26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Unair Temukan Obat Covid-19

 

SURABAYA-Tidak
sedikit pun tampak keraguan di wajah Rektor Universitas Airlangga (Unair)
Mohammad Nasih saat menyampaikan kabar itu di Markas Besar TNI-AD (Mabesad)
kemarin (15/8). Sangat percaya diri. Di depan ratusan orang, termasuk awak
media, dia berujar, ”Kalau ada isu di luaran, bikin obat kok kayak bikin tahu
saja, itu tidak benar.”

Ya, setidaknya
butuh waktu hampir setengah tahun hingga pihaknya berani mengumumkan temuan
yang banyak dinantikan: obat Covid-19. Sejak Maret, Unair meneliti obat itu.
Bekerja sama dengan TNI-AD dan Badan Intelijen Negara (BIN). Hasilnya, di
antara lima kombinasi obat, tiga sudah tuntas melalui uji klinis. Bahkan,
mereka berani menyatakan telah menemukan obat Covid-19 pertama di dunia.

Efektivitas
obat Covid-19 yang ditemukan, kata dia, ada yang mencapai 98 persen. Angka itu
membuat pihaknya semakin yakin bahwa kerja sama Unair dengan TNI-AD dan BIN
tidak percuma. ”Tidak ada celah yang kemudian bisa menghalangi (obat) ini untuk
berlanjut pada proses berikutnya,” tegasnya. Proses yang dimaksud Nasih adalah
produksi secara masal.

Hasil uji
klinis yang dilakukan menunjukkan bahwa obat Covid-19 itu siap dipakai kepada
pasien yang tertular virus SARS-CoV-2. Baik yang masuk kategori ringan, sedang,
maupun berat. Namun, ada satu catatan: obat Covid-19 itu tidak cocok untuk
pasien yang sudah ditangani menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan.
Untuk diproduksi secara masal, Unair, TNI-AD, dan BIN tinggal menunggu izin
produksi dan edar dari BPOM.

Baca Juga :  Polda Kalteng Tangkap Ketua Adat Kinipan Effendi Buhing

Kepala Staf Angkatan
Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa juga berharap upaya Unair, TNI-AD, dan
BIN mendapat dukungan. Dengan begitu, produksi masal obat tersebut bisa
dilakukan.

Wakil ketua
Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu mengungkapkan,
Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengetahui keberadaan obat Covid-19 yang
diumumkan kemarin. ”Dan, beliau mendukung proses produksinya,” ungkapnya.

Karena itu,
dalam acara kemarin, turut hadir pimpinan PT Kimia Farma. Selain itu, lembaga
farmasi milik TNI-AD dan Polri dipastikan terlibat.

Andika
menyatakan, timnya terbuka bila ada pihak-pihak lain yang ingin membantu
memproduksi obat tersebut. Termasuk perusahaan non-pelat merah atau swasta. Dia
yakin urusan izin produksi dan izin edar segera tuntas. Rabu (19/8) pihaknya
bakal bertemu ketua BPOM untuk membahasnya. Menurut dia, BPOM turut mengikuti
tahap uji klinis di Secapa.

Baca Juga :  Kulit Durian dan Gambir Atasi Masalah Kewanitaan

Salah satu
bukti nyata, keberhasilan TNI-AD menyembuhkan seribu lebih pasien Covid-19
dalam tempo kurang lebih sebulan. Di antara total 1.308 pasien Covid di klaster
Secapa, 754 pasien dinyatakan sembuh kemarin.

Purwanti, ketua
tim uji klinis yang juga dokter perwakilan dari Unair, menyatakan, sejauh ini
obat tersebut efektif menyembuhkan pasien Covid-19 dengan resep diminum dua
kali sehari. Meski hanya diuji klinis kepada pasien usia 18 tahun ke atas, dia
percaya, dengan dosis tertentu obat itu bisa saja digunakan pasien usia 18
tahun ke bawah. Untuk itu, dia meyakinkan bahwa obat tersebut tinggal menunggu
izin produksi dan edar saja.

Purwanti
memastikan bahwa efek samping obat tersebut tidak berbahaya bagi pasien.
Kekhawatiran efek samping pada organ seperti jantung, ginjal, dan liver pasien
sudah diperiksa dan hasilnya tidak ada masalah. ”Jadi, relatif aman untuk
dipakai,” imbuhnya.

Hingga kemarin
(15/8), kasus positif di Indonesia bertambah cukup signifikan. Yakni, 2.345
orang sehingga total kasus positif menjadi 137.468 orang. Diiringi kasus
kesembuhan 1.703 orang sehingga total mencapai 91.321 orang dan kasus kematian
bertambah 50 orang menjadi 6.071 orang.

 

 

SURABAYA-Tidak
sedikit pun tampak keraguan di wajah Rektor Universitas Airlangga (Unair)
Mohammad Nasih saat menyampaikan kabar itu di Markas Besar TNI-AD (Mabesad)
kemarin (15/8). Sangat percaya diri. Di depan ratusan orang, termasuk awak
media, dia berujar, ”Kalau ada isu di luaran, bikin obat kok kayak bikin tahu
saja, itu tidak benar.”

Ya, setidaknya
butuh waktu hampir setengah tahun hingga pihaknya berani mengumumkan temuan
yang banyak dinantikan: obat Covid-19. Sejak Maret, Unair meneliti obat itu.
Bekerja sama dengan TNI-AD dan Badan Intelijen Negara (BIN). Hasilnya, di
antara lima kombinasi obat, tiga sudah tuntas melalui uji klinis. Bahkan,
mereka berani menyatakan telah menemukan obat Covid-19 pertama di dunia.

Efektivitas
obat Covid-19 yang ditemukan, kata dia, ada yang mencapai 98 persen. Angka itu
membuat pihaknya semakin yakin bahwa kerja sama Unair dengan TNI-AD dan BIN
tidak percuma. ”Tidak ada celah yang kemudian bisa menghalangi (obat) ini untuk
berlanjut pada proses berikutnya,” tegasnya. Proses yang dimaksud Nasih adalah
produksi secara masal.

Hasil uji
klinis yang dilakukan menunjukkan bahwa obat Covid-19 itu siap dipakai kepada
pasien yang tertular virus SARS-CoV-2. Baik yang masuk kategori ringan, sedang,
maupun berat. Namun, ada satu catatan: obat Covid-19 itu tidak cocok untuk
pasien yang sudah ditangani menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan.
Untuk diproduksi secara masal, Unair, TNI-AD, dan BIN tinggal menunggu izin
produksi dan edar dari BPOM.

Baca Juga :  Polda Kalteng Tangkap Ketua Adat Kinipan Effendi Buhing

Kepala Staf Angkatan
Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa juga berharap upaya Unair, TNI-AD, dan
BIN mendapat dukungan. Dengan begitu, produksi masal obat tersebut bisa
dilakukan.

Wakil ketua
Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu mengungkapkan,
Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengetahui keberadaan obat Covid-19 yang
diumumkan kemarin. ”Dan, beliau mendukung proses produksinya,” ungkapnya.

Karena itu,
dalam acara kemarin, turut hadir pimpinan PT Kimia Farma. Selain itu, lembaga
farmasi milik TNI-AD dan Polri dipastikan terlibat.

Andika
menyatakan, timnya terbuka bila ada pihak-pihak lain yang ingin membantu
memproduksi obat tersebut. Termasuk perusahaan non-pelat merah atau swasta. Dia
yakin urusan izin produksi dan izin edar segera tuntas. Rabu (19/8) pihaknya
bakal bertemu ketua BPOM untuk membahasnya. Menurut dia, BPOM turut mengikuti
tahap uji klinis di Secapa.

Baca Juga :  Kulit Durian dan Gambir Atasi Masalah Kewanitaan

Salah satu
bukti nyata, keberhasilan TNI-AD menyembuhkan seribu lebih pasien Covid-19
dalam tempo kurang lebih sebulan. Di antara total 1.308 pasien Covid di klaster
Secapa, 754 pasien dinyatakan sembuh kemarin.

Purwanti, ketua
tim uji klinis yang juga dokter perwakilan dari Unair, menyatakan, sejauh ini
obat tersebut efektif menyembuhkan pasien Covid-19 dengan resep diminum dua
kali sehari. Meski hanya diuji klinis kepada pasien usia 18 tahun ke atas, dia
percaya, dengan dosis tertentu obat itu bisa saja digunakan pasien usia 18
tahun ke bawah. Untuk itu, dia meyakinkan bahwa obat tersebut tinggal menunggu
izin produksi dan edar saja.

Purwanti
memastikan bahwa efek samping obat tersebut tidak berbahaya bagi pasien.
Kekhawatiran efek samping pada organ seperti jantung, ginjal, dan liver pasien
sudah diperiksa dan hasilnya tidak ada masalah. ”Jadi, relatif aman untuk
dipakai,” imbuhnya.

Hingga kemarin
(15/8), kasus positif di Indonesia bertambah cukup signifikan. Yakni, 2.345
orang sehingga total kasus positif menjadi 137.468 orang. Diiringi kasus
kesembuhan 1.703 orang sehingga total mencapai 91.321 orang dan kasus kematian
bertambah 50 orang menjadi 6.071 orang.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru