Generasi stroberi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok orang yang punya ide dan kreativitas yang tinggi, tetapi cenderung mudah menyerah saat menghadapi tekanan hidup. Hal ini mirip dengan buah stroberi yang terlihat segar di luar, tetapi memiliki daging yang lembut dan mudah hancur.
Istilah ini pertama kali muncul di Taiwan sekitar tahun 2007 dan merujuk pada generasi yang lahir pada tahun 1990-an dan seterusnya. Beberapa faktor yang berkontribusi pada kemunculan generasi stroberi antara lain seperti diagnosis diri yang terlalu cepat tanpa konsultasi dengan ahli yang sering dipengaruhi oleh informasi di media sosial.
Selain itu, juga disesuaikan dengan kondisi emosional mereka, pola asuh yang terlalu memanjakan anak, serta kecenderungan dalam menghindari masalah ketimbang menghadapinya secara langsung. Mengutip mcaresforkids.com, berikut ini beberapa ciri yang menunjukkan generasi stroberi.
- Mudah tersinggung dan emosional
Generasi Stroberi umumnya mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar mereka. Mereka sering merespon berbagai situasi dengan cara yang sangat pribadi, sehingga hampir setiap hal yang terjadi dapat langsung memicu perasaan marah atau tersinggung.
Ketika menghadapi kritik yang bertujuan membangun, mereka kadang merasa terancam atau diserang. Hal ini diakibatkan oleh kecenderungan mereka untuk merasa sangat peka terhadap cara orang lain menilai mereka, maka mereka kesulitan dalam menerima masukan tanpa merasa dipermalukan atau dihina.
- Kurang punya ketahanan dan mudah menyerah
Generasi Stroberi biasanya menunjukkan ketahanan yang rendah dalam menghadapi kesulitan dan cenderung mudah menyerah saat menghadapi hambatan. Mereka umumnya punya tingkat toleransi yang sangat rendah terhadap situasi yang tidak nyaman, sehingga begitu merasa tertekan, mereka cenderung memilih mundur atau menyerah.
Ketika dihadapkan pada tantangan atau kemunduran, mereka sering kesulitan menghadapinya dengan cara yang tepat dan mungkin merasa cemas. Hal ini menunjukkan bahwa mereka kurang terlatih untuk bertahan dalam menghadapi tekanan, dan lebih memilih menghindari kesulitan dibanding berupaya mengatasi masalah tersebut.
- Memiliki toleransi yang rendah
Generasi Stroberi cenderung menghindari ketidaknyamanan dan lebih memilih kenyamanan serta kepuasan instan. Mereka merasa tidak sabar dan enggan menghadapi situasi yang butuh usaha jangka panjang, serta lebih fokus pada solusi cepat tanpa mempertimbangkan proses yang harus dilalui guna mencapai tujuan.
- Membutuhkan validasi
Generasi Stroberi sering mencari pengakuan dan penguatan dari orang lain agar merasa dihargai serta diterima. Mereka sangat bergantung pada umpan balik eksternal sebagai cara untuk menilai nilai diri mereka, maka saat mereka tidak menerima validasi atau penegasan dari orang di sekitar mereka, mereka bisa merasa tidak aman, tertekan, atau cemas.
Ketergantungan pada pendapat orang lain membuat mereka khawatir tentang pandangan orang terhadap diri mereka. Kurangnya dukungan atau pengakuan dapat merusak rasa percaya diri dan mengakibatkan kecemasan serta keraguan diri yang mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka.
- Memiliki kreativitas
Generasi Stroberi mungkin memiliki keunggulan dalam bidang-bidang yang mengandalkan kreativitas dan imajinasi, karena mereka cenderung punya kemampuan dalam berpikir secara inovatif dan mencari solusi yang tidak konvensional. Mereka mampu melihat suatu masalah dari berbagai perspektif yang berbeda dan menciptakan ide-ide baru yang segar.
Hal ini bisa membantu mereka menonjol dalam situasi yang memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpikir di luar batas-batas yang ada. Keterampilan ini memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan dengan cara yang unik dan menggali potensi baru, terutama dalam pekerjaan atau proyek yang butuh pemikiran kreatif.
- Punya kecerdasan emosional
Generasi Stroberi biasanya menunjukkan tingkat emosi yang sangat tinggi dan sensitivitas yang mendalam, meskipun bisa membuat mereka rentan terhadap perasaan pribadi, juga memberikan mereka kemampuan dalam merasakan dan memahami perasaan orang lain dengan lebih dalam.
Karena sangat peka terhadap emosi, mereka memiliki empati yang kuat dan dapat merespons kebutuhan serta perasaan orang lain dengan penuh pengertian. Sensitivitas ini juga mendukung kecerdasan emosional mereka, memudahkan mereka mengenali dan mengelola emosi baik diri sendiri maupun orang lain.
Kepekaan ini bisa menjadi kekuatan dalam hubungan interpersonal, memungkinkan mereka untuk menciptakan ikatan yang lebih mendalam dan menunjukkan perhatian terhadap orang lain dengan cara yang sangat tulus.
- Kesadaran diri
Generasi Stroberi cenderung punya kesadaran diri yang tinggi, berkat kebiasaan mereka yang sering merenung dan merefleksikan pengalaman hidup. Mereka sering mengevaluasi perasaan dan tindakan mereka, serta memikirkan dampak situasi terhadap emosi dan mental mereka.
Kebiasaan reflektif ini membuat mereka lebih sadar akan kekuatan, kelemahan, dan tujuan hidup mereka. Walaupun bisa menimbulkan keraguan atau kecemasan, hal ini mendorong perkembangan pribadi dan keputusan yang lebih bijaksana serta penuh pertimbangan.
- Menghindari risiko
Generasi Stroberi umumnya menunjukkan kecenderungan dalam menghindari mengambil risiko, lebih memilih supaya tetap berada dalam zona nyaman mereka daripada menghadapi ketidakpastian atau tantangan yang mungkin datang dengan mencoba hal-hal baru.
Mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam situasi yang familiar dan stabil, menghindari potensi kegagalan atau kesulitan. Ketakutan akan hal yang tidak diketahui sering menghalangi mereka untuk melangkah keluar dari zona nyaman.
Akibatnya, mereka bisa melewatkan peluang dalam berkembang, karena lebih memilih tetap di zona aman. Mengambil risiko atau mencoba hal baru terasa menakutkan, sehingga mereka cenderung menghindarinya demi menjaga kenyamanan.(jpc)