Dalam
rangka Hari Diabetes Sedunia 2020, tidak hanya pola makan yang harus dibatasi,
tetapi gaya hidup sehat juga penting. Salah satunya memastikan tidur kita
berkualitas. Sebab gangguan tidur ada hubungannya dengan diabetes.
Dilansir
dari NDTV, Minggu (15/11), Ahli Kesehatan Head-Medical Affairs, India &
South Asia, ResMed India Private Ltd. dr. Sibasish Dey mengatakan, Obstructive
Sleep Apnea (OSA) dan diabetes adalah dua kondisi kesehatan kritis yang sering
terjadi bersamaan. Ketika seorang pasien menderita gangguan tidur, mereka
secara berkala berhenti bernapas beberapa kali dalam semalam. Kondisi ini dapat
menyebabkan setelah bangun tidur sangat sering lelah.
Bahkan
setelah tidur selama delapan jam, mereka sering mengalami sakit kepala pagi.
Begitu pula dengan jumlah penderita diabetes yang terus meningkat, namun banyak
orang yang tidak tahu bahwa mereka berisiko.
“Banyak yang tidak menghubungkan apnea atau
gangguan tidur, dan diabetes, namun, ada hubungan medis yang nyata antara
keduanya,†katanya.
Studi
klinis telah menunjukkan bahwa sekitar 48 persen orang yang didiagnosis dengan
diabetes tipe 2 telah mengaitkan apnea tidur. Oleh karena itu, diagnosis
diabetes tipe 2 memberi cukup bukti untuk mempertimbangkan dengan cermat faktor
risiko dan gejala apnea tidur.
Elemen
penting lainnya adalah adanya pengaruh intoleransi glukosa dan resistensi
insulin pada keterkaitan antara diabetes dan gangguan tidur. Gangguan tidur
menyebabkan peningkatan stres oksidatif, sirkulasi sel inflamasi yang lebih
tinggi, aktivasi simpatis dan peningkatan hormon yang disebut leptin.
Semua
ini pada gilirannya menyebabkan resistensi insulin, itulah sebabnya bisa
berisiko diabetes melitus tipe 2 bisa. Dalam keadaan seperti itu, sel-sel tubuh
tidak dapat menyerap glukosa darah secara efisien. Sehingga menghasilkan kadar
gula yang lebih tinggi dalam aliran darah. Ini adalah intoleransi glukosa.
Gangguan
tidur juga memiliki korelasi tinggi dengan obesitas dan penyakit
kardiovaskular. Ada cukup bukti bahwa terapi apnea tidur mencegah kejadian
kardiovaskular seperti aritmia, serangan jantung, dan stroke. Perlu dicatat
bahwa semua kelainan ini merupakan bagian dari disfungsi kardiovaskular
Apa
yang dapat dilakukan?
Hal
pertama adalah waspada. Gejalanya seperti kantuk di siang hari, mudah
tersinggung, sakit kepala di pagi hari, mendengkur berat, dan kesulitan
bernapas saat tidur. Langkah selanjutnya adalah memulai pengobatan untuk
gangguan tidur.
Manfaat
mengobati OSA menunjukkan hasil positif pada kondisi komorbiditasnya seperti
diabetes. Studi menunjukkan bahwa pengobatan CPAP untuk OSA dapat meningkatkan
kontrol glikemik dan resistensi insulin bisa mengoptimalkan kadar glukosa darah
pada pasien.