27.8 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Lestarikan Budaya Lokal di Tengah Era Digitalisasi

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengajak seluruh masyarakat untuk tetap mempertahankan eksistansi budaya lokal yang ada di wilayah itu. Pasalnya, era digitalisasi dapat menghapus budaya lokal yang ada. Padahal budaya lokal dapat berpotensi menjadi wadah pariwisata baru.

“Budaya lokal ini harus dilestarikan. Karena jika tidak, itu bisa hilang. Apalagi di era digitalisasi sekarang. Kita contoh Bali, budaya mereka bisa tetap dilestarikan dan bahkan menjadi nilai jual dibidang pariwisata,” kata Halikin, Selasa (7/3).

Dirinya mengatakan, negara-negara maju bahkan masih terasa budaya lokal yang sa ngat kental. Hal tersebut perlu di contoh. Karena meskipun sudah memasuki zaman modern, akan tetapi tetap mempertahankan budaya yang sekarang menjadi ciri khas mereka.

Baca Juga :  Orang Tua Diminta Tidak Menikahkan Anaknya yang masih di Bawah Umur

“Kita lihat negara maju seperti China, Jepang dan Korea. Budaya mereka kental sekali bahkan sudah menjadi ciri khas mereka. Kita juga harus mencontoh itu,” ujar Halikin.

Menurutnya, budaya merupakan jati diri sebuah daerah. Sehingga dengan adanya budaya lokal tersebut apalagi terdapat budaya yang unik, dapat menarik perhatian orang luar untuk mencari tahu tentang suatu wilayah yang memiliki keunikan budaya tersebut.

“Silahkan saja ikuti perkembangan zaman. Tapi budaya jangan ditinggalkan karena ini jati diri kita. Semakin banyak dikenal budaya kita, semakin banyak orang yang akan datang ketempat kita,” ucap Halikin.

Ia juga mengatakan pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan budaya lokal apapun yang diselenggarakan di wilayah Kabupaten Kotim. Hal tersebut sebagai upaya untuk mengenalkan budaya daerah ini ke orang luar dan serta menarik generasi muda untuk bisa kelestarikan budaya yang ada.(bah/ans/kpg)

Baca Juga :  Kebutuhan ASN Dipenuhi dengan Para Tenaga Kontrak

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengajak seluruh masyarakat untuk tetap mempertahankan eksistansi budaya lokal yang ada di wilayah itu. Pasalnya, era digitalisasi dapat menghapus budaya lokal yang ada. Padahal budaya lokal dapat berpotensi menjadi wadah pariwisata baru.

“Budaya lokal ini harus dilestarikan. Karena jika tidak, itu bisa hilang. Apalagi di era digitalisasi sekarang. Kita contoh Bali, budaya mereka bisa tetap dilestarikan dan bahkan menjadi nilai jual dibidang pariwisata,” kata Halikin, Selasa (7/3).

Dirinya mengatakan, negara-negara maju bahkan masih terasa budaya lokal yang sa ngat kental. Hal tersebut perlu di contoh. Karena meskipun sudah memasuki zaman modern, akan tetapi tetap mempertahankan budaya yang sekarang menjadi ciri khas mereka.

Baca Juga :  Orang Tua Diminta Tidak Menikahkan Anaknya yang masih di Bawah Umur

“Kita lihat negara maju seperti China, Jepang dan Korea. Budaya mereka kental sekali bahkan sudah menjadi ciri khas mereka. Kita juga harus mencontoh itu,” ujar Halikin.

Menurutnya, budaya merupakan jati diri sebuah daerah. Sehingga dengan adanya budaya lokal tersebut apalagi terdapat budaya yang unik, dapat menarik perhatian orang luar untuk mencari tahu tentang suatu wilayah yang memiliki keunikan budaya tersebut.

“Silahkan saja ikuti perkembangan zaman. Tapi budaya jangan ditinggalkan karena ini jati diri kita. Semakin banyak dikenal budaya kita, semakin banyak orang yang akan datang ketempat kita,” ucap Halikin.

Ia juga mengatakan pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan budaya lokal apapun yang diselenggarakan di wilayah Kabupaten Kotim. Hal tersebut sebagai upaya untuk mengenalkan budaya daerah ini ke orang luar dan serta menarik generasi muda untuk bisa kelestarikan budaya yang ada.(bah/ans/kpg)

Baca Juga :  Kebutuhan ASN Dipenuhi dengan Para Tenaga Kontrak

Terpopuler

Artikel Terbaru