Saya ikut Ari Sufiati mengantarkan Nico ke University of California Berkeley. Perjalanan satu setengah jam dari rumahnyi di selatan Silicon Valley, tidak jauh dari kantor pusat Apple tempatnyi bekerja.
Tidak tercantum di susunan acara tapi bisa dipaksakan: ke makam Abu Waqash di Guangzhou.
Anda sudah tahu siapa beliau: sahabat Nabi Muhammad yang juga masih paman beliau dari jalur ibu.
Waktu saya menuju ke toilet di kantor pusat TikTok di Shenzhen terlihat ada orang yang lagi salat. Lagi rukuk dan sujud. Di lantai gedung yang mengilap.
Bumi berkisah. Bumi kita mencatat setiap peristiwa yang terjadi sejak diciptakannya jutaan tahun lalu. Catatan itu tertulis dalam lembar halaman waktu, berwujud lapisan-lapisan sedimen di dalam kerak bumi. Tiap kisahnya dicatat dengan menggunakan huruf dan tulisan berbentuk debu, pasir, dan batu.
Teman-teman Anda pun dapat waktu "mejeng" 45 menit. Di Shenzhen. Kemarin.
Saya pun diminta tampil di panggung. Di arena pameran makanan dan minuman terbesar di Tiongkok ini. Di situ kami bisa promosi Indonesia
Pak Prabowo benar ketika merencanakan membelah Kementerian Keuangan menjadi dua. Yang mengurus pendapatan negara dipisah dari yang membelanjakannya. Bahkan lebih revolusioner: Ditjen Anggaran dilebur ke dalam Bappenas.
Dari Fuqing saya ke Nanchang dan Singapura. Acara saya di salah satu klub kriket. Rapat di situ.
Sebelumnya saya sempat menengok teman lama: Murdaya Poo. Sudah keluar rumah sakit. Sudah di salah satu rumahnya di Singapura. Wajahnya cerah. Bicaranya semangat. Pikirannya jernih.