SEBUAH penelitian di Prancis yang dipimpin oleh
profesor Didier Raoult dari IHU-Mediterranee Infection menemukan kombinasi
antara hydroxychloroquine dan azithromycin yang diklaim terbukti efektif dalam
mengobati pasien virus corona COVID-19.
Study itu menemukan bahwa proses sembuh dari kombinasi dua obat tersebut
selama 6 hari. Penelitian ini diklaim telah menyembuhkan sebanyak 80 kasus
covid-19.
Dari 80 pasien yang menerima kombinasi hydroxychloroquine dan azithromycin
ini, ditemukan peningkatan klinis pada semua kecuali satu pasien yang berusia
86 tahun. Sementara satu pasien berusia 74 tahun masih di ICU pada saat itu
penelitian diterbitkan.
Obat Hydroxychloroquine adalah anti-malaria dan anti-inflamasi yang
digunakan untuk mengobati gangguan auto-imun seperti lupus dan rheumatoid
arthritis, tetapi telah dicoba dan berhasil terhadap gejala coronavirus novel.
Bahrain adalah salah satu negara pertama yang menguji hydroxychloroquine
sebagai pengobatan untuk COVID-19.
Di seluruh dunia, negara-negara memperluas mulai memesan hydroxychloroquine
dan chloroquine. Ke dua obat ini merupakan senyawa terkait yang bentuk sintetik
dari kina- berasal dari pohon kina, dan telah digunakan selama berabad-abad
untuk mengobati malaria.
“Kami mengkonfirmasi kemanjuran hydroxychloroquine yang terkait dengan
azitromisin dalam pengobatan COVID-19 dan potensi efektivitasnya dalam
penurunan dini penularan,†kata para peneliti Perancis dalam kesimpulan studi
mereka seperti dialih bahasa dari Al Arabiya, Ahad (39/3).
“Mengingat kebutuhan terapeutik yang mendesak untuk mengelola penyakit ini
dengan obat-obatan yang efektif dan aman dan mengingat biaya yang dapat
diabaikan baik dari hydroxychloroquine dan azithromycin, kami percaya bahwa tim
lain harus segera mengevaluasi strategi terapi ini untuk menghindari penyebaran
penyakit dan untuk merawat pasien sebelum komplikasi pernafasan ireversibel
yang parah terjadi, â€tambah para peneliti.
Di sisi lain, masih ada perdebatan di antara para ahli medis tentang
penggunaan klorokuin sebagai pengobatan covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia
belum menyetujui penggunaan klorokuin untuk pengobatan simtomatik coronavirus.
Di Amerika Serikat, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) saat ini
sedang mempelajari cara untuk membuat obat tersedia untuk penggunaan darurat.