Pandemi
Covid-19 membuat perubahan budaya dalam rutinitas kehidupan. Termasuk pola
belajar anak yang dari rumah. Sehingga merasakan stres, cemas, sedih, marah,
tegang adalah hal yang wajar selama belajar online di rumah.
Psikiater
dr. Lahargo Kembaren, SpKJ dari RS.Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi dan RS Siloam Bogor
mengatakan, fokuslah pada proses penyesuaian yang terus berjalan. Para orang
tua bisa mengedukasi anak bahwa selama belajar online tetap atur pola hidup
yang sehat, makan makanan bergizi, olahraga teratur, tidur cukup, hati yang
gembira.
“Kenali
dan atasi stress selama belajar online. Stres bisa terjadi pada anak dan orang
tua,†katanya kepada JawaPos.com, Selasa (24/11).
“Konsultasi ke profesional kesehatan jiwa
apabila stres berlebihan dan berkepanjangan yang sudah menyebabkan penderitaan
dan mengganggu kehidupan sehari hari,†tambahnya.
Maka
dari itu orang tua harus mengenali beberapa gejala stres saat belajar online. Apa
saja?
1.
Gejala fisik
Sakit
kepala, jantung berdebar, nafas sesak dan pendek, perut nyeri, otot tegang.
2.
Gejala emosi
Cemas,
marah, sedih, frustasi, merasa sendiri, perasaan dikucilkan, sepi
3.
Gejala perilaku
Pola
makan dan tidur terganggu, malas bergerak, agresif, sering menunda pekerjaan.
4.
Gejala kognitif
Sulit
fokus, kurang konsentrasi, mudah lupa, sulit membuat keputusan, pikiran
berulang
Solusinya
1.
Hadirlah dengan sepenuh hati untuk anak, sering bercakap cakap, diskusikan apa
yg dirasakannya, sabar dan dengarkan mereka. Jangan buru-buru kasih nasehat dan
label.
2.
Ciptakan lingkungan, suasana yang nyaman tempat anak belajar online. Perhatikan
kebersihan, kerapihan, kebisingan dan estetikanya.
3.
Perhatikan kebutuhan anak dan bersikap empati. Bersikap realistis, belajar
online tidak selalu berjalan lancar, masalah sinyal, kuota, audio visual dll
sering bikin bosan. Bantu anak menghadapi semua itu.
4.
Usahakan ada kegiatan motorik non digital setiap hari seperti olah raga,
bermain musik, berkebun, membersihkan rumah atau permainan tradisional yang
menyenangkan.
5.
Pastikan anak memperoleh waktu istirahat dan tidur yang cukup. Ini akan membuat
anak lebih rileks, fokus, konsentrasi dan memorinya meningkat dan stres
berkurang.
6.
Asupan makanan bergizi buat anak sangat penting. Hindari makanan yang dapat
meningkatkan stres seperti junk food, banyak penyedap, pewarna, pengawet. Perbanyak
sayuran, buah dan ikan.
7.
Berikan anak anak terhubung dengan teman dan keluarga agar stres bisa
berkurang. Interaksi sosial tetap diperlukan meski interaksi fisik dibatasi.
8.
Orang tua dan anak perlu berlatih manajemen stres seperti teknik relaksasi,
teknik grounding, mindfulness, meditasi untuk mengatasi stres.