PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kalimantan Tengah (Kalteng) terus memperkuat perannya sebagai salah satu lumbung pangan nasional dengan menggencarkan program swasembada pangan.
Selain itu, langkah-langkah konkret dalam pengendalian inflasi juga terus dilakukan agar kestabilan harga tetap terjaga, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Bank Indonesia (BI) Kalteng bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengintensifkan strategi, termasuk operasi pasar dan pengawasan distribusi bahan pokok.
Upaya swasembada pangan tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan pangan, tetapi juga menjadi strategi jangka panjang dalam mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor pertambangan dan Crude Palm Oil (CPO).
Dengan sinergi yang kuat, Kalteng optimistis mewujudkan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng Edy Pratowo menyampaikan, Kalteng menjadi salah satu provinsi dari 5 provinsi yang menjadi harapan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dalam program swasembada pangan.
“Saat ini program swasembada pangan nasional untuk menciptakan lumbung pangan itu sudah mulai dibangun, termasuk di Kalteng,“ ujarnya kepada awak media usai mengikuti Apel Besar Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) di Halaman Kantor Gubernur, Kamis (2/1).
Mantan Bupati Pulang Pisau 2 periode ini berpesan agar program strategis nasional swasembada pangan di Kalteng ini didukung.
”Mari kita sama-sama untuk membangun itu,kemudian kita di di daerah juga diajak untuk saling mendukung,” imbuhnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng Sunarti mengungkapkan dari Survei Investigasi Desain (SID) lahan cetak sawah yang dilakukan pada tahun 2024 sekitar 150.000 hektare.
Namun ada sekitar 102.000 hektare yang bisa dilakukan untuk cetak sawah.
”Kita sebelumnya melakukan SID di tahun 2024 untuk lahan 150 ribu hectare. Ternyata dari survei tersebut, ada 102.000 hektare yang bisa untuk dicetak. Jadi tidak tiba-tiba program itu ada. Ada perencanaan sebelumnya,” ujarnya, kepada awak media usai menghadiri rapat koordinasi persiapan cetak sawah dan swasembada jagung di Aula Jayang Tingang, Selasa (7/1).
”Ini yang membuat kita semangat, karena sudah ada dasar dan perencanaan,” ujarnya.
Hingga saat ini, dikatakannya bahwa pihaknya sedang membuka etalase e-katalog dengan sistem kontraktual.
”Saat ini kami membuka untuk para penyedia masuk ke etalase,” sambungnya.
Dia merincikan, ada sebanyak 10 kabupaten/kota yang menjadi sasaran program cetak sawah tersebut. 10 kabupaten/kota itu adalah Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Barito Utara, Barito Selatan, Seruyan, dan Gunung Mas.
Sedangkan 4 kabupaten yang tidak masuk program cetak sawah ini, yakni Sukamara, Lamandau, Murung Raya dan Barito Timur.
”Gelontorkan anggaran Rp 5,55 triliun, sudah masuk di DIPA kami,” terangnya.
”Kemungkinan nanti mendapat anggaran tambahan kalau sudah selesai. Target kita Juni sudah selesai dan langsung tanam,”tambahnya.
Dalam upaya mewujudkan swasembada pangan, Kepolisian Daerah (Polda) Kalteng melakukan penanaman jagung serentak 1 Juta hektare di lahan seluas 1.200 hektare di Area Kelompok Tani Elea Farm, Desa Tumbang Talaken Km.62, Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya, Selasa (21/1).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Polda (Kapolda) Kalteng Irjen Pol Djoko Poerwanto diwakili Wakil Kepala Polda (Wakapolda) Brigjen Pol Rakhmad Setyadi mengungkapkan, kegiatan penanaman jagung ini merupakan wujud dukungan Polri terhadap program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.
“Untuk tahap awal penanaman dilakukan di lahan seluas 600 hektare di Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya, dengan didukung dari GAPKI, Forkopimda dan pihak terkait,” katanya dalam keterangannya.
Rakhmad juga mengungkapkan, kedepan akan membentuk kelompok tani dengan berkolaborasi bersama Polda Jatim, Dinas Pertanian dan instansi terkait lainnya, guna memaksimalkan program swasembada pangan melalui penanaman jagung ini.
“Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat menghasilkan bibit jagung varietas pioneer yang unggul sehingga diyakini mampu menghasilkan produksi jagung sebanyak 5-6 ton per hektare,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan memperkuat koordinasi dan sinergi dengan Forkopimda serta perguruan tinggi untuk menghadapi tantangan struktur tanah di Kalteng.
Hal ini dilakukan dengan adanya perbedaan struktur tanah di Kalimantan dengan di Pulau Jawa, membuat tantangan tersendiri dalam mengelola lahan agar dapat menghasilkan produksi yang maksimal.
“Kita berkomitmen hal ini bisa segera diatasi sehingga kedepan produksi jagung di Kalimantan Tengah dapat maksimal. Sehingga upaya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dapat berjalan lancar,” tuturnya.
Kepala Bidang Humas (Kabidhumas) Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji menambahkan, pelaksanaan penanaman jagung ini digelar serentak diseluruh Indonesia yang dipimpin langsung Kapolri.
“Diharapkan dengan langkah-langkah konkret seperti ini dapat mendukung keberhasilan swasembada pangan nasional pada tahun 2025, sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya di Kalteng,” tutupnya.
Sekretaris Komisi II DPRD Kalteng Junaidi, menyatakan dukungannya terhadap program cetak sawah dan swasembada jagung yang tengah dicanangkan di provinsi tersebut.
Program ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan daerah dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
“Kami di DPRD, khususnya Komisi II, mendukung dan mendorong penuh pelaksanaan program ini. Cetak sawah baru dan peningkatan produksi jagung adalah langkah strategis untuk menjadikan Kalteng sebagai salah satu lumbung pangan nasional,” katanya.
Menurutnya, pentingnya sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat untuk memastikan keberhasilan program ini. Ia menegaskan bahwa DPRD Kalteng siap mengawal kebijakan yang mendukung percepatan cetak sawah dan swasembada jagung.
“Program ini bukan hanya tentang menanam dan panen, tetapi juga tentang membangun kemandirian pangan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kami mendorong pemerintah untuk terus melibatkan masyarakat dan memberikan pelatihan yang diperlukan,” ungkapnya.
Terpisah, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Kalteng Sri Widanarni mengatakan, kiat-kiat yang dilakukan untuk pengendalian inflasi yakni Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tingkat provinsi, kabupaten atau kota akan melaksanakan high level meeting atau pertemuan tingkat pimpinan untuk mensinergikan dengan pemangku kepentingan terkait pengendalian inflasi.
”Agar nantinya ketika kita masyarakat menjalani masa ibadah Ramadan dan jelang lebaran, tidak kesulitan mendapatkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau dan relatif tidak naik secara signifikan,” ujarnya, Rabu (5/2).
Sri mengaku akan mengupayakan sinergi dengan seluruh pihak terkait dengan penanganan inflasi. Hal itu dilakukan agar seluruh komoditas bahan pokok inflasinya stabil.
Selain itu, sambungnya sejumlah kegiatan juga dilakukan untuk pengendalian inflasi. Diantaranya yakni operasi pasar, sidak pasar, dan sidak terhadap pedagang yang mendatangkan bahan pokok.
”Yang sering terjadi penimbunan itu minyak goreng, jangan sampai terjadi. Dan kita akan melakukan pasar murah dan penyeimbang,” terangnya.
Di sisi lain, ungkap Sri program strategis nasional swasembada padi dan jagung menjadi harapan besar agar Kalteng tidak menggantungkan pertumbuhan ekonomi di sektor pertambangan dan CPO.
Selain itu program swasembada pangan ini juga menjadi salah satu upaya pengendalian inflasi.
”Mudah-mudahan dengan berbagai program strategis nasional di Kalteng, lambat laun nanti tidak akan lagi ketergantungan walaupun memang sektor itu (CPO dan Tambang) tetap dibutuhkan,”ungkapnya.
Sri juga mengungkap, Gubernur H Sugianto Sabran juga memprioritaskan hilirisasi. Hilirisasi itu dilakukan agar bahan sumber daya alam (SDA) yang dihasilkan di Kalteng tidak diekspor ke luar daerah dalam bentuk mentah.
”Akan tetapi diolah agar memiliki nilai tambah, baik terhadap tenaga kerjanya akan terserap dan nilainya juga akan semakin berkembang,” pungkasnya.
Di sisi lain, BI Provinsi Kalteng menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas inflasi tahun 2025 agar tetap terkendali di kisaran 2,51 persen.
Langkah ini dilakukan tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala Perwakilan BI Kalteng, Yuliansah Andrian, menjelaskan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,28 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,03 persen (yoy).
“Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya tarif listrik serta harga beberapa komoditas, seperti bawang merah, tomat, ikan nila, dan ikan peda,” jelasnya, Kamis (6/2).
Sebaliknya, lanjut Andrian, beberapa harga mengalami kenaikan moderat, seperti daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, ikan gabus, dan bensin.
Faktor utama penurunan inflasi ini ungkapnya, adalah adanya diskon tarif listrik 50 persen bagi pelanggan dengan daya di bawah 2.200 VA pada Januari-Februari 2025.
Secara keseluruhan, inflasi di Kalteng masih terkendali, meskipun berada di luar kisaran sasaran inflasi nasional.
“BI memperkirakan inflasi tetap stabil karena beberapa faktor, termasuk ekspektasi masyarakat yang terjaga, daya tahan ekonomi daerah yang baik, stabilitas nilai tukar rupiah, serta dampak positif dari digitalisasi ekonomi,” katanya.
Andrian menambahkan berdasarkan data Survei Pemantauan Harga (SPH) dan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) hingga Januari 2025, sebagian besar harga bahan pangan masih relatif stabil.
Namun, daging ayam ras dan bawang putih mengalami sedikit kenaikan.
“Pasokan pangan yang cukup, terutama karena beberapa komoditas mulai memasuki masa panen, serta kondisi cuaca yang lebih stabil turut membantu kelancaran distribusi barang,” imbuhnya.
Kemudian, sambung Andrian, menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, permintaan masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi diperkirakan meningkat.
“BI Kalteng mengingatkan bahwa kondisi ini dapat mempengaruhi harga di daerah dan akan terus dipantau guna menjaga inflasi tetap terkendali,” pungkasnya. (hfz)