26.7 C
Jakarta
Sunday, December 15, 2024

Kowal Pupus, Satpol PP pun Jadi

SEPEKAN lalu, Yeni Ariyanti Mustika Ningrum mengakhiri pendidikanya di Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari. Anggota Satpol-PP dan Damkar Kabupaten Barito Kuala (Batola) ini diwisuda sebagai lulusan Sarjana Ahli Pemerintahan (SAP).

Perempuan berusia 25 tahun kelahiran Banjarmasin ini awalnya bercita-cita menjadi Kowal, kependekan dari Korps Wanita Angkatan Laut. Apalagi sulung dari 3 bersaudara ini jebolan SMK Pelayaran Arung Samudera Banjarmasin.

“Kowal, Polwan, sudah mendaftar, tetapi tidak lulus. Lanjut lagi mendaftar seleksi penerimaan sipir hingga kejaksaan, juga gugur. Semenjak itu saya merasa buntu,” ungkapnya, kemarin (13/12).

Cita-citanya pupus lantaran usianya sudah melebihi batas rekrutmen. Padahal seandainya masih ada kesempatan mendaftar Kowal, ia akan melakukannya kembali.

Kini, Yeni sudah bertugas sebagai anggota Satpol PP empat tahun. “Kalau ditanya soal kenapa jadi bisa bekerja di Satpol PP, saya selalu bingung menjawabnya. Tetapi memang saya lahir dari keluarga besar TNI. Ayah saya purnawirawan TNI AD, almarhum kekek purnawirawan TNI AL,” ucapnya.

Wanita kelahiran 1999 ini pernah bertukar pikiran dengan orang tuanya. “Saya bilang dengan orang tua, mau ke mana lagi. Saya tanya dengan mereka, apakah boleh kuliah, ternyata juga terhalang keuangan,” ujarnya.

Yeni terus meyakinkan orang tuanya bisa kuliah dengan cara lain. Bahkan bertekad jika suatu saat diterima bekerja di pemerintahan, ia akan berkuliah.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak lama setelahnya mengalami kebuntuan itu, Yeni mendapatkan informasi melalui pesan bersambung tentang rekrutmen anggota Satpol PP dan Damkar di Kabupaten Barito Kuala.

Baca Juga :  Lima Inspirasi Model Hijab saat Lebaran

Ia mencoba peruntungan. Segera menyiapkan berkas untuk mengikuti pendaftaran. Singkat cerita perempuan memiliki tinggi badan 161 cm ini dengan lancar diterima sebagai tenaga kontrak di Satpol PP dan Damkar Barito Kuala. “Tetapi sekarang, Alhamdulillah baru lulus seleksi PPPK,” ucapnya.

Setelah diterima sebagai tenaga kontrak, ia langsung mendaftar kuliah dengan mengambil kelas non reguler. Selama 4 tahun, dan baru dua pekan lalu menjalani wisuda. “Alhamdulillah saya bersyukur, dan selesai kuliah juga. Selama 4 tahun ini tinggal indekos di Kota Marabahan,” ucapnya.

Yeni ternyata juga tergabung sebagai anggota Gerakan Pramuka SAKA Bahari Lanal Banjarmasin. Pernah berlayar selama satu bulan, mengikuti Pelayaran Lingkar Nusantara (Pelantara) di 2015, menggunakan KRI Makassar 590 mewakili Kalsel. Rutenya dari Jakarta, Nunukan, hingga ke Pantai Parigi, Moutong, Sulawesi Tengah.

“Selama kurang lebih satu bulan itu mengikuti kegiatan seperti ke Maritiman, seni budaya etnik, bakti sosial, dan berbagai lomba dan wisata,” bebernya.

Dua tahun kemudian kembali ditunjuk berangkat Pelantara tahun 2017, menggunakan KRI Banda Aceh dengan puncak di Sail Sabang, Aceh. Setahun berikutnya mengikuti Pelantara 2018, ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Kami mewakili Kalsel ada 15 orang. Ada yang dari Banjarmasin dan Kotabaru,” kenangnya.

Baca Juga :  Ini 3 Pergeseran Perilaku Beauty Enthusiast Selama Pandemi Covid

Berlayar menggunakan KRI Teluk Bintuni 520 rute Surabaya-Lombok-Sumbawa-Pulau Medang-Badas-Surabaya.

“Kegiatannya banyak berkesan kami berkunjung ke Lombok. Lokasi yang dikunjungi pengungsian korban gempa membagikan sembako, dan ikut menghibur anak-anak kecil para korban,” tuturnya.

Di sela kesibukan sebagai penegak perda, Yeni juga menekuni hobinya. Mulai dari badminton, menyanyi, serta ikut komunitas layang-layang. “Menari juga hobi,” ujarnya.

Yeni pernah memiliki pengalaman berharga, tiba-tiba mendapat undangan untuk tampil di HUT TNI. Diminta untuk tampil menari Adat Dayak. Yeni sempat merasa tak percaya diri, lantaran tak pernah tahu tarian tersebut.

“Ada waktu empat hari saja, dari siang hingga malam saya dan beberapa teman terus berlatih. Hingga akhirnya tampil sempurna menampilkan tarian Dayak,” kisahnya. Sejak itu, ia sudah tak canggung menampilkan tarian Dayak di momen kegiatan apapun.

Yeni masih memiliki dua keinginan. Pastinya ingin mengumrahkan orang tuanya. “Kepengin sekali berlayar ke Papua,” harapnya.

Yeni Ariyanti Mustika Ningrum

Panggilan: Yeni
TTL: Banjarmasin, 24 Januari 1999
Ayah : Mustakim
Ibu : Eka Suwartiningsih
Alamat : Kompleks Trans AL Desa Abumbun Jaya Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar
Pendidikan:
– SDN Sungai Tabuk Kota 2
– SMPN 1 Sungai Tabuk
– SMK Pelayaran Arung Samudera
– UNISKA Fakultas Fisip Jurusan Administrasi Publik
Cita-cita : Kowal
Hobi : Menari, Menyanyi dan Badminton

(jpg)

SEPEKAN lalu, Yeni Ariyanti Mustika Ningrum mengakhiri pendidikanya di Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari. Anggota Satpol-PP dan Damkar Kabupaten Barito Kuala (Batola) ini diwisuda sebagai lulusan Sarjana Ahli Pemerintahan (SAP).

Perempuan berusia 25 tahun kelahiran Banjarmasin ini awalnya bercita-cita menjadi Kowal, kependekan dari Korps Wanita Angkatan Laut. Apalagi sulung dari 3 bersaudara ini jebolan SMK Pelayaran Arung Samudera Banjarmasin.

“Kowal, Polwan, sudah mendaftar, tetapi tidak lulus. Lanjut lagi mendaftar seleksi penerimaan sipir hingga kejaksaan, juga gugur. Semenjak itu saya merasa buntu,” ungkapnya, kemarin (13/12).

Cita-citanya pupus lantaran usianya sudah melebihi batas rekrutmen. Padahal seandainya masih ada kesempatan mendaftar Kowal, ia akan melakukannya kembali.

Kini, Yeni sudah bertugas sebagai anggota Satpol PP empat tahun. “Kalau ditanya soal kenapa jadi bisa bekerja di Satpol PP, saya selalu bingung menjawabnya. Tetapi memang saya lahir dari keluarga besar TNI. Ayah saya purnawirawan TNI AD, almarhum kekek purnawirawan TNI AL,” ucapnya.

Wanita kelahiran 1999 ini pernah bertukar pikiran dengan orang tuanya. “Saya bilang dengan orang tua, mau ke mana lagi. Saya tanya dengan mereka, apakah boleh kuliah, ternyata juga terhalang keuangan,” ujarnya.

Yeni terus meyakinkan orang tuanya bisa kuliah dengan cara lain. Bahkan bertekad jika suatu saat diterima bekerja di pemerintahan, ia akan berkuliah.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak lama setelahnya mengalami kebuntuan itu, Yeni mendapatkan informasi melalui pesan bersambung tentang rekrutmen anggota Satpol PP dan Damkar di Kabupaten Barito Kuala.

Baca Juga :  Lima Inspirasi Model Hijab saat Lebaran

Ia mencoba peruntungan. Segera menyiapkan berkas untuk mengikuti pendaftaran. Singkat cerita perempuan memiliki tinggi badan 161 cm ini dengan lancar diterima sebagai tenaga kontrak di Satpol PP dan Damkar Barito Kuala. “Tetapi sekarang, Alhamdulillah baru lulus seleksi PPPK,” ucapnya.

Setelah diterima sebagai tenaga kontrak, ia langsung mendaftar kuliah dengan mengambil kelas non reguler. Selama 4 tahun, dan baru dua pekan lalu menjalani wisuda. “Alhamdulillah saya bersyukur, dan selesai kuliah juga. Selama 4 tahun ini tinggal indekos di Kota Marabahan,” ucapnya.

Yeni ternyata juga tergabung sebagai anggota Gerakan Pramuka SAKA Bahari Lanal Banjarmasin. Pernah berlayar selama satu bulan, mengikuti Pelayaran Lingkar Nusantara (Pelantara) di 2015, menggunakan KRI Makassar 590 mewakili Kalsel. Rutenya dari Jakarta, Nunukan, hingga ke Pantai Parigi, Moutong, Sulawesi Tengah.

“Selama kurang lebih satu bulan itu mengikuti kegiatan seperti ke Maritiman, seni budaya etnik, bakti sosial, dan berbagai lomba dan wisata,” bebernya.

Dua tahun kemudian kembali ditunjuk berangkat Pelantara tahun 2017, menggunakan KRI Banda Aceh dengan puncak di Sail Sabang, Aceh. Setahun berikutnya mengikuti Pelantara 2018, ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Kami mewakili Kalsel ada 15 orang. Ada yang dari Banjarmasin dan Kotabaru,” kenangnya.

Baca Juga :  Ini 3 Pergeseran Perilaku Beauty Enthusiast Selama Pandemi Covid

Berlayar menggunakan KRI Teluk Bintuni 520 rute Surabaya-Lombok-Sumbawa-Pulau Medang-Badas-Surabaya.

“Kegiatannya banyak berkesan kami berkunjung ke Lombok. Lokasi yang dikunjungi pengungsian korban gempa membagikan sembako, dan ikut menghibur anak-anak kecil para korban,” tuturnya.

Di sela kesibukan sebagai penegak perda, Yeni juga menekuni hobinya. Mulai dari badminton, menyanyi, serta ikut komunitas layang-layang. “Menari juga hobi,” ujarnya.

Yeni pernah memiliki pengalaman berharga, tiba-tiba mendapat undangan untuk tampil di HUT TNI. Diminta untuk tampil menari Adat Dayak. Yeni sempat merasa tak percaya diri, lantaran tak pernah tahu tarian tersebut.

“Ada waktu empat hari saja, dari siang hingga malam saya dan beberapa teman terus berlatih. Hingga akhirnya tampil sempurna menampilkan tarian Dayak,” kisahnya. Sejak itu, ia sudah tak canggung menampilkan tarian Dayak di momen kegiatan apapun.

Yeni masih memiliki dua keinginan. Pastinya ingin mengumrahkan orang tuanya. “Kepengin sekali berlayar ke Papua,” harapnya.

Yeni Ariyanti Mustika Ningrum

Panggilan: Yeni
TTL: Banjarmasin, 24 Januari 1999
Ayah : Mustakim
Ibu : Eka Suwartiningsih
Alamat : Kompleks Trans AL Desa Abumbun Jaya Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar
Pendidikan:
– SDN Sungai Tabuk Kota 2
– SMPN 1 Sungai Tabuk
– SMK Pelayaran Arung Samudera
– UNISKA Fakultas Fisip Jurusan Administrasi Publik
Cita-cita : Kowal
Hobi : Menari, Menyanyi dan Badminton

(jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/