26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Banjir Terparah, Belasan Ribu Jiwa Terdampak

PALANGKA
RAYA
,KALTENGPOS.CO-Pada 2020
ini, Kalteng dilanda tiga bencana. Awal tahun lalu, Covid-19 melanda Kalteng
dan ditetapkan tanggap darurat, disusul penetapan tanggap darurat kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) dan pada 11 September lalu Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Kalteng tetapkan status tanggap darurat bencana banjir.

Beberapa hari lalu tiga
bupati telah menetapkan status tanggap darurat banjir di antaranya, Kabupaten
Lamandau, Seruyan dan Katingan. Meskipun, di daerah lain seperti Kotawaringin
Timur (Kotim) dan Kapuas juga sudah terpantau terjadi banjir.

Sementara itu,
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kalteng Darliansjah mengatakan, tanggap
darurat bencana banjir di tingkat provinsi sejak 11 September lalu akan
berakhir hingga 26 September nanti. Hal ini dalam rangka antisipasi jika ada
kabupaten yang tetapkan darurat banjir.

Baca Juga :  Waspada! Sudah Muncul Tiga Klaster Covid-19 di Kapuas

“Penetapan status
tanggap darurat di provinsi ini sebagai payung hukum dalam rangka memberikan
bantuan kepada daerah-daerah yang terdampak banjir,” katanya.

Dijelaskan Darli,
berdasarkan update data saat ini terdapat empat daerah terdampak banjir, baik
yang sudah menetapkan darurat bencana maupun tidak yakni Kotim, tercatat
sebanyak 6.445 kepala keluarga (KK) atau 17.512 jiwa terdampak.

Daerah dengan jumlah KK
paling banyak terdampak yakni Kabupaten Seruyan, pasalnya seluruh KK terdampak
sebanyak 3.943 KK atau 15.485 jiwa. Tetapi, dari empat kabupaten terdampak
banjir ini, yang terpaksa harus mengungsi hanya di Kabupaten Lamandau saja,
dengan jumlah pengungsi yakni 82 KK atau 279 jiwa.

“Untuk daerah yang
lainnya tidak sampai mengungsi, hanya di Lamandau saja beberapa KK harus
mengungsi,” ucapnya, kemarin.

Baca Juga :  Wadah Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan Umat Muslim Kepada Allah SWT

Sedangkan, lanjut
Darli, berkenaan bangunan yang terdampak, secara keseluruhan terdapat 2.332
bangunan rumah, 14 fasilitas umum, dua fasilitas sosial, tujuh rumah ibadah,
delapan sekolah dan satu fasilitas kesehatan.

“Data-data ini
akumulasi dari empat kabupaten, tiga kabupaten yang sudah menetapkan tanggap
darurat dan Kabupaten Kotim,” ujarnya.

Meskipun, lanjut dia,
saat ini juga terpantau terjadi banjir di Kabupaten Kapuas. “Kami sudah
berkoordinasi dengan kepala BPBD Kapuas untuk mengkaji berapa titik yang
terdampak,” tegasnya.

Sementara itu, terhadap
bencana banjir ini, pihaknya menyebut tidak ada korban jiwa dalam artian
meninggal dunia. Bahkan, saat ada pun nantinya harus diidentifikasi kembali
apakah karena banjir atau yang lainnya. 


PALANGKA
RAYA
,KALTENGPOS.CO-Pada 2020
ini, Kalteng dilanda tiga bencana. Awal tahun lalu, Covid-19 melanda Kalteng
dan ditetapkan tanggap darurat, disusul penetapan tanggap darurat kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) dan pada 11 September lalu Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Kalteng tetapkan status tanggap darurat bencana banjir.

Beberapa hari lalu tiga
bupati telah menetapkan status tanggap darurat banjir di antaranya, Kabupaten
Lamandau, Seruyan dan Katingan. Meskipun, di daerah lain seperti Kotawaringin
Timur (Kotim) dan Kapuas juga sudah terpantau terjadi banjir.

Sementara itu,
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kalteng Darliansjah mengatakan, tanggap
darurat bencana banjir di tingkat provinsi sejak 11 September lalu akan
berakhir hingga 26 September nanti. Hal ini dalam rangka antisipasi jika ada
kabupaten yang tetapkan darurat banjir.

Baca Juga :  Waspada! Sudah Muncul Tiga Klaster Covid-19 di Kapuas

“Penetapan status
tanggap darurat di provinsi ini sebagai payung hukum dalam rangka memberikan
bantuan kepada daerah-daerah yang terdampak banjir,” katanya.

Dijelaskan Darli,
berdasarkan update data saat ini terdapat empat daerah terdampak banjir, baik
yang sudah menetapkan darurat bencana maupun tidak yakni Kotim, tercatat
sebanyak 6.445 kepala keluarga (KK) atau 17.512 jiwa terdampak.

Daerah dengan jumlah KK
paling banyak terdampak yakni Kabupaten Seruyan, pasalnya seluruh KK terdampak
sebanyak 3.943 KK atau 15.485 jiwa. Tetapi, dari empat kabupaten terdampak
banjir ini, yang terpaksa harus mengungsi hanya di Kabupaten Lamandau saja,
dengan jumlah pengungsi yakni 82 KK atau 279 jiwa.

“Untuk daerah yang
lainnya tidak sampai mengungsi, hanya di Lamandau saja beberapa KK harus
mengungsi,” ucapnya, kemarin.

Baca Juga :  Wadah Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan Umat Muslim Kepada Allah SWT

Sedangkan, lanjut
Darli, berkenaan bangunan yang terdampak, secara keseluruhan terdapat 2.332
bangunan rumah, 14 fasilitas umum, dua fasilitas sosial, tujuh rumah ibadah,
delapan sekolah dan satu fasilitas kesehatan.

“Data-data ini
akumulasi dari empat kabupaten, tiga kabupaten yang sudah menetapkan tanggap
darurat dan Kabupaten Kotim,” ujarnya.

Meskipun, lanjut dia,
saat ini juga terpantau terjadi banjir di Kabupaten Kapuas. “Kami sudah
berkoordinasi dengan kepala BPBD Kapuas untuk mengkaji berapa titik yang
terdampak,” tegasnya.

Sementara itu, terhadap
bencana banjir ini, pihaknya menyebut tidak ada korban jiwa dalam artian
meninggal dunia. Bahkan, saat ada pun nantinya harus diidentifikasi kembali
apakah karena banjir atau yang lainnya. 


Terpopuler

Artikel Terbaru