32.8 C
Jakarta
Sunday, May 4, 2025

Program Swasembada Pangan Nasional di Kalteng Mulai Dibangun

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo menyampaikan Kalteng menjadi salah satu provinsi yang menjadi harapan Presiden Republik Indonesia (RI) dalam program swasembada pangan.

“Saat ini program swasembada pangan nasional untuk menciptakan lumbung pangan itu sudah mulai dibangun, termasuk di Kalteng,“ ujarnya kepada awak media usai memimpin Apel Besar Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) di Halaman Kantor Gubernur, Kamis (2/1).

Mantan Bupati Pulang Pisau 2 periode ini, berpesan agar didukung program strategis nasional (PSN) swasembada pangan di Kalteng ini.

”Mari kita sama-sama untuk membangun itu. Kemudian kita di daerah juga diajak untuk saling mendukung,” imbuhnya.

Baca Juga :  Apel Besar Awal Tahun: ASN Diminta Bahu Membahu Sukseskan Program Pemerintah

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti menjelaskan, program swasembada pangan  sudah dilakukan survei investigasi desain sebesar 150.000 hektare untuk cetak sawah.  Sedangkan untuk optimasi lahan sawah 51.000 ribu hektare pada tahun 2024.

”Dan 2025, itu 12.000 hektare optimasi lahan sawah. Sedangkan cetak sawahnya mulai hari ini, kita sudah membuka etalase untuk kontrak cetak sawah dengan SID yang tersedia,” katanya.

Dia menjelaskan, program tersebut dilakukan sistem pengerjaannya dilelangkan secara umum.

”Siapapun boleh masuk, kita mengharapkan  kontraktor lokal ikut berpartisipasi, sehingga perekonomian  yang ada di Kalteng semakin bergerak,” imbuhnya.

Lagi-lagi Sunarti menjelaskan bahwa anggaran yang dialokasikan dari pemerintah pusat sejumlah kurang lebih Rp 5,5 triliun diperuntukan untuk biaya cetak sawah.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Tegaskan Pentingnya Waspadai Ikan Asin Berformalin

”Karena satuannya Rp 20 juta  sampai 30 juta per hektare, tergantung dari tingkat kesulitan lahan. Ada yang ringan sedang dan berat, itu berfluktuasi nilai kontraknya.  Di samping itu, juga untuk optimasi lahan, alsintan, dan benih, itu dari pusat semua (anggarannya,red),”jelasnya. (hfz/hnd)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo menyampaikan Kalteng menjadi salah satu provinsi yang menjadi harapan Presiden Republik Indonesia (RI) dalam program swasembada pangan.

“Saat ini program swasembada pangan nasional untuk menciptakan lumbung pangan itu sudah mulai dibangun, termasuk di Kalteng,“ ujarnya kepada awak media usai memimpin Apel Besar Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) di Halaman Kantor Gubernur, Kamis (2/1).

Mantan Bupati Pulang Pisau 2 periode ini, berpesan agar didukung program strategis nasional (PSN) swasembada pangan di Kalteng ini.

”Mari kita sama-sama untuk membangun itu. Kemudian kita di daerah juga diajak untuk saling mendukung,” imbuhnya.

Baca Juga :  Apel Besar Awal Tahun: ASN Diminta Bahu Membahu Sukseskan Program Pemerintah

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti menjelaskan, program swasembada pangan  sudah dilakukan survei investigasi desain sebesar 150.000 hektare untuk cetak sawah.  Sedangkan untuk optimasi lahan sawah 51.000 ribu hektare pada tahun 2024.

”Dan 2025, itu 12.000 hektare optimasi lahan sawah. Sedangkan cetak sawahnya mulai hari ini, kita sudah membuka etalase untuk kontrak cetak sawah dengan SID yang tersedia,” katanya.

Dia menjelaskan, program tersebut dilakukan sistem pengerjaannya dilelangkan secara umum.

”Siapapun boleh masuk, kita mengharapkan  kontraktor lokal ikut berpartisipasi, sehingga perekonomian  yang ada di Kalteng semakin bergerak,” imbuhnya.

Lagi-lagi Sunarti menjelaskan bahwa anggaran yang dialokasikan dari pemerintah pusat sejumlah kurang lebih Rp 5,5 triliun diperuntukan untuk biaya cetak sawah.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Tegaskan Pentingnya Waspadai Ikan Asin Berformalin

”Karena satuannya Rp 20 juta  sampai 30 juta per hektare, tergantung dari tingkat kesulitan lahan. Ada yang ringan sedang dan berat, itu berfluktuasi nilai kontraknya.  Di samping itu, juga untuk optimasi lahan, alsintan, dan benih, itu dari pusat semua (anggarannya,red),”jelasnya. (hfz/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru