29.2 C
Jakarta
Wednesday, February 5, 2025

Jelang Nataru, Harga Pangan di Kalteng Mulai Dipantau

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO –  Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai melakukan pemantauan harga pangan menjelang Hari Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (nataru) di Pasar Besar Kota Palangkaraya, Rabu (29/11).

Staff Ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko mengatakan beberapa komoditas yang sedikit mengalami kenaikan yakni gula pasir. Sebelumnya harga Rp13.000, namun kini naik menjadi Rp18.000 perkilogram.

”Kemudian beras tertentu berbeda harga. Mungkin karena dia mengambil dari pengecer ke pengecer. Itu kan di tingkat pengecer. Misalnya beras SPHP tadi, ada yang menjual sekitar Rp17.500. Mungkin ia tidak berhak menjualnya sebesar itu, harganya itu Rp11.500 paling tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan stok pangan untuk natal dan tahun baru (nataru) terbilang aman. Namun demikian, atas temuan tersebut, akan ada edukasi melalui kegiatan penambahan pasar-pasar di sekitar

Baca Juga :  Kapolda Kalteng: Percepat Vaksinasi, Tingkatkan Prokes

”Misal di Palangkaraya ini kan dua toko, masyarakat sudah diberi edukasi melalui online maupun dari hasil pertemuan beberapa waktu yang lalu. Harga beras untuk SPHP maksimal Rp11.500 (perkilogram). Masyarakat banyak yang tidak tahu. Toko-toko mengambil barang dari berbagai pedagang lainnya. Sehingga bervariasi harganya di situ,”katanya.

Terkait harga minyak goreng, ia menyebut ada kenaikan sekitar Rp500 hingga Rp700 dari harga awal yang hanya Rp14.000.

”Ada yang Rp16.000, ada yang Rp17.000,”ujarnya.

Sementara di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalimantan Tengah (Kalteng) Riza Rahmadi menyebut tiga program pemerintah seperti bantuan pangan, beras SPHP, dan program beras subsidi pemerintah bekerja sama dengan bulog ternyata berpengaruh signifikan.

Baca Juga :  Waspada! Kasus Covid-19 Kembali Meningkat di Kotim

”Diharapkan tiga program ini, bisa menahan laju kenaikan harga beras. Kalau kita lihat signifikan pengaruhnya. Pedagang pun berpikir dengan 3 program pemerintah ini, dia akan tidak terlalu menahan beras. Pasti akan dilepas ke pasar, karena kalau beras ditahan terlalu lama, akan mengakibatkan nilai jualnya menurun. Jadi saya optimis 3 program pemerintah untuk beras dapat kita kendalikan,”ujarnya.

Terkait harga cabai, sebut Riza sempat berfluktuasi. Namun demikian, harga saat ini sudah menurun dari awalnya cabai merah perkilogram Rp100.000, kini menjadi Rp90.000.  Sedangkan cabai keriting dari Rp90.000 turun menjadi Rp85.000

”Kita juga optimis. Kita sudah memasuki musim penghujan. Petani kita sudah mulai menanam. Kita harapkan desember panen tanaman cabai, fluktuasinya menghadapi nataru tidak akan berpengaruh besar,”tandasnya. (hfz/hnd)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO –  Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai melakukan pemantauan harga pangan menjelang Hari Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (nataru) di Pasar Besar Kota Palangkaraya, Rabu (29/11).

Staff Ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko mengatakan beberapa komoditas yang sedikit mengalami kenaikan yakni gula pasir. Sebelumnya harga Rp13.000, namun kini naik menjadi Rp18.000 perkilogram.

”Kemudian beras tertentu berbeda harga. Mungkin karena dia mengambil dari pengecer ke pengecer. Itu kan di tingkat pengecer. Misalnya beras SPHP tadi, ada yang menjual sekitar Rp17.500. Mungkin ia tidak berhak menjualnya sebesar itu, harganya itu Rp11.500 paling tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan stok pangan untuk natal dan tahun baru (nataru) terbilang aman. Namun demikian, atas temuan tersebut, akan ada edukasi melalui kegiatan penambahan pasar-pasar di sekitar

Baca Juga :  Kapolda Kalteng: Percepat Vaksinasi, Tingkatkan Prokes

”Misal di Palangkaraya ini kan dua toko, masyarakat sudah diberi edukasi melalui online maupun dari hasil pertemuan beberapa waktu yang lalu. Harga beras untuk SPHP maksimal Rp11.500 (perkilogram). Masyarakat banyak yang tidak tahu. Toko-toko mengambil barang dari berbagai pedagang lainnya. Sehingga bervariasi harganya di situ,”katanya.

Terkait harga minyak goreng, ia menyebut ada kenaikan sekitar Rp500 hingga Rp700 dari harga awal yang hanya Rp14.000.

”Ada yang Rp16.000, ada yang Rp17.000,”ujarnya.

Sementara di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalimantan Tengah (Kalteng) Riza Rahmadi menyebut tiga program pemerintah seperti bantuan pangan, beras SPHP, dan program beras subsidi pemerintah bekerja sama dengan bulog ternyata berpengaruh signifikan.

Baca Juga :  Waspada! Kasus Covid-19 Kembali Meningkat di Kotim

”Diharapkan tiga program ini, bisa menahan laju kenaikan harga beras. Kalau kita lihat signifikan pengaruhnya. Pedagang pun berpikir dengan 3 program pemerintah ini, dia akan tidak terlalu menahan beras. Pasti akan dilepas ke pasar, karena kalau beras ditahan terlalu lama, akan mengakibatkan nilai jualnya menurun. Jadi saya optimis 3 program pemerintah untuk beras dapat kita kendalikan,”ujarnya.

Terkait harga cabai, sebut Riza sempat berfluktuasi. Namun demikian, harga saat ini sudah menurun dari awalnya cabai merah perkilogram Rp100.000, kini menjadi Rp90.000.  Sedangkan cabai keriting dari Rp90.000 turun menjadi Rp85.000

”Kita juga optimis. Kita sudah memasuki musim penghujan. Petani kita sudah mulai menanam. Kita harapkan desember panen tanaman cabai, fluktuasinya menghadapi nataru tidak akan berpengaruh besar,”tandasnya. (hfz/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru