27.2 C
Jakarta
Tuesday, January 21, 2025

AS Resmi Tinggalkan WHO, Dana dan Pengaruh Global Terancam!

PROKALTENG.CO-Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi diumumkan pada Senin (20/1/2025).

Presiden AS Donald Trump menandatangani keputusan ini segera setelah pelantikannya untuk masa jabatan kedua.

Langkah ini memicu kontroversi karena dianggap mengancam stabilitas kesehatan dunia.

“Organisasi Kesehatan Dunia menipu kita,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Ia menegaskan bahwa keputusan ini diambil karena WHO dinilai gagal selama pandemi COVID-19 dan terlalu berpihak pada China.

Keputusan ini tidak hanya berdampak pada WHO, tetapi juga memengaruhi posisi Amerika Serikat dalam kerja sama kesehatan global.

Lawrence Gostin, profesor hukum kesehatan global dari Georgetown University, menyebut langkah ini sebagai “keputusan berbahaya.”

Baca Juga :  Simak, Curahan Hati Mahasiswi Unesa yang Terisolasi di Wuhan

Menurutnya, AS kehilangan akses penting terhadap data wabah global. “Ini adalah luka berat bagi kepentingan nasional Amerika dan keamanan nasional kita,” tegasnya.

Selain itu, WHO kini menghadapi tantangan besar dalam pendanaan. Amerika Serikat selama ini menjadi kontributor terbesar dengan donasi lebih dari USD 1,2 miliar selama 2022-2023.

Kehilangan dana sebesar itu membuat WHO harus mencari sumber pendanaan alternatif.

“WHO harus melakukan rekayasa finansial agar tetap berjalan,” ujar Prof Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.

Para pengamat juga mengkhawatirkan pengaruh negara lain, seperti China dan Rusia, yang bisa semakin dominan di WHO.

Elisha Dunn-Georgiou, Presiden Global Health Council, menyebut ini sebagai “peluang bagi negara lain untuk mengarahkan kebijakan WHO.”

Baca Juga :  Joe Biden Dukung Kedaulatan Palestina

Namun, tidak semua pihak pesimis. Brett Schaefer dari Heritage Foundation mengatakan bahwa AS tetap bisa memimpin isu kesehatan global melalui lembaga lain seperti GAVI atau Global Fund.

“Ada banyak cara untuk menangani masalah pandemi tanpa WHO,” ujarnya. (jpc)

PROKALTENG.CO-Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi diumumkan pada Senin (20/1/2025).

Presiden AS Donald Trump menandatangani keputusan ini segera setelah pelantikannya untuk masa jabatan kedua.

Langkah ini memicu kontroversi karena dianggap mengancam stabilitas kesehatan dunia.

“Organisasi Kesehatan Dunia menipu kita,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Ia menegaskan bahwa keputusan ini diambil karena WHO dinilai gagal selama pandemi COVID-19 dan terlalu berpihak pada China.

Keputusan ini tidak hanya berdampak pada WHO, tetapi juga memengaruhi posisi Amerika Serikat dalam kerja sama kesehatan global.

Lawrence Gostin, profesor hukum kesehatan global dari Georgetown University, menyebut langkah ini sebagai “keputusan berbahaya.”

Baca Juga :  Simak, Curahan Hati Mahasiswi Unesa yang Terisolasi di Wuhan

Menurutnya, AS kehilangan akses penting terhadap data wabah global. “Ini adalah luka berat bagi kepentingan nasional Amerika dan keamanan nasional kita,” tegasnya.

Selain itu, WHO kini menghadapi tantangan besar dalam pendanaan. Amerika Serikat selama ini menjadi kontributor terbesar dengan donasi lebih dari USD 1,2 miliar selama 2022-2023.

Kehilangan dana sebesar itu membuat WHO harus mencari sumber pendanaan alternatif.

“WHO harus melakukan rekayasa finansial agar tetap berjalan,” ujar Prof Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.

Para pengamat juga mengkhawatirkan pengaruh negara lain, seperti China dan Rusia, yang bisa semakin dominan di WHO.

Elisha Dunn-Georgiou, Presiden Global Health Council, menyebut ini sebagai “peluang bagi negara lain untuk mengarahkan kebijakan WHO.”

Baca Juga :  Joe Biden Dukung Kedaulatan Palestina

Namun, tidak semua pihak pesimis. Brett Schaefer dari Heritage Foundation mengatakan bahwa AS tetap bisa memimpin isu kesehatan global melalui lembaga lain seperti GAVI atau Global Fund.

“Ada banyak cara untuk menangani masalah pandemi tanpa WHO,” ujarnya. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/