28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Penjelasan Peneliti Soal Indikator Vaksin Covid-19 Dinyatakan Berhasil

Dunia
masih menunggu semua uji kandidat vaksin Covid-19 pada fase III selesai. Dalam
studi klinis fase III, sejauh ini ada setidaknya 6 kandidat vaksin Covid-19
yang sedang diteliti. Semua percobaan ini berusaha untuk menyamakan efektivitas
dan kemanjuran vaksinasi dengan vaksinasi plasebo. Lalu apa indikator vaksin
dinyatakan berhasil, aman, dan efektif?

Dilansir
dari Science Times, Selasa (27/10), Editor Rekanan Peter Doshi yang juga
Asisten Profesor Penelitian Layanan Kesehatan Farmasi di Sekolah Farmasi
Universitas Maryland, mencatat dalam jurnal medis BMJ bahwa beberapa uji coba
vaksin Covid-19 sekarang berada dalam tahap paling maju (fase III). Tujuan
utama studi fase 3 saat ini adalah untuk menilai apakah vaksin tersebut
menurunkan kemungkinan seseorang terkena gejala Covid-19.

Pasien
atau subjek harus memiliki pemeriksaan usap yang valid dan serangkaian gejala
tertentu, yang berkisar dari satu penelitian ke penelitian lainnya. Tanda-tanda
tersebut dapat bervariasi dari sakit kepala ringan hingga kondisi kritis yang
membutuhkan perawatan intensif.

Baca Juga :  Tidur Malam Lebih 9 Jam Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Setiap
studi menggunakan konsep kasus positif untuk memprediksi berapa banyak orang
dalam kelompok kontrol (mereka yang tidak mendapatkan vaksin eksperimental)
yang kemungkinan tertular Covid-19. Misalnya, protokol uji klinis vaksin
Moderna menghasilkan bahwa 1 dari 133 orang akan mengalami gejala Covid-19 selama
enam bulan. Jika vaksinasi berhasil 60 persen, penelitian dalam hitungan
matematika menyatakan bahwa hanya maksimal 151 orang dari 30 ribu subjek yang
terkontaminasi gejala.

Vaksin
Picu Kekhawatiran

Hanya
saja, efek samping dan beberapa isu kematian akibat uji coba vaksin Covid-19
belakangan ini memicu kekhawatiran masyarakat. Doshi menilai kekhawatiran
signifikan lainnya karena vaksin saat ini masih belum menyasar pada kelompok
rentan seperti lansia. Dia memperingatkan mengapa lansia yang rentan tidak terdaftar
dalam uji coba vaksin dalam jumlah yang cukup untuk menentukan apakah ada
penurunan kasus dalam populasi ini.

Baca Juga :  Berdarah dan BAB Terus Menerus, Waspada Gejala Kanker Usus Besar

Kemungkinan
bahwa orang-orang yang membutuhkan perlindungan, seperti orang tua dan orang
lain dengan sistem kekebalan yang lemah (seperti individu yang menerima
kemoterapi), tidak terdaftar dalam uji coba juga memicu kekhawatiran. Dan,
menurutnya penting untuk menyediakan vaksin yang akan mengurangi gejala
Covid-19 pada orang sehat karena mengurangi kemungkinan infeksi pada populasi
yang rentan.

“Pada
akhirnya, keefektifan vaksin yang sebenarnya dapat dihitung setelah seluruh
populasi divaksinasi. Oleh karena itu, studi vaksin virus Korona diproyeksikan
akan terus berlanjut hingga tahun-tahun mendatang,” jelasnya.

Dunia
masih menunggu semua uji kandidat vaksin Covid-19 pada fase III selesai. Dalam
studi klinis fase III, sejauh ini ada setidaknya 6 kandidat vaksin Covid-19
yang sedang diteliti. Semua percobaan ini berusaha untuk menyamakan efektivitas
dan kemanjuran vaksinasi dengan vaksinasi plasebo. Lalu apa indikator vaksin
dinyatakan berhasil, aman, dan efektif?

Dilansir
dari Science Times, Selasa (27/10), Editor Rekanan Peter Doshi yang juga
Asisten Profesor Penelitian Layanan Kesehatan Farmasi di Sekolah Farmasi
Universitas Maryland, mencatat dalam jurnal medis BMJ bahwa beberapa uji coba
vaksin Covid-19 sekarang berada dalam tahap paling maju (fase III). Tujuan
utama studi fase 3 saat ini adalah untuk menilai apakah vaksin tersebut
menurunkan kemungkinan seseorang terkena gejala Covid-19.

Pasien
atau subjek harus memiliki pemeriksaan usap yang valid dan serangkaian gejala
tertentu, yang berkisar dari satu penelitian ke penelitian lainnya. Tanda-tanda
tersebut dapat bervariasi dari sakit kepala ringan hingga kondisi kritis yang
membutuhkan perawatan intensif.

Baca Juga :  Tidur Malam Lebih 9 Jam Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Setiap
studi menggunakan konsep kasus positif untuk memprediksi berapa banyak orang
dalam kelompok kontrol (mereka yang tidak mendapatkan vaksin eksperimental)
yang kemungkinan tertular Covid-19. Misalnya, protokol uji klinis vaksin
Moderna menghasilkan bahwa 1 dari 133 orang akan mengalami gejala Covid-19 selama
enam bulan. Jika vaksinasi berhasil 60 persen, penelitian dalam hitungan
matematika menyatakan bahwa hanya maksimal 151 orang dari 30 ribu subjek yang
terkontaminasi gejala.

Vaksin
Picu Kekhawatiran

Hanya
saja, efek samping dan beberapa isu kematian akibat uji coba vaksin Covid-19
belakangan ini memicu kekhawatiran masyarakat. Doshi menilai kekhawatiran
signifikan lainnya karena vaksin saat ini masih belum menyasar pada kelompok
rentan seperti lansia. Dia memperingatkan mengapa lansia yang rentan tidak terdaftar
dalam uji coba vaksin dalam jumlah yang cukup untuk menentukan apakah ada
penurunan kasus dalam populasi ini.

Baca Juga :  Berdarah dan BAB Terus Menerus, Waspada Gejala Kanker Usus Besar

Kemungkinan
bahwa orang-orang yang membutuhkan perlindungan, seperti orang tua dan orang
lain dengan sistem kekebalan yang lemah (seperti individu yang menerima
kemoterapi), tidak terdaftar dalam uji coba juga memicu kekhawatiran. Dan,
menurutnya penting untuk menyediakan vaksin yang akan mengurangi gejala
Covid-19 pada orang sehat karena mengurangi kemungkinan infeksi pada populasi
yang rentan.

“Pada
akhirnya, keefektifan vaksin yang sebenarnya dapat dihitung setelah seluruh
populasi divaksinasi. Oleh karena itu, studi vaksin virus Korona diproyeksikan
akan terus berlanjut hingga tahun-tahun mendatang,” jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru