SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemilihan Umum (Pemilu) serentak yang akan diselenggrakan 14 Februari 2024 mendatang, memerlukan seluruh pihak untuk bersama-sama menyukseskannya. Tidak hanya dari sisi pemilihan suara, situasi yang damai, aman dan kondusif juga perlu dibangun. Sehingga tidak terjadi perpecahan ditengah masyarakat.
Untuk itu, para ulama mempunyai peran menyatukan masyarakat demi menyongsong Pemilu yang damai. Mengingat peran mereka sebagai pemersatu umat, membuat mereka mempunya kekuatan untuk mewujudkan itu. Hal tersebut diapresiasi langsung oleh Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) H Halikinnor.
“Saya mengapresiasi sekali gagasan para ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kotim ini untuk sama-sama menyamakan presepsi. Hal ini demi keberlangsungan Pemilu yang damai,”ujar Halikin saat membuka rapat koordinasi MUI kabupaten dan kecamatan se-Kotim di Aula Islamic Center, Masjid Wahyu Al Hadi, Sabtu (26/11).
Halikinnor menyebutkan, sikap damai dalam pelaksanaan Pemilu kali ini harus betul-betul dibangun. mengingat, pemilihan pemimpin saat pesta demokrasi lima tahunan itu akan menentukan nasib negara dan daerah untuk lima tahun kedepan. Dirinya menghimbau agar jangan sampai ada perpecahan meskipun berbeda pilihan.
“Kita harus menyikapi pemungutan suara lima tahunan ini dengan cara yang damai. Jadi nanti pemimpin yang terpilih dapat membawa Indonesia lebih maju lagi,”ucapnya.
Ia melanjutkan, hal itu juga selaras dengan target Indonesia untuk mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045. Untuk mencapai hal itu, pembangunan dan perkembangan negara harus dilakukan dari sekarang. Sehingga pemimpin yang dipilih harus betul-betul bisa membangun Indonesia usai dipilih.
“Kita ingin Indonesia ini menjadi negara maju 2045 nanti, Jadi pemimpinnya harus dari sekarang yang betul-betul bisa mewujudkan itu. Karena untuk mengejar itu, perlu waktu,” imbau Halikin seraya berpesan kepada masyarakat agar tidak golput saat Pemilu nanti. (bah/kpg/ind)