ARAB Saudi bersikap tegas terhadap jamaah yang melaksanakan haji secara ilegal tahun ini.
Hanya mereka yang punya visa khusus haji yang boleh melangkahkan kaki ke Tanah Suci. Bukan visa turis, bukan visa umrah. Hanya visa haji.
Mulai 29 April 2025 atau 1 Zulkaidah 1446 H, aturan ini resmi diberlakukan. Pemerintah Saudi pun melarang semua hotel dan tempat penginapan di Makkah menerima tamu yang tidak memiliki izin haji resmi. Jika melanggar, hukumannya berat.
“Keamanan adalah garis merah. Sistem ini dibuat untuk melindungi keselamatan dan martabat para tamu Allah,” tegas Mohammed Abdullah Al Bassami, Direktur Keamanan Publik Arab Saudi.
Langkah ini adalah bagian dari operasi besar untuk mensterilkan Makkah dari jemaah umrah sebelum musim haji dimulai.
Otoritas Saudi bahkan sudah mengumumkan bahwa 29 April adalah batas akhir seluruh jemaah umrah dari luar negeri harus meninggalkan negara itu.
Siapa pun yang mencoba tinggal lebih lama dari masa berlaku visanya, siap-siap kena sanksi, yaitu denda besar, deportasi, bahkan hukuman penjara.
Bukan hanya karena visa. Saudi juga mempertimbangkan aspek teknologi dan keselamatan.
Manajemen kerumunan jemaah di Tanah Suci sudah sangat bergantung pada sistem kecerdasan buatan (AI).
“Pelanggaran kecil seperti overstay atau visa tidak sesuai bisa mengganggu sistem pengaturan jutaan jemaah. Ini bukan hanya soal hukum, tapi soal keselamatan,” ungkap salah satu sumber dari Kementerian Dalam Negeri.
Sistem AI di Makkah saat ini memantau langsung pergerakan jemaah, mengarahkan arus dari pintu masuk kota hingga ke Masjidil Haram.
Dengan jutaan orang datang dari berbagai penjuru dunia, kesalahan kecil bisa berakibat fatal.
Arab Saudi juga menggelar razia di berbagai wilayah untuk mencari pelanggar yang nekat masuk Makkah tanpa izin resmi. Kementerian Haji dan Umrah sudah berulang kali memberi peringatan.
“Semua yang melanggar sistem ini ikut merusak ekosistem ibadah haji. Ini bukan hanya tentang individu, tapi tentang jutaan orang lain yang menjalankan rukun Islam kelima,” tegas pernyataan resmi dari kementerian.
Dengan pendekatan ini, Saudi ingin memastikan bahwa setiap jemaah mendapat pengalaman haji yang aman, tertib, dan penuh khidmat.
Tapi bagi mereka yang coba-coba “nyelinap”, risikonya makin besar tahun ini. (jpg)