PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO-Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) H Agustiar Sabran SKom mengatakan, Ramadan bagi umat Islam yang bersamaan dengan perayaan Paskah bagi umat Kristen sedunia menjadi momentum tepat untuk membangun kebersamaan dan persatuan masyarakat, khususnya di Kalteng.
Menurut Agustiar, Ramadan dapat dimanfaatkan sebagai momen untuk meningkatkan ibadah, memupuk rasa kepedulian terhadap sesama, terutama kepada anak-anak yatim piatu dan orang tidak mampu.
“Perjalanan hidup harus dijalani dengan ikhlas, tulus, dan berbagi dengan sesama. Apalagi saat ini merupakan bulan penuh ampunan. Marilah kita berbagi semampu yang bisa kita lakukan. Mari saling berbagi dan membantu tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Agustiar, berpuasa selama Ramadan bukan sekadar menahan haus dan lapar, tetapi juga bagaimana menahan diri dari hawa nafsu dan perilaku tidak terpuji, membentuk diri menjadi hamba Allah yang lebih baik dan taat. Jadikan Ramadan sebagai kesempatan mengubah diri, menjadi hamba yang diridai dan dicintai Allah SWT.
Pada kesempatan yang sama, umat Kristen juga merayakan Paskah. Momentum itu merupakan bentuk pengakuan atas keteladanan yang telah diwariskan Yesus dan dipercaya oleh umat Kristen.
“Saya ucapkan selamat merayakan Paskah bagi umat Kristen, semoga makin maju dan kuat dalam kebersamaan dengan semua elemen bangsa dalam menjaga persatuan, memajukan pembangunan bagi kemaslahatan bangsa dan negara, terkhusus membangun kesejahteraan di tanah Kalteng ini,” sebutnya.
Agustiar mengatakan, agama lahir sebagai instrumen pencerahan bagi umat manusia. Momen Paskah menunjukkan kesejatian pengorbanan dan pelayanan yang tulus dalam merentangkan jalan keselamatan. Momentum sakral tersebut membuktikan bahwa ajaran agama lahir sebagai instrumen pencerahan bagi seluruh umat manusia.
“Siapa pun orangnya, apa pun agamanya, kita sebagai manusia adalah pelayan bagi sesama. Kehidupan yang rukun dan harmonis hanya bisa tercipta dalam suasana kebersamaan dan perasaan empati terhadap penderitaan orang lain,” sambungnya.
Karena itu, Agustiar mengajak masyarakat menjadikan perayaan Paskah sebagai momentum yang tepat untuk mempererat kesatuan dan persatuan antarumat beragama. Apalagi, perayaan hari spesial empat agama berlangsung secara berdekatan, yakni Ramadan bagi umat Islam yang saat ini masih berlangsung, Nyepi Tahun Baru Saka 1945 bagi umat Hindu, dan Paskah untuk umat Katolik dan Kristen Protestan.
“Saya berharap melalui momentum perayaan Paskah tahun ini, umat beragama ikut berperan dan berkontribusi dalam upaya menjaga kerukunan antarumat beragama, membangun kesatuan dan keutuhan nasional,” pintanya.
“Harapan tentang masa depan kehidupan yang lebih aman dan damai, saling melayani, bahkan berkorban demi kepentingan yang lebih besar, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan,” tambahnya.
Politikus PDIP itu mengingatkan kembali pesan Ir Seokarno, bahwa bangsa Indonesia adalah kesatuan dari barat sampai timur. Persatuan dan kesatuan adalah satu-satunya cara agar bangsa ini terlepas dari hinaan serta penindasan bangsa lain. Bangsa Indonesia ibarat seikat sapu lidi yang terdiri dari beratus-ratus lidi. Jika tidak diikat, akan tercerai-berai, tidak berguna, dan mudah dipatahkan.
Agustiar berharap kerukunan antarumat beragama terus ditingkatkan ke depan, sehingga persatuan dan kesatuan tetap terawat dalam bingkai NKRI dan huma betang. (nue/ala/kpg)