Harapan
untuk bisa lepas dari pandemi Covid-19 kian besar. Pada Senin (16/11), Moderna
mengumumkan bahwa vaksin yang mereka kembangkan memiliki efektivitas 94,5
persen berdasar hasil penelitian awal. Sebelumnya, pada 9 November, Pfizer yang
bekerja sama dengan BioNTech menyatakan bahwa tingkat efektivitas vaksin buatan
mereka mencapai 90 persen.
’’Ini
adalah hasil yang spektakuler,’’ ujar Direktur National Institute of Allergies
and Infectious Diseases (NIAID) Anthony Fauci.
Bersama
NIAID, Moderna mengembangkan vaksin yang diberi nama mRNA-1273 tersebut.
Beberapa juta dosis vaksin buatan mereka sudah diproduksi di AS.
Fauci
mengungkapkan, dirinya dan banyak orang lainnya tidak menyangka bahwa hasil
penelitian mereka bakal begitu mengesankan. Sebab, awalnya banyak yang
meragukan karena mereka menggunakan teknologi yang berbeda. ’’Faktanya,
beberapa orang bahkan mengkritik kami,’’ terangnya sebagaimana dikutip Agence
France-Presse.
Moderna
dan NIAID mulai melakukan penelitian pada Januari lalu ketika Tiongkok
membagikan rangkaian genetik virus SARS-CoV-2. Mereka memakai teknologi yang
relatif baru untuk pembuatan vaksin. Yaitu, memakai versi sintetis dari molekul
yang disebut messenger RNA untuk meretas masuk ke sel manusia. Sel-sel yang
sudah dimasuki tersebut secara efektif berubah menjadi â€pabrik†yang memproduksi
antibodi untuk melawan virus.
Vaksin
dengan teknologi tradisional biasanya menggunakan virus asli yang dikembangkan
pada telur ayam atau kultur sel janin. Virusnya dilemahkan sehingga tidak
membahayakan manusia. Proses itu membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Vaksin
buatan Moderna mungkin bakal lebih banyak diburu. Sebab, mRNA-1273 bisa
disimpan pada suhu 2–8 derajat Celsius selama 30 hari. Kulkas biasa atau kotak
pendingin yang dilengkapi es dapat menyimpan vaksin tersebut. Jika disimpan di
suhu minus 20 derajat Celsius, ia bisa tahan enam bulan. Pendistribusian vaksin
buatan Moderna akan jauh lebih mudah. Terutama jika ia harus dikirimkan ke pedesaan
dan negara-negara miskin.
Pertumbuhan
Pasien Sembuh Makin Lambat
Kasus
Covid-19 kembali menunjukkan perkembangan mengkhawatirkan. Selain angka positif
yang naik tinggi, pertumbuhan kasus sembuh makin lambat. Jubir Pemerintah untuk
Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, kasus positif nasional
mengalami kenaikan sebanyak 17,8 persen. Angka itu, kata Wiku, adalah jumlah
yang cukup signifikan. Selama ini rata-rata hanya terjadi pertambahan kasus
positif 5 hingga 8 persen. Sebagai perbandingan, pada pekan pertama November
lalu, kasus positif tumbuh 8,2 persen saja. ’’Mohon ini menjadi perhatian kita
bersama. Ini perkembangan ke arah yang kurang baik,†kata Wiku kemarin (17/11).
Kasus
sembuh juga mengalami perkembangan yang memprihatinkan. Sudah tiga minggu
berturut-turut pertumbuhan kasus sembuh mengalami perlambatan. Pada pekan ini,
kata Wiku, kasus kesembuhan masih menurun. Pekan ini menjadi pekan keempat
penurunan kesembuhan secara berturut-turut. â€Pekan ini jumlah kesembuhan
mengalami perlambatan 9,3 persen. Hampir 10 persen lebih lambat daripada pekan
sebelumnya. Ini kondisi yang memprihatinkan,†katanya.