perpanjangan landasan pacu (runway) untuk meningkatkan kapasitas bandara dalam melayani pesawat yang lebih besar.

Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, pada tahun 2021 telah menyampaikan permohonan kepada pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan Bandara Iskandar, termasuk perpanjangan landasan, agar dapat mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas udara dan mendukung konektivitas yang lebih luas.

Untuk itu, Mukhtarudin berharap upaya peningkatan konektivitas dan aksesibilitas Bandara Iskandar harus terus dilakukan untuk memperkuat perannya sebagai simpul transportasi udara yang menghubungkan Kalimantan Tengah dengan wilayah lain di Indonesia.

Baca Juga :  Anjlok Minyak Nasional, Komisi VII DPR Minta Evaluasi Menyeluruh SKK Migas

Dari sisi aksesibilitas, Mukhtarudin bilang Bandara Iskandar memiliki lokasi strategis di Pangkalan Bun yang merupakan pintu gerbang menuju destinasi wisata unggulan seperti Taman Nasional Tanjung Puting.

Anggota Komisi XII DPR RI ini lantas mendorong upaya peningkatan aksesibilitas meliputi perbaikan jalan menuju bandara serta penyediaan transportasi umum yang lebih baik, seperti angkutan darat yang terintegrasi dengan jadwal penerbangan.

Saat ini pemerintah daerah dan pusat juga terus berkoordinasi untuk memastikan fasilitas pendukung, seperti terminal penumpang dan area parkir, ditingkatkan guna memberikan kenyamanan bagi pengguna jasa bandara.

“Saya berharap pengembangan ini dapat mempermudah wisatawan, pelaku bisnis, dan masyarakat lokal dalam mengakses bandara, sekaligus meningkatkan potensi ekonomi daerah,” ungkap Mukhtarudin.

Kendati demikian, Mukhtarudin mengaku pengembangan Bandara Iskandar menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan anggaran dan kebutuhan koordinasi lintas sektor.

Skema pembiayaan seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) menjadi salah satu solusi yang dipertimbangkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur tanpa bergantung sepenuhnya pada APBN.

Peraih penghargaan Tokoh peduli daerah terbaik Parlemen Award 2023 ini menilai pengembangan Bandara Iskandar bukan hanya sekadar peningkatan fasilitas fisik, tetapi juga investasi strategis untuk membuka potensi ekonomi, pariwisata, dan sosial di Kalimantan Tengah.

“Dengan konektivitas yang lebih baik, wilayah ini dapat mengatasi isolasi geografis, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional,” ujar Mukhtarudin.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dorong Percepat Elektrifikasi Nasional Melalui Program Listrik Desa

Kata Mukhtarudin pentingnya proyek landasan pacu ini terletak pada efek domino positifnya yang bersifat jangka panjang, menjadikannya prioritas yang layak diperjuangkan oleh pemerintah daerah dan pusat.

Secara keseluruhan, lanjut Mukhtarudin, peningkatan konektivitas dan aksesibilitas Bandara Iskandar diharapkan dapat mendukung visi pembangunan Indonesia yang lebih terhubung, khususnya di wilayah tengah Kalimantan.

“Dengan infrastruktur yang memadai dan layanan yang optimal, bandara ini berpotensi menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan mobilitas masyarakat di masa depan,” pungkas Mukhtarudin.

Diketahui, Pada tahun 2024, Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Iskandar memulai proses penguatan landasan pacu melalui pelapisan ulang (overlay).

Proses ini dimulai sekitar Februari atau Maret 2024 untuk meningkatkan daya tahan landasan guna mendukung operasional pesawat yang lebih besar.

Saat ini, landasan pacu memiliki panjang 2.120 meter dengan lebar 45 meter, yang telah mampu melayani pesawat seperti Airbus A320 dan Boeing 737 dalam kapasitas tertentu.

Saat ini ada rencana untuk memperpanjang landasan pacu menjadi 3.570 meter, yang diajukan sejak 2017, guna mengakomodasi pesawat berbadan lebar.

Namun, hingga 2025, realisasi perpanjangan ini masih bergantung pada dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk TNI AU, karena bandara ini juga memiliki fungsi Militer. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru