KALTENGPOS.CO – Bagi penderita Asma, tentu sudah sagat familiar dengan
berbagai macam obat yang digunakan. Selain obat asma yang diminum seperti dalam
bentuk tablet atau sirup, juga bisa menggunakan obat asma hirup yang tersedia
dalam bentuk inhaler atau nebulizer.
Namun benderita asma perlu
mengetahui cara menggunakan obat asma yang dihirup dengan tepat, sesuai dengan
petunjuk dan dosis yang ditentukan. Hal ini penting agar obat bisa bekerja
dengan optimal dalam mengatasi keluhan sesak napas akibat serangan asma.
Dikutip dari Alodokter, Menggunakan obat asma melalui inhaler dan nebulizer
dinilai sebagai cara yang paling efektif untuk mengatasi serangan asma. Namun,
cara menggunakan obat asma ini harus tepat agar serangan asma bisa diatasi dan
asma bisa dikendalikan dengan baik dalam jangka panjang.
Cara kerja inhaler dan nebulizer
adalah dengan mengubah obat asma dalam bentuk cairan ataupun serbuk menjadi
uap, dan mengirimkan obat tersebut ke dalam saluran pernapasan secara langsung
dengan cara dihirup melalui mulut.
Kedua alat ini dapat digunakan
untuk mengatasi serangan asma mendadak atau mengendalikan asma jangka panjang.
Berikut ini adalah cara menggunakan obat asma inhaler dan nebulizer:
Inhaler
Dengan bentuknya yang kecil,
inhaler cukup praktis untuk di bawa kemana-mana. Alat ini juga tidak
membutuhkan listrik ataupun baterai seperti nebulizer. Lalu, seperti apa cara
menggunakan obat asma jenis ini? Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1.     ÂÂ
Lepas tutup inhaler.
2.     ÂÂ
Berdirilah atau duduk dengan tegak.
3.     ÂÂ
Kocok inhaler selama 5 detik.
4.     ÂÂ
Miringkan kepala sedikit ke belakang, lalu tarik
napas dan embuskan napas panjang.
5.     ÂÂ
Masukkan inhaler di antara gigi Anda dan tutup
mulut hingga rapat dengan inhaler.
6.     ÂÂ
Tekan inhaler dengan cepat untuk melepaskan
obat.
7.     ÂÂ
Tarik napas segera setelah obat inhaler
tersemprot keluar agar obat masuk ke dalam paru-paru.
8.     ÂÂ
Napas seperti biasa selama 3–5 detik.
9.     ÂÂ
Tahan napas selama 10 detik untuk membiarkan
obat masuk ke dalam paru-paru.
10. ÂÂ
Tunggu sekitar 30–60 detik sebelum mengambil
isapan yang kedua.
Dokter mungkin akan menganjurkan
penggunaan spacer. Alat ini merupakan corong tambahan yang mengubungkan inhaler
dengan mulut. Spacer digunakan agar obat bisa tertahan sebentar di dalam corong
dan tidak langsung masuk ke dalam mulut, sehingga pengguna inhaler bisa menghirup
obat dengan lebih mudah.
Inhaler bisa digunakan sebagai
obat dengan reaksi cepat yang dibutuhkan saat serangan asma mendadak. Obat yang
umumnya digunakan adalah salbutamol sebanyak 1–2 isapan, 4 kali sehari atau
sesuai kebutuhan.
Inhaler juga bisa digunakan untuk
pengendalian asma jangka panjang. Obat yang biasanya digunakan adalah
budesonide sebanyak 1–2 kali isapan setiap hari atau formoterol yang dihirup
setiap 12 jam.
Nebulizer
Jika Anda menderita asma, dokter
mungkin juga akan meresepkan obat dengan nebulizer. Nebulizer sendiri adalah
alat bertenaga listrik yang digunakan untuk mengubah obat asma berbentuk cair
menjadi uap agar bisa dihirup dan masuk ke dalam paru-paru.
Biasanya, alat ini tersedia di
berbagai rumah sakit, tetapi beberapa penderita asma mungkin juga punya di
rumah. Jenis obat asma yang digunakan dalam nebulizer umumnya sama dengan
inhaler. Namun, penggunaan nebulizer cenderung lebih mudah dibanding inhaler,
terutama untuk asma pada anak yang usianya di bawah 4 tahun.
Berikut ini adalah cara
menggunakan obat asma dalam nebulizer dengan benar:
1.     ÂÂ
Letakkan mesin nebulizer di tempat yang rata.
2.     ÂÂ
Pastikan peralatan yang digunakan sudah bersih.
3.     ÂÂ
Cuci tangan sebelum menyiapkan obat.
4.     ÂÂ
Masukkan obat ke cangkir obat. Pastikan dosis
yang diberikan sesuai anjuran atau resep dokter.
5.     ÂÂ
Sambungkan cangkir obat ke mesin, dan masker
mulut ke cangkir obat, menggunakan selang yang sudah tersedia.
6.     ÂÂ
Saat alat sudah siap, nyalakan mesin. Jika
berfungsi normal, alat akan mengeluarkan kabut atau uap yang berisi obat.
7.     ÂÂ
Letakkan masker ke mulut. Pastikan tidak ada
sela.
8.     ÂÂ
Bernapaslah perlahan-lahan hingga obat abis. Biasanya
proses ini memakan waktu sekitar 15–20 menit.
9.     ÂÂ
Jagalah agar cangkir obat tetap tegak selama
alat digunakan.
Sama seperti inhaler, nebulizer
juga bisa digunakan sebagai obat asma saat serangan mendadak. Biasanya, obat
yang dipakai adalah albuterol atau kombinasi antara salbutamol dan
iptratropium, sebanyak 3–4 kali sehari atau sesuai kebutuhan.
Selain untuk serangan mendadak,
nebulizer juga bisa untuk mengendalikan asma jangka panjang. Contoh obatnya
adalah budesonide dan formoterol yang dihirup 2 kali sehari. Sebaiknya
periksakan diri terlebih dahulu ke dokter untuk menentukan jenis dan dosis obat
yang Anda butuhkan.
Itulah cara menggunakan obat asma
yang dihirup menggunakan inhaler dan nebulizer. Gunakanlah pengobatan dengan
bijak dan sesuai dengan arahan dokter. Efek samping yang bisa muncul biasanya
berupa perasaan gugup, jantung berdebar lebih cepat, sakit perut, kesulitan tidur,
serta nyeri otot atau kram.
Jika keluhan asma Anda belum juga
membaik setelah menggunakan inhaler atau nebulizer, mungkin cara menggunakan
obat asma Anda belum tepat atau Anda membutuhkan dosis yang lebih tinggi.
Segera konsultasikan hal ini kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang
tepat, sesuai dengan kebutuhan Anda.