28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Profesor Italia Klaim Virus Korona Bisa Hilang Tanpa Vaksin

Sejak
muncul di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019, virus Korona sudah mematikan
dengan menyebabkan gangguan pernapasan pada pasien. Namun seorang profesor
meyakini, virus korona, yang semula dianggap ganas dan agresif bisa semakin
melemah karena genomnya bermutasi.

Peneliti
dari Italia mengklaim, virus Korona akan lebih ringan dan bisa hilang sama
sekali tanpa vaksin. Profesor Matteo Bassetti, seorang dokter top Italia, telah
mengamati bahwa virus itu bakal menjadi lebih lemah.

Dia
bahkan percaya bahwa virus itu bisa menghilang tanpa ilmuwan mengembangkan
vaksin. Karena Coronavirus terus melemah maka akhirnya mati dengan sendirinya.

“Virus
ini semula seperti harimau yang agresif pada bulan Maret dan April tetapi
sekarang seperti kucing liar. Bahkan mereka yang berusia sekitar 75 tahun
memiliki peluang lebih baik untuk mengalahkan virus dan bernapas tanpa
ventilator,” katanya seperti dilansir dari Science Times, Senin (22/6).

Pada
Maret, jumlah kematian harian di Italia melampaui angka puncak melebihi Wuhan.
Konsentrasi menyerang pada populasi yang lebih tua, yang memang lebih rentan
terhadap virus.

Baca Juga :  5 Ritual Pagi ini Bisa Turunkan Berat Badan

Sebagai
ahli dalam mikrobiologi klinis dan penyakit menular, Dr. Bassetti mengatakan,
ada kemungkinan kalau mutasi genetik dari virus korona tidak terlalu mematikan.
Ditambah dengan perawatan di rumah sakit yang semakin baik, menjaga jarak
fisik, dan sanitasi yang lebih baik di tempat-tempat umum.

Menurut
Dr. Basseti, kini tingkat keparahan virus telah berubah karena pasien pada
Maret dan April benar-benar berjuang dengan gejala Covid-19, seperti
mengembangkan pneumonia dan membutuhkan oksigen serta ventilator. Dalam sebulan
terakhir, ia mengatakan bahwa kondisi berubah.

“Mungkin
ada viral load yang lebih rendah di saluran pernapasan, mungkin karena mutasi
genetik pada virus yang belum ditunjukkan secara ilmiah,” ungkapnya.

Sebelum
Basseti, seorang dokter asal Italia juga mengungkapkan kalau virus korona
memiliki potensi yang melemah dan tak lagi mematikan. Pernyataan itu
diungkapkan Kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Dokter Senior Alberto
Zangrillo pada Minggu (1/6).

Baca Juga :  Kabar Gembira, BPOM Disebut Izinkan Vaksin Sinovac Untuk Lansia

Tapi,
klaim profesor Basseti telah dikritik oleh para ahli medis lainnya, karena
tanpa bukti ilmiah kalau virus korona melemah. Terlebih masih ada kasus harian
di mana-mana. Lebih sedikit penularan karena jarak fisik dan penguncian bukan
berarti penularan berkurang.

Namun,
sehubungan dengan mutasi genetik SARS-CoV-2, virolog Angela Rasmussen mengakui
virus korona sepertinya memang akan bertahan lama. “Kami telah melihat dalam
epidemi virus lain, seperti epidemi Ebola, bahwa ada mutasi yang tampaknya
bertahan dan menjadi bentuk dominan dari virus,” kata Dr. Rasmussen

Peneliti
dari University of Glasgow Oscar MacLean menjelaskan selain kurangnya bukti
ilmiah, klaim Bassetti tampaknya cukup tidak masuk akal dari sisi alasan
genetik. Sebagian besar mutasi virus Korona jarang terjadi dan kemungkinan
besar tidak mengubah sifat virus.

“Tanpa
bukti yang jauh lebih kuat, tidak seorang pun seharusnya meremehkan bahaya yang
ditimbulkan oleh virus yang sangat ganas ini,” jelas Oscar.

Sejak
muncul di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019, virus Korona sudah mematikan
dengan menyebabkan gangguan pernapasan pada pasien. Namun seorang profesor
meyakini, virus korona, yang semula dianggap ganas dan agresif bisa semakin
melemah karena genomnya bermutasi.

Peneliti
dari Italia mengklaim, virus Korona akan lebih ringan dan bisa hilang sama
sekali tanpa vaksin. Profesor Matteo Bassetti, seorang dokter top Italia, telah
mengamati bahwa virus itu bakal menjadi lebih lemah.

Dia
bahkan percaya bahwa virus itu bisa menghilang tanpa ilmuwan mengembangkan
vaksin. Karena Coronavirus terus melemah maka akhirnya mati dengan sendirinya.

“Virus
ini semula seperti harimau yang agresif pada bulan Maret dan April tetapi
sekarang seperti kucing liar. Bahkan mereka yang berusia sekitar 75 tahun
memiliki peluang lebih baik untuk mengalahkan virus dan bernapas tanpa
ventilator,” katanya seperti dilansir dari Science Times, Senin (22/6).

Pada
Maret, jumlah kematian harian di Italia melampaui angka puncak melebihi Wuhan.
Konsentrasi menyerang pada populasi yang lebih tua, yang memang lebih rentan
terhadap virus.

Baca Juga :  5 Ritual Pagi ini Bisa Turunkan Berat Badan

Sebagai
ahli dalam mikrobiologi klinis dan penyakit menular, Dr. Bassetti mengatakan,
ada kemungkinan kalau mutasi genetik dari virus korona tidak terlalu mematikan.
Ditambah dengan perawatan di rumah sakit yang semakin baik, menjaga jarak
fisik, dan sanitasi yang lebih baik di tempat-tempat umum.

Menurut
Dr. Basseti, kini tingkat keparahan virus telah berubah karena pasien pada
Maret dan April benar-benar berjuang dengan gejala Covid-19, seperti
mengembangkan pneumonia dan membutuhkan oksigen serta ventilator. Dalam sebulan
terakhir, ia mengatakan bahwa kondisi berubah.

“Mungkin
ada viral load yang lebih rendah di saluran pernapasan, mungkin karena mutasi
genetik pada virus yang belum ditunjukkan secara ilmiah,” ungkapnya.

Sebelum
Basseti, seorang dokter asal Italia juga mengungkapkan kalau virus korona
memiliki potensi yang melemah dan tak lagi mematikan. Pernyataan itu
diungkapkan Kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Dokter Senior Alberto
Zangrillo pada Minggu (1/6).

Baca Juga :  Kabar Gembira, BPOM Disebut Izinkan Vaksin Sinovac Untuk Lansia

Tapi,
klaim profesor Basseti telah dikritik oleh para ahli medis lainnya, karena
tanpa bukti ilmiah kalau virus korona melemah. Terlebih masih ada kasus harian
di mana-mana. Lebih sedikit penularan karena jarak fisik dan penguncian bukan
berarti penularan berkurang.

Namun,
sehubungan dengan mutasi genetik SARS-CoV-2, virolog Angela Rasmussen mengakui
virus korona sepertinya memang akan bertahan lama. “Kami telah melihat dalam
epidemi virus lain, seperti epidemi Ebola, bahwa ada mutasi yang tampaknya
bertahan dan menjadi bentuk dominan dari virus,” kata Dr. Rasmussen

Peneliti
dari University of Glasgow Oscar MacLean menjelaskan selain kurangnya bukti
ilmiah, klaim Bassetti tampaknya cukup tidak masuk akal dari sisi alasan
genetik. Sebagian besar mutasi virus Korona jarang terjadi dan kemungkinan
besar tidak mengubah sifat virus.

“Tanpa
bukti yang jauh lebih kuat, tidak seorang pun seharusnya meremehkan bahaya yang
ditimbulkan oleh virus yang sangat ganas ini,” jelas Oscar.

Terpopuler

Artikel Terbaru