Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, jumlah kasus karhutla yang tercatat di tahun 2023 mencapai 637 kali. Hal ini terjadi di beberapa titik wilayah.
Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Kota Palangkaraya, Berlianto, mengatakan wilayah Jekan Raya menjadi kecamatan dengan kasus karhutla terbanyak, yakni mencapai 316 kasus. Kemudian disusul Kecamatan Sebangau sebanyak 225 kasus, Kecamatan Pahandut sebanyak 91 kasus, Bukit Batu sebanyak 6 kasus, dan Rakumpit hingga sejauh ini masih terbilang nihil kasus karhutla.
Ratusan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Kota Palangkaraya selama musim kemarau tahun ini. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, melaporkan jumlah kasus karhutla yang tercatat di tahun 2023 mencapai 637 kali di beberapa titik.
Kapolsek Sebangau, Ipda Ali Maffud, mengerahkan Bhabinkamtibmas Kelurahan Kalampangan dan Kameloh Baru untuk mengatasi karhutla di kawasan Jalan Mahir Mahar Trans Kalimantan Km. 18, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau, Kamis (26/10/2023).
Melihat perkembangan baik tersebut, Pemerintah Kabupaten Kotim memutuskan untuk menurunkan status tanggap darurat Karhutla menjadi transisi darurat Karhutla pemulihan mulai hari ini, Selasa (24/10).
Usia diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, Jumat (20/10) kemarin, membuat kondisi kabut asap pembakaran lahan yang menyelimut Kota Palangkaraya dalam beberapa pekan terakhir berangsur hilang.
Beberapa wilayah di Kotim bahkan menjadi sorotan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim. Misalnya saja di wilayah selatan. Wilayah tersebut menjadi sorotan akibat titik api yang marak terdeteksi di wilayah tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Berlianto mengungkapkan kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga saat ini masih terus terjadi di Palangkaraya.
Hujan kemarin memang sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Namun waktu dan durasi hujan berbeda-beda tiap wilayah. Meski demikian, hujan yang terjadi secara alami tersebut belum sepenuhnya mampu meredam kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kapol Subsektor Jekan Raya, Ipda Tri Marsono. Mengatakan pihaknya selalu melakukan pencegahan Karhutla, baik itu melalui pemasangan spanduk safari setiap jumat ke tempat ibadah dan warga terkait dengan Karhutla.