Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa para penembak jitunya menewaskan seorang perwira Israel, dan menyasar kendaraan lapis baja pengangkut personel di Kota Gaza, Palestina, pada Sabtu (24/2) malam waktu setempat.
Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza utara sudah melampaui tahap bencana. Hal itu diungkapkan Ismail al-Thawabta selaku Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza kepada Al Jazeera.
Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza, Palestina saat ini dilaporkan telah sepenuhnya tidak berfungsi lagi. RS itu diserang tentara Israel, Kamis, 15 Februari lalu.
Gaza semakin krisis setelah rentetan serangan Israel meluluhlantakan hampir semua bangunan di kota tersebut. Beberapa sayap kanan Israel bahkan menyebut jika Israel berencana menduduki wilayah tersebut usai perang ini berakhir.
Menanggapi hal itu, dalam sebuah konferensi mengenai penjajahan Gaza, Jerman mengecam dan menolak keras pernyataan dari unsur pemerintah Israel.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menegaskan negaranya saat ini tidak sedang terlibat dengan Houthi Yaman atas ketegangan mereka dengan Amerika Serikat.
Tiga nama menguasai dunia berita tiga bulan terakhir: Israel, Gaza, Indonesia. "Nama Indonesia selalu disebut karena ada rumah sakit kami, RS Indonesia, di Gaza," ujar dokter Sarbini Abdul Murad, ketua presidium MER-C.
KONFLIK Israel-Hamas Palestina yang bermula pada 7 Oktober 2023 kian memanas. Jumlah korban dilaporkan terus meningkat di kedua pihak dengan korban jiwa terbanyak di Gaza yang disebut telah lebih dari 20 ribu orang tewas (Pramana, 2023).
Badan PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut jika bantuan yang dipasok ke Jalur Gaza tak mencukupi bagi penduduk di wilayah tersebut saat pembatasan akses oleh Israel. Kondisi tersebut mengakibatkan 40 persen penduduk berisiko kelaparan.
Badan PBB untuk Pengungsi (UNRWA) khawatir Gaza sedang bergulat dengan bencana kelaparan. Sebanyak 40 persen populasinya kini kekurangan pangan. Dibutuhkan lebih banyak bantuan agar situasi di Gaza tidak semakin parah.