24.1 C
Jakarta
Friday, October 31, 2025

Tren Rebusan: Ubi dan Jagung Kini Jadi Simbol Gaya Hidup Sehat Baru

PROKALTENG.CO-Di tengah gempuran makanan cepat saji dan jajanan serba instan, masyarakat kini perlahan mulai berbalik arah. Fenomena ini tampak dari meningkatnya minat pada makanan rebusan dan krebusa, dari jagung, ubi, singkong, hingga sayuran sederhana.

Bukan hanya karena faktor nostalgia, tapi juga kesadaran baru akan pentingnya pola makan sehat dan alami.

Kalau dulu makanan rebusan sering dianggap “jadul” atau hanya cocok untuk orang tua, kini justru banyak yang menjadikannya menu harian.

Entah dengan cara membuat sendiri di rumah, atau membeli dari penjual keliling dan pasar tradisional. Tren ini tumbuh seiring meningkatnya kesadaran bahwa makanan tak harus mahal atau rumit untuk menyehatkan.

  1. Mengunci Nutrisi Lebih Baik

Cara memasak ternyata sama pentingnya dengan bahan makanan itu sendiri. Dibanding digoreng, metode merebus dan mengukus jauh lebih ramah terhadap kandungan gizi.

Baca Juga :  Tren Flat Shoes Wanita 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman untuk Aktivitas Sehari-hari

Mengukus bahkan dianggap sebagai cara paling efektif untuk mempertahankan vitamin, warna, dan tekstur alami makanan. Uap panas membuat bahan matang sempurna tanpa kehilangan zat penting seperti vitamin C dan B.

  1. Lebih Ramah Pencernaan

Tanpa tambahan minyak, makanan rebus dan kukus jadi lebih ringan di perut. Lemak jenuh dan kalori berlebih bisa ditekan, membuat tubuh lebih mudah mencerna makanan.

Tak heran banyak orang yang sedang menjaga berat badan atau baru memulai pola makan sehat memilih beralih ke rebusan.

  1. Minim Zat Berbahaya

Makanan yang digoreng pada suhu tinggi berpotensi membentuk senyawa berbahaya bernama Advanced Glycation End-products (AGEs), yang dapat memicu peradangan kronis dan mempercepat penuaan sel.

Sebaliknya, metode basah seperti merebus dan mengukus meminimalkan pembentukan senyawa ini, menjadikannya pilihan lebih aman untuk jangka panjang.

  1. Kembali Menemukan Rasa Asli
Baca Juga :  Fashion Item yang Jadi Tren di Tahun 2025

Tren ini juga membawa kita kembali pada rasa makanan yang sesungguhnya. Tanpa balutan minyak atau bumbu berlebihan, kita bisa benar-benar menikmati manisnya jagung kukus, lembutnya ubi rebus, hingga segarnya sayur bayam yang baru diangkat dari panci.

Ini bukan sekadar makan, tapi cara baru untuk lebih mindful terhadap apa yang kita konsumsi.

Tips Agar Rebusan Tetap Lezat

Supaya tidak terasa hambar, air rebusan bisa diganti dengan kaldu sayur atau ayam rendah garam. Tambahkan aromatik seperti jahe, serai, atau daun jeruk untuk memperkaya rasa alami.

Untuk variasi, cocolan sehat seperti kecap asin dengan jahe parut atau sambal kacang tanpa gula juga bisa jadi pelengkap. (jpg)

 

PROKALTENG.CO-Di tengah gempuran makanan cepat saji dan jajanan serba instan, masyarakat kini perlahan mulai berbalik arah. Fenomena ini tampak dari meningkatnya minat pada makanan rebusan dan krebusa, dari jagung, ubi, singkong, hingga sayuran sederhana.

Bukan hanya karena faktor nostalgia, tapi juga kesadaran baru akan pentingnya pola makan sehat dan alami.

Kalau dulu makanan rebusan sering dianggap “jadul” atau hanya cocok untuk orang tua, kini justru banyak yang menjadikannya menu harian.

Entah dengan cara membuat sendiri di rumah, atau membeli dari penjual keliling dan pasar tradisional. Tren ini tumbuh seiring meningkatnya kesadaran bahwa makanan tak harus mahal atau rumit untuk menyehatkan.

  1. Mengunci Nutrisi Lebih Baik

Cara memasak ternyata sama pentingnya dengan bahan makanan itu sendiri. Dibanding digoreng, metode merebus dan mengukus jauh lebih ramah terhadap kandungan gizi.

Baca Juga :  Tren Flat Shoes Wanita 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman untuk Aktivitas Sehari-hari

Mengukus bahkan dianggap sebagai cara paling efektif untuk mempertahankan vitamin, warna, dan tekstur alami makanan. Uap panas membuat bahan matang sempurna tanpa kehilangan zat penting seperti vitamin C dan B.

  1. Lebih Ramah Pencernaan

Tanpa tambahan minyak, makanan rebus dan kukus jadi lebih ringan di perut. Lemak jenuh dan kalori berlebih bisa ditekan, membuat tubuh lebih mudah mencerna makanan.

Tak heran banyak orang yang sedang menjaga berat badan atau baru memulai pola makan sehat memilih beralih ke rebusan.

  1. Minim Zat Berbahaya

Makanan yang digoreng pada suhu tinggi berpotensi membentuk senyawa berbahaya bernama Advanced Glycation End-products (AGEs), yang dapat memicu peradangan kronis dan mempercepat penuaan sel.

Sebaliknya, metode basah seperti merebus dan mengukus meminimalkan pembentukan senyawa ini, menjadikannya pilihan lebih aman untuk jangka panjang.

  1. Kembali Menemukan Rasa Asli
Baca Juga :  Fashion Item yang Jadi Tren di Tahun 2025

Tren ini juga membawa kita kembali pada rasa makanan yang sesungguhnya. Tanpa balutan minyak atau bumbu berlebihan, kita bisa benar-benar menikmati manisnya jagung kukus, lembutnya ubi rebus, hingga segarnya sayur bayam yang baru diangkat dari panci.

Ini bukan sekadar makan, tapi cara baru untuk lebih mindful terhadap apa yang kita konsumsi.

Tips Agar Rebusan Tetap Lezat

Supaya tidak terasa hambar, air rebusan bisa diganti dengan kaldu sayur atau ayam rendah garam. Tambahkan aromatik seperti jahe, serai, atau daun jeruk untuk memperkaya rasa alami.

Untuk variasi, cocolan sehat seperti kecap asin dengan jahe parut atau sambal kacang tanpa gula juga bisa jadi pelengkap. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru

/