26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Miliki Demam Seperti Covid-19, Berikut Gejala Khas DDB Menurut WHO

Situasi pandemi Covid-19
bagi masyarakat di negara tropis menjadi lebih sulit. Sebab ada ancaman wabah
lainnya yakni demam berdarah. Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes. Baik demam berdarah dan Covid-19 memiliki
gejala awal suhu tubuh yang tinggi.

Dalam laman Times Now News
disebutkan beberapa gejala infeksi virus Korona dan demam berdarah saling
tumpang tindih. Gejala paling umum dari kedua penyakit ini adalah demam.

Lalu ditambah sakit kepala,
nyeri otot, dan persendian, serta kelelahan adalah beberapa gejala yang lebih
tumpang tindih dari kedua penyakit ini. Namun, kita masih bisa membedakan kedua
penyakit dengan gejala lainnya.

Misalnya, gejala yang paling
khas untuk demam berdarah adalah muntah, ruam, dan mual. Dalam kasus demam
berdarah yang parah, pasien cenderung mengalami sakit perut yang parah, muntah
terus-menerus, pernapasan cepat, gusi berdarah, kelelahan, gelisah.

Baca Juga :  Ketahui Bahaya Tidur Masih Memakai Lensa Kontak

Sementara pasien Covid-19
bisa mengalami diare. Lalu disertai batuk dan sesak napas. Ini adalah
satu-satunya gejala khas Covid-19 yang dilaporkan. Namun, seiring waktu,
berbagai gejala lain juga dialami pasien Covid-19 seperti hilangnya rasa dan
bau, diare, ruam pada kulit, hingga gumpalan darah pada jari kaki.

Wabah DBD yang dialami
negara tropis termasuk Indonesia saat ini menjadi perhatian Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/6),
DBD adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang telah menyebar
dengan cepat di semua wilayah dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue
ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes Aegypti. Nyamuk ini
juga merupakan vektor chikungunya, demam kuning dan virus Zika. Demam berdarah
tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi risiko lokal dipengaruhi
oleh curah hujan, suhu, kelembaban relatif, dan urbanisasi cepat.

Waspadai Gejala Khas DBD

Baca Juga :  Tiongkok Berjanji Prioritaskan Vaksin Covid-19 untuk Negara ASEAN

Menurut WHO demam berdarah
biasanya disertai gejala khas. Beberapa orang bisa mengalami demam berdarah
yang parah. Seperti komplikasi yang terkait dengan perdarahan hebat, kerusakan
organ dan atau kebocoran plasma. DBD yang parah memiliki risiko kematian yang
lebih tinggi bila tidak dikelola dengan tepat.

Demam berdarah adalah
penyakit yang menyerupai flu yang menyerang bayi, anak kecil dan orang dewasa.
Gejalanya biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah masa inkubasi 4-10 hari
setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia
mengklasifikasikan demam berdarah menjadi 2 kategori utama yakni demam berdarah
dan demam berdarah parah.

Seseorang kena DBD harus
dicurigai ketika demam tinggi di sampai 40 ° C disertai dengan gejala selama
fase demam. Yaitu sakit kepala yang parah hingga nyeri otot dan mual serta
pembesaran kelenjar. Segera pergi ke dokter maksimal 3 hari jika demam tak
kunjung turun.

Situasi pandemi Covid-19
bagi masyarakat di negara tropis menjadi lebih sulit. Sebab ada ancaman wabah
lainnya yakni demam berdarah. Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes. Baik demam berdarah dan Covid-19 memiliki
gejala awal suhu tubuh yang tinggi.

Dalam laman Times Now News
disebutkan beberapa gejala infeksi virus Korona dan demam berdarah saling
tumpang tindih. Gejala paling umum dari kedua penyakit ini adalah demam.

Lalu ditambah sakit kepala,
nyeri otot, dan persendian, serta kelelahan adalah beberapa gejala yang lebih
tumpang tindih dari kedua penyakit ini. Namun, kita masih bisa membedakan kedua
penyakit dengan gejala lainnya.

Misalnya, gejala yang paling
khas untuk demam berdarah adalah muntah, ruam, dan mual. Dalam kasus demam
berdarah yang parah, pasien cenderung mengalami sakit perut yang parah, muntah
terus-menerus, pernapasan cepat, gusi berdarah, kelelahan, gelisah.

Baca Juga :  Ketahui Bahaya Tidur Masih Memakai Lensa Kontak

Sementara pasien Covid-19
bisa mengalami diare. Lalu disertai batuk dan sesak napas. Ini adalah
satu-satunya gejala khas Covid-19 yang dilaporkan. Namun, seiring waktu,
berbagai gejala lain juga dialami pasien Covid-19 seperti hilangnya rasa dan
bau, diare, ruam pada kulit, hingga gumpalan darah pada jari kaki.

Wabah DBD yang dialami
negara tropis termasuk Indonesia saat ini menjadi perhatian Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/6),
DBD adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang telah menyebar
dengan cepat di semua wilayah dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue
ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes Aegypti. Nyamuk ini
juga merupakan vektor chikungunya, demam kuning dan virus Zika. Demam berdarah
tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi risiko lokal dipengaruhi
oleh curah hujan, suhu, kelembaban relatif, dan urbanisasi cepat.

Waspadai Gejala Khas DBD

Baca Juga :  Tiongkok Berjanji Prioritaskan Vaksin Covid-19 untuk Negara ASEAN

Menurut WHO demam berdarah
biasanya disertai gejala khas. Beberapa orang bisa mengalami demam berdarah
yang parah. Seperti komplikasi yang terkait dengan perdarahan hebat, kerusakan
organ dan atau kebocoran plasma. DBD yang parah memiliki risiko kematian yang
lebih tinggi bila tidak dikelola dengan tepat.

Demam berdarah adalah
penyakit yang menyerupai flu yang menyerang bayi, anak kecil dan orang dewasa.
Gejalanya biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah masa inkubasi 4-10 hari
setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia
mengklasifikasikan demam berdarah menjadi 2 kategori utama yakni demam berdarah
dan demam berdarah parah.

Seseorang kena DBD harus
dicurigai ketika demam tinggi di sampai 40 ° C disertai dengan gejala selama
fase demam. Yaitu sakit kepala yang parah hingga nyeri otot dan mual serta
pembesaran kelenjar. Segera pergi ke dokter maksimal 3 hari jika demam tak
kunjung turun.

Terpopuler

Artikel Terbaru