Site icon Prokalteng

Berbaur Warga Lokal, Jaga Walet, dan Menambang Emas

berbaur-warga-lokal-jaga-walet-dan-menambang-emas

Berbeda dengan terduga
teroris diamankan di Palangka Raya yang dikenal tertutup dengan tetangganya,
justru kebiasaan sejumlah terduga terorisme jaringan JAD binaan ISIS yang diangkut
dari Gunung Mas, sekilas membaur dengan masyarakat sekitar.

 

APRIANDO, Kuala Kurun

===================-

ROMBONGAN belasan warga
datang menggunakan mobil Ranger merah (taksi), Senin (10/6) pukul 20. 00 WIB.
Mereka meminta dicarikan dua kamar di lantai dua untuk menginap dengan biaya
paling murah.

“Habis bekerja nambang
emas, mereka datang banyak, dua keluarga, perempuanya memakai cadar semua,
katanya dari Muara Rungan, rencananya mau ke Palangka Raya, namun taksi malam
itu tidak ada,” kata Ali (45), penjaga losmen saat dibincangi Kalteng Pos,
Selasa (11/5).

Saat memesan kamar,
salah satu kepala keluarga menunjukkan Kartu Tanda Penduduknya (KTP). Atas nama
Haliardi. Membayar lunas Rp140.000 untuk dua kamar lantai atas dengan harga
ekonomis.

Belum sampai satu jam
menginap, tepatnya pukul 21.00 WIB, kepolisian mengepung dan menggerebek losmen
warna orange tersebut.

“Saya terkejut. Saat digerebek
mereka sempat mencoba kabur namun puluhan polisi sudah mengepung. Ada saya
dengar sempat berkata selamatkan anak-anak dulu,” ucapnya sambil menirukan
kata-kata yang ia dengar dari salah satu terduga teroris, sesaat sebelum
ditangkap.

Saksi mata lainnya, Rasyid,
juga mengaku terkejut melihat puluhan polisi bersenjata lengkap mengepung losmen
yang dijaga Ali.

“Jam 02.00 pagi diangkut
polisi, yang saya lihat perempuan memakai cadar, anak-anak tiga, perempuan
tiga, laki-laki empat orang, dibawa bersama dengan barang-barangnya seperti
tas,” ujarnya.

Di tempat berbeda,
fakta lapangan lainnya ditemukan.

Diketahui, terduga teroris
jaringan JAD binaan ISIS ini keberadaanya sudah selama lima bulan di Kabupaten Gunung
Mas. Mendirikan pondok yang berpindah-pindah. Membaur dan menumpang bekerja
dengan masyarakat lokal untuk hidup.

Mereka bekerja sebagai
penambang emas selama dua bulan di daerah Tumbang Tue, Kecamatan Rungan Hulu, dan
beberapa tempat lainnya.

Menetap cukup lama di
Dam (waduk) Biwit, Kecamatan Tewah, ikut masyarakat lokal bekerja sebagai
penjaga sarang burung walet.

Camat Tewah, Hengky
Panto membeberkan pada Maret lalu sudah ada laporan masyarakat terkait warga
pendatang yang dianggap mencurigakan, setelah melihat cara berpakaian dan tidak
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

“Kita dapat laporan
pada maret lalu, pendatang baru yang mencurigakan, mereka sempat tinggal di Dam
Sakata, kemudian berpindah lagi ke Dam Diwit, berpindah lagi ke daerah Pasir
Putih, dan berpindah lagi ke daerah Rungan Hulu, informasi tersebut kita
lanjutkan ke pihak berwajib,” bebernya.

Hingga akhirnya, Polda Kalteng dan Densus 88
mengepung dan mengamankan terduga teroris, di hari yang sama dengan di Palangka
Raya, Senin (10/6). (*/abe)

Exit mobile version