PALANGKA RAYA– Meski
beberapa hari lalu hujan deras mengguyur sebagian wilayah Kalteng, nampaknya kebakaran
hutan dan lahan masih ada. Meski jumlahnya tak banyak. Untuk kemarin, ada 14
kali karhutla di Kalteng. Total hotspot tanggal 30 dari pukul 07.00 WIB- 31
pukul 07.00 WIB, ada 105 titik. Dari data yang dihimpun dari Pusdalops, mulai
22- 30 Agustus, ada 122 kali karhutla di Kalteng.
“Musim kemarau diperkirakan akan sampai akhir
Oktober 2019 mendatang. Semoga kondisi udara di wilayah Kalteng tetap dapat
dipertahankan dalam kategori sehat,â€ujar Plt Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Mofit Saptono melalui Kasubid Kedaruratan Alpius
Patanan.
Peran serta seluruh masyarakat dalam mencegah
dan pemadaman dini setiap kejadian karhutla sangat diharapkan. “Bukan untuk
siapa-siapa, tetapi untuk kita semua,â€katanya, kemarin.
Terpisah, Kepala BPBD
Kota Palangka Raya Supriyatno melalui Kepala Bidang penanggulangan
Bencana BPBD kota Palangka Raya Kaffeno Nahan mengatakan, untuk di
Palangka Raya, kelurahan yang sering terjadi karhutla pascahujan ada di
Kelurahan Bukit Tunggal, Petuk Katimpun, Kalampangan, dan Kelurahan Kereng
Bangkirai.
“Masih sama sama dengan
yang kemarin-kemarin. Tinggal pendinginan lahan yang masih keluar asap. Api di
gambut masih belum 100 persen padam. Patroli masih tetap intens dilakukan oleh
tim TRC BPBD, tsak dan MPA dengan memantau kemungkinan api baru,â€tuturnya.
Fenomena ini juga sesuai
dengan perkiraan, bahwa dengan ditunjuknya ibu kota di Kaltim, maka asap di
Kota Palangka Raya juga hilang.(nue/ram)