Potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta banjir di Kalimantan Tengah terus menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi.
Polsek Sebangau bergerak untuk mengantisipasi potensi terjadinya peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Jalan RTA Milono, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya, Minggu (6/10/2024).
Seluruh pihak diajak untuk terus bersinergi dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Untuk tidak terjadi insiden karhutla, perlu adanya tindakan seperti pembersihan lahan secara bertanggung jawab, peningkatan patroli, dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Anggota DPRD Kalteng Sugiyarto. Menyebut, pentingnya tindakan pencegahan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ia menekankan, perlunya langkah konkret untuk melindungi hutan dan lahan dari ancaman karhutla.
Pj Sekretaris Daerah Pemkab Murung Raya (Mura), Rudie Roy memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) penetapan status siaga bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) wilayah Kabupaten Murung Raya 2024, di Aula Gedung Pusdahop BPBD Kabupaten Murung Raya, Jumat (20/9). Pj Sekda, Rudie Roy menekankan, beberapa hal di antaranya, pencegahan lebih baik daripada penanggulangan.
Lahan seluas kurang lebih satu hektar terbakar di Jalan Danau Rangas, Kecamatan Jekan Raya, pada Sabtu (21/9/2024) sore. Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Hiu Putih terus berjibaku untuk memadamkan api. Terlihat dari kejauhan, asap membumbung tinggi dari dua titik di kawasan lahan yang berdekatan.
Berdasarkan hasil kajian dan penilaian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Kapuas saat ini merupakan salah satu kabupaten/kota yang berhasil keluar dari tingkat risiko bencana yang tinggi menjadi risiko yang sedang.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi momok tersendiri bagi Provinsi Kalteng, terutama di Kota Palangka Raya. Hujan yang dirindukan tak kunjung datang. Lahan gambut yang mengering, menjadi mudah terbakar.