Site icon Prokalteng

4 Masalah Kesehatan ini Mengintai Anda Saat Cuaca Panas

4-masalah-kesehatan-ini-mengintai-anda-saat-cuaca-panas

Cuaca panas sedang melanda beberapa daerah Indonesia. Belakangan ini tentu Anda merasakan cuaca yang lebih panas dari biasanya di siang hari.

Tercatat banyak faktor yang menyebabkan cuaca panas ini. Salah satunya adalah posisi matahari yang sedang tepat berada di garis ekuator atau khatulistiwa.

Selain itu, penyebab lain yang cukup mudah dilihat adalah kondisi awan di langit Jakarta dan sekitarnya yang sedang sedikit. Hal ini membuat terik panas matahari langsung menimpa tanah, tanpa ada penghalang dari awan.

Bahaya cuaca panas bagi kesehatan

Cuaca panas yang sedang terjadi perlu diwaspadai karena bisa mengganggu kesehatan Anda. Berikut adalah deretan masalah kesehatan yang dapat timbul akibat cuaca panas:

1. Dehidrasi

Ini sudah menjadi pengetahuan umum. Cuaca panas bisa membuat Anda mengeluarkan lebih banyak cairan, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan. Oleh karena itu, selalu sediakan air minum di tangan Anda.

2. Masalah pernapasan

Masalah ini juga bisa terjadi pada saat cuaca panas. Sebab, udara cenderung menjadi kering dan debu menjadi ringan. Akibatnya, debu bisa masuk ke saluran pernapasan.

Awalnya, akan menyebabkan iritasi, lalu akhirnya bisa membuat infeksi pada pernapasan,” ungkap dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter.

3. Diare

Masih menurut dr. Sepriani, munculnya diare sama seperti pada masalah pernapasan. Oleh karena cuaca cenderung kering dan debunya ringan, sehingga debu jadi mudah menyangkut di makanan, mengontaminasinya, dan akhirnya menyebabkan diare.

4. Heat stroke

Ini adalah gangguan kesehatan yang paling berbahaya jika berbicara tentang cuaca panas. Akan semakin berbahaya lagi jika suhu sudah di atas 40 derajat Celsius.

Kalau suhu sudah sangat tinggi, terutama saat sudah di atas 40 derajat Celsius, fungsi-fungsi organ seperti otak, ginjal, dan jantung akan terganggu. Pada akhirnya, itu bisa membuat Anda kejang dan tidak sadarkan diri,” tutur dr. Sepriani.(klikdokter)

Exit mobile version