27.6 C
Jakarta
Wednesday, June 4, 2025

Penelitian Ungkap Virus Korona Pada Masker Medis Mati Setelah 1 Minggu

Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan senjata antiCovid-19 yang paling efektif
adalah masker. Lalu bicara maske bedah atau masker medis, setiap orang
disarankan harus membuangnya setelah sekali penggunaan. Sayangnya, kondisi ini
meningkatkan masalah lingkungan dengan tumpukan sampah medis.

Salah
satu alternatifnya adalah masyarakat diminta menggunakan masker kain yang dapat
digunakan kembali. Akan tetapi, sebagian orang lebih memilih masker bedah
sekali pakai karena lebih praktis tak perlu harus mencucinya lagi.

“Masker
medis hanya untuk sekali pakai,” kata Organisasi Kesehatan Dunia seperti
dilansir dari Science Alert, Minggu (22/11).

 â€œBuang masker segera, sebaiknya ke tempat
sampah tertutup” tegas WHO.

Namu,n
saat keadaan darurat pada April lalu, masker medis mengalami stok yang langka.
Sejumlah metode saat itu dilakukan dengan memurnikan masker sekali pakai
termasuk memaparkannya ke suhu tinggi atau radiasi ultraviolet.

Baca Juga :  Cegah Stunting, Perhatikan Nutrisi saat Hamil dan 3 Fase Usia Anak

Ahli
mikrobiologi Prancis dan anggota Adios Corona, Denis Corpet melakukan uji coba.
Dirinya memasukkan masker dalam amplop kertas dengan tanggal yang ditandai
dengan jelas, dan membiarkannya selama tujuh hari.

“Beberapa
penelitian ilmiah menunjukkan bahwa virus hampir semuanya mati di masker setelah
tujuh hari,” kata Corpet.

Sebuah
penelitian yang diterbitkan di The Lancet menemukan bahwa hanya 0,1 persen
virus di permukaan luar masker yang masih dapat dideteksi setelah satu minggu.
Namun, metode ini tidak sesuai untuk petugas layanan kesehatan yang terpapar
pada viral load tinggi.

Penemu
bahan filter bermuatan elektrostatis pada masker N95, Peter Tsai, setuju dengan
metode tujuh hari. Namun dia menyarankan untuk membiarkan masker bekas di
tempat terbuka selama seminggu sebelum digunakan kembali, sebuah siklus yang
menurutnya dapat diulangi lima hingga 10 kali.

Baca Juga :  Jaga Kesehatan Jantung, 7 Jenis Makan Ini Bisa Menyehatkan Pembuluh Da

“Masker
sekali pakai juga dapat ditempatkan di oven,” kata Tsai kepada AFP

Idealnya
pada suhu antara 70 dan 75 derajat Celcius (158 dan 167 derajat Fahrenheit),
tidak terlalu tinggi untuk menghindari pembakaran plastik, tetapi cukup panas
untuk membunuh virus. Namun, masker medis jangan dicuci.

Peneliti
Philippe Vroman dari universitas teknik Prancis Ensait sampai pada kesimpulan
yang sama. Dia jiga menyarankan agar mengganti masker setiap 4 jam.

Namun
tidak semua ilmuwan Prancis setuju. Mereka tetap menegaskan bahwa masker bedah
sekali pakai harus dibuang ke tempat sampah setelah digunakan.

Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan senjata antiCovid-19 yang paling efektif
adalah masker. Lalu bicara maske bedah atau masker medis, setiap orang
disarankan harus membuangnya setelah sekali penggunaan. Sayangnya, kondisi ini
meningkatkan masalah lingkungan dengan tumpukan sampah medis.

Salah
satu alternatifnya adalah masyarakat diminta menggunakan masker kain yang dapat
digunakan kembali. Akan tetapi, sebagian orang lebih memilih masker bedah
sekali pakai karena lebih praktis tak perlu harus mencucinya lagi.

“Masker
medis hanya untuk sekali pakai,” kata Organisasi Kesehatan Dunia seperti
dilansir dari Science Alert, Minggu (22/11).

 â€œBuang masker segera, sebaiknya ke tempat
sampah tertutup” tegas WHO.

Namu,n
saat keadaan darurat pada April lalu, masker medis mengalami stok yang langka.
Sejumlah metode saat itu dilakukan dengan memurnikan masker sekali pakai
termasuk memaparkannya ke suhu tinggi atau radiasi ultraviolet.

Baca Juga :  Cegah Stunting, Perhatikan Nutrisi saat Hamil dan 3 Fase Usia Anak

Ahli
mikrobiologi Prancis dan anggota Adios Corona, Denis Corpet melakukan uji coba.
Dirinya memasukkan masker dalam amplop kertas dengan tanggal yang ditandai
dengan jelas, dan membiarkannya selama tujuh hari.

“Beberapa
penelitian ilmiah menunjukkan bahwa virus hampir semuanya mati di masker setelah
tujuh hari,” kata Corpet.

Sebuah
penelitian yang diterbitkan di The Lancet menemukan bahwa hanya 0,1 persen
virus di permukaan luar masker yang masih dapat dideteksi setelah satu minggu.
Namun, metode ini tidak sesuai untuk petugas layanan kesehatan yang terpapar
pada viral load tinggi.

Penemu
bahan filter bermuatan elektrostatis pada masker N95, Peter Tsai, setuju dengan
metode tujuh hari. Namun dia menyarankan untuk membiarkan masker bekas di
tempat terbuka selama seminggu sebelum digunakan kembali, sebuah siklus yang
menurutnya dapat diulangi lima hingga 10 kali.

Baca Juga :  Jaga Kesehatan Jantung, 7 Jenis Makan Ini Bisa Menyehatkan Pembuluh Da

“Masker
sekali pakai juga dapat ditempatkan di oven,” kata Tsai kepada AFP

Idealnya
pada suhu antara 70 dan 75 derajat Celcius (158 dan 167 derajat Fahrenheit),
tidak terlalu tinggi untuk menghindari pembakaran plastik, tetapi cukup panas
untuk membunuh virus. Namun, masker medis jangan dicuci.

Peneliti
Philippe Vroman dari universitas teknik Prancis Ensait sampai pada kesimpulan
yang sama. Dia jiga menyarankan agar mengganti masker setiap 4 jam.

Namun
tidak semua ilmuwan Prancis setuju. Mereka tetap menegaskan bahwa masker bedah
sekali pakai harus dibuang ke tempat sampah setelah digunakan.

Terpopuler

Artikel Terbaru