25.3 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

Menengok Tradisi Baayun Maulid: Sarat Akan Nilai Sejarah

SUARA tangis balita dan lantunan selawat menggema di halaman Masjid Sultan Suriansyah di Kampung Kuin Banjarmasin, Senin (16/9/2024). Saat itu digelar Baayun Maulid. Sebanyak 344 peserta berpartisipasi dalam tradisi yang sarat akan nilai sejarah dan spiritual ini.

Menariknya, gelaran Baayun Maulid tahun ini bertepatan dengan hari jadi Kota Banjarmasin ke-498 tahun. Meski jumlah peserta masih di bawah target 498 sesuai usia Kota Banjarmasin, suasana tetap meriah.

Acara ini tak hanya diramaikan oleh anak-anak, tapi juga diikuti oleh orang dewasa hingga para lansia. Peserta termuda, seorang bayi berusia 10 hari, dan peserta tertua, Nurhani (74), menjadi perhatian.

Datang dari Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Nurhani tak ingin melewatkan kesempatan istimewa ini. Terlebih hari ini bertepatan dengan ulang tahunnya.

Baca Juga :  Awas! Waspadai Rayuan “Susu Gantung” di Jalur Cilik Riwut

Bersama cucunya, ia terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian tradisi Baayun Maulid. “Sengaja datang ke Banjarmasin untuk ikut baayun maulid,” ujar Nurhani yang lahir tahun 1950 itu.

Saat bagian mahallul qiyam atau berdiri, nenek Nurhani dengan semangat naik ke ayunan, dan diiringi proses tapung tawar yang dilakukan oleh sang anak.

Baginya, mengikuti Baayun Maulid adalah doa dan harapan untuk panjang umur serta kesehatan, tak hanya untuk dirinya, tapi juga anak dan cucu-cucunya.

“Semoga panjang umur dan sehat. Untuk anak dan cucu saya, semoga murah rezeki dan panjang umur,” katanya penuh harap.

Di sisi lain, acara tahun ini tidak didanai oleh APBD Kota Banjarmasin, sehingga panitia mengenakan biaya pendaftaran sebesar Rp100 ribu per peserta.

Baca Juga :  Kembali Sentuh All Time High, Kapitalisasi Pasar BBRI Tembus Rp913 Triliun

Menanggapi hal ini, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, yang turut hadir dalam acara, melemparkan jawaban kepada panitia. “Tanya ke panitia saja,” kata Ibnu.

Meski begitu, ia menyebut bahwa bantuan dari Pemko masih ada dalam bentuk dukungan untuk kegiatan lainnya.

Ibnu Sina bersama Wakil Wali Kota, Arifin Noor, tak ketinggalan untuk merasakan langsung tradisi bersejarah yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini.

Ia berharap, tradisi Baayun Maulid akan terus digelar setiap tahunnya dan tetap diramaikan oleh masyarakat.

“Guru-guru kita mengajarkan bahwa peringatan maulid ini penting. Anak-anak diayun agar paham sejarah Baginda Nabi Muhammad SAW, sekaligus meneruskan syariat, seperti memberi nama hingga sunatan,” katanya. (jpg)

SUARA tangis balita dan lantunan selawat menggema di halaman Masjid Sultan Suriansyah di Kampung Kuin Banjarmasin, Senin (16/9/2024). Saat itu digelar Baayun Maulid. Sebanyak 344 peserta berpartisipasi dalam tradisi yang sarat akan nilai sejarah dan spiritual ini.

Menariknya, gelaran Baayun Maulid tahun ini bertepatan dengan hari jadi Kota Banjarmasin ke-498 tahun. Meski jumlah peserta masih di bawah target 498 sesuai usia Kota Banjarmasin, suasana tetap meriah.

Acara ini tak hanya diramaikan oleh anak-anak, tapi juga diikuti oleh orang dewasa hingga para lansia. Peserta termuda, seorang bayi berusia 10 hari, dan peserta tertua, Nurhani (74), menjadi perhatian.

Datang dari Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Nurhani tak ingin melewatkan kesempatan istimewa ini. Terlebih hari ini bertepatan dengan ulang tahunnya.

Baca Juga :  Awas! Waspadai Rayuan “Susu Gantung” di Jalur Cilik Riwut

Bersama cucunya, ia terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian tradisi Baayun Maulid. “Sengaja datang ke Banjarmasin untuk ikut baayun maulid,” ujar Nurhani yang lahir tahun 1950 itu.

Saat bagian mahallul qiyam atau berdiri, nenek Nurhani dengan semangat naik ke ayunan, dan diiringi proses tapung tawar yang dilakukan oleh sang anak.

Baginya, mengikuti Baayun Maulid adalah doa dan harapan untuk panjang umur serta kesehatan, tak hanya untuk dirinya, tapi juga anak dan cucu-cucunya.

“Semoga panjang umur dan sehat. Untuk anak dan cucu saya, semoga murah rezeki dan panjang umur,” katanya penuh harap.

Di sisi lain, acara tahun ini tidak didanai oleh APBD Kota Banjarmasin, sehingga panitia mengenakan biaya pendaftaran sebesar Rp100 ribu per peserta.

Baca Juga :  Kembali Sentuh All Time High, Kapitalisasi Pasar BBRI Tembus Rp913 Triliun

Menanggapi hal ini, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, yang turut hadir dalam acara, melemparkan jawaban kepada panitia. “Tanya ke panitia saja,” kata Ibnu.

Meski begitu, ia menyebut bahwa bantuan dari Pemko masih ada dalam bentuk dukungan untuk kegiatan lainnya.

Ibnu Sina bersama Wakil Wali Kota, Arifin Noor, tak ketinggalan untuk merasakan langsung tradisi bersejarah yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini.

Ia berharap, tradisi Baayun Maulid akan terus digelar setiap tahunnya dan tetap diramaikan oleh masyarakat.

“Guru-guru kita mengajarkan bahwa peringatan maulid ini penting. Anak-anak diayun agar paham sejarah Baginda Nabi Muhammad SAW, sekaligus meneruskan syariat, seperti memberi nama hingga sunatan,” katanya. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru