30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Penuhi Kebutuhan Gizi, Benarkan Daging Ayam Disuntik Hormon?

Di
masa pandemi Covid-19, masyarakat harus mencukupi kebutuhan gizi guna
meningkatkan sistem imun. Pemenuhan gizi salah satunya bisa didapatkan dari
sumber protein hewani seperti daging ayam. Namun sayangnya, masih ada
kekhawatiran di masyarakat terkait keamanan daging ayam. Terutama daging ayam yang
dikatakan disuntik hormon.

Terkait
hal tersebut, Ketua DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Rakhmat
Nurianto, mengungkapkan, Indonesia jelas melarang penggunaan hormon untuk
pertumbuhan ayam. Lagipula, harga hormon itu sangat mahal. Yakni sekitar Rp 800
ribu.

Kalaupun
ada penyuntikan pada anak ayam, itu adalah vaksin vidam. Yakni vaksin inaktif
dalam ajuvan minyak. Bukan hormon pertumbuhan.

“Biasanya
disuntukkan pada leher anak ayam, sering dikira hormon,” kata Rakhmat dalam
Webinar kampanye GEMAYA ‘Tingkatkan Konsumsi Ayam Dalam Negeri, Selamatkan
Peternak dan Peningkatan Gizi’, Senin (26/10).

Baca Juga :  Berbagai Keistimewaan Nanas yang Jarang Disadari Orang

Untuk
itu, masyarakat diminta untuk tidak khawatir mengosumsi daging ayam.
Diungkapkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, daging
ayam adalah sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang baik dan mudah
terjangkau oleh masyarakat. Daging ayam disebutkan sebagai salah satu asupan
makanan yang dibutuhkan agar imun tubuh meningkat.

“Menjaga
pola makan dengan asupan gizi yang seimbang penting dilakukan sebagai upaya
menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi. Oleh karena itu mengkonsumsi daging
ayam merupakan

bagian
dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh karena gizinya dapat meningkatkan kekebalan
tubuh,” ungkap Nasrullah.

Tapi
sungguh disayangkan, dengan kandungan gizi yang baik, konsumsi daging ayam di
Indonesia masih cukup rendah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,
konsumsi daging ayam di Indonesia hanya 12,79 kg per kapita per tahun.

Baca Juga :  Inilah Alasan Mandi Air Dingin Bisa Meningkatkan Metabolisme Anda

Diakui
Nasrullah, data tersebut masih rendah jika dibandingkan negara tetangga,
Malaysia. Sebab, Malaysia bisa mencapai 38 kg per kapita per tahun.

Bahkan,
diungkapkan Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Hardiansyah, meningkatkan
konsumsi daging ayam bisa mengatasi masalah gizi buruk penyebab stunting di
Indonesia.

“Ini
(masalah gizi, Red) masih jadi persoalan di Indonesia karena kurangnya asupan
makanan yang bergizi kualitas termasuk sumber protein salah satunya ayam,”
tuturnya.

Untuk
itu, perlu kerja sama dari berbagai pihak agar mendorong masyarakat gemar
mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein hewani. Selain sehat, banyaknya
daging ayam yang dikonsumsi masyarakat bisa membantu kelangsungan bisnis para
peternak ayam di seluruh Indonesia. Terlebih di tengah pandemi Covid-19.

Di
masa pandemi Covid-19, masyarakat harus mencukupi kebutuhan gizi guna
meningkatkan sistem imun. Pemenuhan gizi salah satunya bisa didapatkan dari
sumber protein hewani seperti daging ayam. Namun sayangnya, masih ada
kekhawatiran di masyarakat terkait keamanan daging ayam. Terutama daging ayam yang
dikatakan disuntik hormon.

Terkait
hal tersebut, Ketua DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), Rakhmat
Nurianto, mengungkapkan, Indonesia jelas melarang penggunaan hormon untuk
pertumbuhan ayam. Lagipula, harga hormon itu sangat mahal. Yakni sekitar Rp 800
ribu.

Kalaupun
ada penyuntikan pada anak ayam, itu adalah vaksin vidam. Yakni vaksin inaktif
dalam ajuvan minyak. Bukan hormon pertumbuhan.

“Biasanya
disuntukkan pada leher anak ayam, sering dikira hormon,” kata Rakhmat dalam
Webinar kampanye GEMAYA ‘Tingkatkan Konsumsi Ayam Dalam Negeri, Selamatkan
Peternak dan Peningkatan Gizi’, Senin (26/10).

Baca Juga :  Berbagai Keistimewaan Nanas yang Jarang Disadari Orang

Untuk
itu, masyarakat diminta untuk tidak khawatir mengosumsi daging ayam.
Diungkapkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, daging
ayam adalah sumber protein hewani dengan kandungan gizi yang baik dan mudah
terjangkau oleh masyarakat. Daging ayam disebutkan sebagai salah satu asupan
makanan yang dibutuhkan agar imun tubuh meningkat.

“Menjaga
pola makan dengan asupan gizi yang seimbang penting dilakukan sebagai upaya
menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi. Oleh karena itu mengkonsumsi daging
ayam merupakan

bagian
dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh karena gizinya dapat meningkatkan kekebalan
tubuh,” ungkap Nasrullah.

Tapi
sungguh disayangkan, dengan kandungan gizi yang baik, konsumsi daging ayam di
Indonesia masih cukup rendah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,
konsumsi daging ayam di Indonesia hanya 12,79 kg per kapita per tahun.

Baca Juga :  Inilah Alasan Mandi Air Dingin Bisa Meningkatkan Metabolisme Anda

Diakui
Nasrullah, data tersebut masih rendah jika dibandingkan negara tetangga,
Malaysia. Sebab, Malaysia bisa mencapai 38 kg per kapita per tahun.

Bahkan,
diungkapkan Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Hardiansyah, meningkatkan
konsumsi daging ayam bisa mengatasi masalah gizi buruk penyebab stunting di
Indonesia.

“Ini
(masalah gizi, Red) masih jadi persoalan di Indonesia karena kurangnya asupan
makanan yang bergizi kualitas termasuk sumber protein salah satunya ayam,”
tuturnya.

Untuk
itu, perlu kerja sama dari berbagai pihak agar mendorong masyarakat gemar
mengonsumsi daging ayam sebagai sumber protein hewani. Selain sehat, banyaknya
daging ayam yang dikonsumsi masyarakat bisa membantu kelangsungan bisnis para
peternak ayam di seluruh Indonesia. Terlebih di tengah pandemi Covid-19.

Terpopuler

Artikel Terbaru