27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Begini Cerita Tokoh Masyarakat Kalteng, Soekarno Proyeksikan Palangka

PALANGKA RAYA – Sejak beberapa tahun terakhir, nama Palangka Raya
di Provinsi Kalimantan Tengah semakin akrab didengar di tingkat nasional. Hal setelah
Palangka Raya disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat sebagai lokasi
ibukota baru RI.

Terlebih lagi, sejarah penggadangan
Palangka Raya sebagai pusat pemerintahan RI itu disebut telah muncul sejak
jaman Presiden Soekarno berkuasa. Dan hal itu pun diucapkan langsung oleh
Presiden pertama RI tersebut.

Salah satu tokoh masyarakat Dayak
di Kalteng, Lewis KDR kepada kaltengpos.co
mengungkapkan awal mula munculnya ide Soekarno menjadikan Palangka Raya sebagai
pusat pemerintahan RI.

Menurut Lewis yang mengaku saat
itu turut mendampingi Presiden Soekarno saat menancapkan tiang ulin (bukan batu
pertama) di Desa Pahandut yang kini menjadi Tugu Soekarno.

Baca Juga :  Tim Intai Satpol PP Tangkap Tangan Komplotan Pembakar Lahan

“Kayu ulinnya diikat dan di
potong dengan Mandau kemudian ditancap,” ujarnya, Rabu (8/5/2019).

Lebih lanjut dituturkan Lewis,
saat itulah kemudian Soekarno menyatakan bahwa dirinya bercita-cita kelak ibukota
RI berada di tengah-tengah Indonesia dan berada di Kalteng ini.

Palangka Raya dirancang langsung
oleh Soekarno yakni desain Kota Palangka Raya.

Menurut Soekarno, kata Lewis, posisi
Palangka Raya yang berada di tengah-tengah Indonesia, sangat strategis jika
menjadi pusat pemerintahan.

Sementara itu, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Guntur Talajan menceritakan sejarah
bagaimana Desa Pahandut bisa menjadi ibukota Provinsi Kalteng.

Hal ini berkaitan dengan angka
17. Angka 17 adalah dianggap angka keramat oleh Soekarno dan Tjilik Riwut,
angka 17 dari 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan Indonesia. Kalteng
adalah provinsi ke-17 dan Desa Pahandut adalah desa ke-17 dari muara Sungai
Kahayan.

Baca Juga :  Tahun Depan, Masalah Batas Kalteng-Kalbar Tuntas

Menurut Guntur, pemikiran bahwa
Palangka Raya akan bisa menjadi pusat pemerintahan RI itu pun telah tergambar
dari dipilihnya nama “Palangka” dan “Raya”.

Palangka yang kurang lebih
artinya adalah wadah atau tempat dan Raya berarti besar, diprediksi akan mampu
menjadi pusat pemerintahan maupun negara, menggantikan Jakarta yang kian sesak.

“Sebagai bagian pertimbangan
Presiden kami sudah menyerahkan buku sejarah kepada bapak Presiden Jokowi,
sekitar 6 buah,” kata Guntur. (atm/OL/nto)

PALANGKA RAYA – Sejak beberapa tahun terakhir, nama Palangka Raya
di Provinsi Kalimantan Tengah semakin akrab didengar di tingkat nasional. Hal setelah
Palangka Raya disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat sebagai lokasi
ibukota baru RI.

Terlebih lagi, sejarah penggadangan
Palangka Raya sebagai pusat pemerintahan RI itu disebut telah muncul sejak
jaman Presiden Soekarno berkuasa. Dan hal itu pun diucapkan langsung oleh
Presiden pertama RI tersebut.

Salah satu tokoh masyarakat Dayak
di Kalteng, Lewis KDR kepada kaltengpos.co
mengungkapkan awal mula munculnya ide Soekarno menjadikan Palangka Raya sebagai
pusat pemerintahan RI.

Menurut Lewis yang mengaku saat
itu turut mendampingi Presiden Soekarno saat menancapkan tiang ulin (bukan batu
pertama) di Desa Pahandut yang kini menjadi Tugu Soekarno.

Baca Juga :  Tim Intai Satpol PP Tangkap Tangan Komplotan Pembakar Lahan

“Kayu ulinnya diikat dan di
potong dengan Mandau kemudian ditancap,” ujarnya, Rabu (8/5/2019).

Lebih lanjut dituturkan Lewis,
saat itulah kemudian Soekarno menyatakan bahwa dirinya bercita-cita kelak ibukota
RI berada di tengah-tengah Indonesia dan berada di Kalteng ini.

Palangka Raya dirancang langsung
oleh Soekarno yakni desain Kota Palangka Raya.

Menurut Soekarno, kata Lewis, posisi
Palangka Raya yang berada di tengah-tengah Indonesia, sangat strategis jika
menjadi pusat pemerintahan.

Sementara itu, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Guntur Talajan menceritakan sejarah
bagaimana Desa Pahandut bisa menjadi ibukota Provinsi Kalteng.

Hal ini berkaitan dengan angka
17. Angka 17 adalah dianggap angka keramat oleh Soekarno dan Tjilik Riwut,
angka 17 dari 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan Indonesia. Kalteng
adalah provinsi ke-17 dan Desa Pahandut adalah desa ke-17 dari muara Sungai
Kahayan.

Baca Juga :  Tahun Depan, Masalah Batas Kalteng-Kalbar Tuntas

Menurut Guntur, pemikiran bahwa
Palangka Raya akan bisa menjadi pusat pemerintahan RI itu pun telah tergambar
dari dipilihnya nama “Palangka” dan “Raya”.

Palangka yang kurang lebih
artinya adalah wadah atau tempat dan Raya berarti besar, diprediksi akan mampu
menjadi pusat pemerintahan maupun negara, menggantikan Jakarta yang kian sesak.

“Sebagai bagian pertimbangan
Presiden kami sudah menyerahkan buku sejarah kepada bapak Presiden Jokowi,
sekitar 6 buah,” kata Guntur. (atm/OL/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru