28 C
Jakarta
Thursday, November 7, 2024

Dinkes Kalteng Fokus Tangani Masalah Stunting dan Kelebihan Gizi

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Dinkes Kalteng), Suyuti Syamsul, mengungkapkan bahwa masalah gizi di Indonesia kini semakin kompleks. Selain masih menghadapi tantangan kekurangan gizi, kelebihan gizi juga muncul sebagai persoalan serius yang perlu ditangani dengan cermat.

Suyuti menjelaskan bahwa stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, harus menjadi perhatian utama.

“Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi yang seimbang, terutama bagi ibu hamil dan anak balita,” tuturnya dalam sebuah pertemuan di Palangka Raya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia kini mengedepankan program fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang dimulai sejak konsepsi hingga anak berusia dua tahun. Program ini bertujuan untuk memastikan asupan gizi yang tepat selama periode kritis dalam perkembangan anak.

Baca Juga :  Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Dayak di Perdakan, Begini Kata Wagub Kalteng

“Pendidikan tentang gizi harus dimulai sejak dini. Ibu hamil perlu mendapatkan informasi yang cukup tentang pola makan yang sehat agar bisa memberikan nutrisi terbaik bagi janin mereka. Begitu juga dengan pemberian makanan bergizi kepada anak balita,” jelas Suyuti.

Suyuti juga menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor kesehatan untuk mengatasi masalah gizi secara komprehensif.

“Kami berharap melalui kampanye kesadaran dan program-program pendidikan, masyarakat bisa lebih memahami pentingnya gizi, sehingga kasus stunting dan kelebihan gizi dapat diminimalisir,” imbuhnya. (tim)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Dinkes Kalteng), Suyuti Syamsul, mengungkapkan bahwa masalah gizi di Indonesia kini semakin kompleks. Selain masih menghadapi tantangan kekurangan gizi, kelebihan gizi juga muncul sebagai persoalan serius yang perlu ditangani dengan cermat.

Suyuti menjelaskan bahwa stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, harus menjadi perhatian utama.

“Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi yang seimbang, terutama bagi ibu hamil dan anak balita,” tuturnya dalam sebuah pertemuan di Palangka Raya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia kini mengedepankan program fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang dimulai sejak konsepsi hingga anak berusia dua tahun. Program ini bertujuan untuk memastikan asupan gizi yang tepat selama periode kritis dalam perkembangan anak.

Baca Juga :  Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Dayak di Perdakan, Begini Kata Wagub Kalteng

“Pendidikan tentang gizi harus dimulai sejak dini. Ibu hamil perlu mendapatkan informasi yang cukup tentang pola makan yang sehat agar bisa memberikan nutrisi terbaik bagi janin mereka. Begitu juga dengan pemberian makanan bergizi kepada anak balita,” jelas Suyuti.

Suyuti juga menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor kesehatan untuk mengatasi masalah gizi secara komprehensif.

“Kami berharap melalui kampanye kesadaran dan program-program pendidikan, masyarakat bisa lebih memahami pentingnya gizi, sehingga kasus stunting dan kelebihan gizi dapat diminimalisir,” imbuhnya. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru