25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kenali 4 Jenis Masalah Kulit pada Bayi dan Gejalanya

Kulit bayi tentunya lebih rentan dari kulit
orang dewasa. Kulit bayi yang baru lahir begitu sensitif terhadap ruam, eksim,
dermatitis, dan masalah kulit lainnya. Kondisi ini bukanlah masalah kosmetik
sederhana.

Masalah pada kulit bayi disebabkan oleh
berbagai faktor seperti cuaca panas, dingin, jamur, bakteri, air liur, alergi
atau kontak berkepanjangan dengan popok basah. Meski sebagian besar kondisi
kulit bayi berumur pendek dan hilang dengan sendirinya seiring waktu, tidak
jarang bayi tetap harus diberikan krim, salep, steroid topikal, dan obat oral
demi menghilangkan masakah pada kulitnya.

“Kulit anak 30-50 persen lebih tipis dibanding
kulit dewasa. Pelembabnya lebih sedikit, kehilangan air lebih cepat. Gampang
kering, iritasi dan alergi. Sehingga perlu dijaga ekstra,” kata
dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Edwin Tanihaha, Sp.KK, Dip. AAAM, MHKes,
FKCCS.

Menurut Edwin, penyebab kulit bayi bermasalah
bisa beragam. Misalnya karena bayi sering mengompol dan diare, cara makan yang
masih berantakan, asap rokok dan polusi udara.

“Paling rentan jika popoknya kotor. Bisa
timbul jamur dan alergi. Rentan sekali. Lalu bisa juga jerawat karena hormonal
ibu, hingga biang keringat,” jelasnya.

Baca Juga :  Gula Darah Tetap Terkendali, Stop Makan Malam Mulai Pukul 20.00

Berikut adalah beberapa masalah umum pada
kulit bayi:

1. Ruam Panas

Ruam panas, juga dikenal sebagai biang
keringat atau miliaria, adalah jenis ruam yang terjadi pada bayi baru lahir
karena kelenjar keringat yang belum sepenuhnya berkembang hingga mudah
tersumbat. Ruam ini biasa terjadi pada bayi yang hidup di daerah beriklim panas
dan lembab.

Gejala:
Benjolan kecil, merah hingga bening, berujung runcing, biasanya timbul di
bagian yang tertutup seperti punggung dan bokong.
Penyebab:
Keringat berlebihan karena cuaca panas, menidurkan bayi dengan kain yang
terlalu tebal, membungkus bayi dengan kain yang tidak memungkinkan keringat
menguap, krim dan salep yang menghalangi saluran keringat.

 2. Ruam Popok

Ruam popok, juga dikenal sebagai dermatitis
popok, menyerang 35 persen bayi di tahun pertama kehidupan mereka. Insidensinya
memuncak pada usia sekitar 9-12 bulan.

Gejala:
Ruam merah bersisik di area kulit yang tertutup popok.
Penyebab:
Kontak berkepanjangan dengan urine dan feses. Kelembaban berlebihan akibat
penggunaan popok yang lama

Baca Juga :  Betapa Bahayanya Klaster Covid-19 Keluarga

 3. Cradle Cap


Juga dikenal sebagai dermatitis seboroik, biasanya muncul dalam beberapa minggu
pertama kehidupan dan dapat kambuh hingga 4-6 bulan. Ruam ini menyerang kulit
kepala bayi yang baru lahir.

Gejala:
Bersisik, bercak merah muda hingga merah di kulit kepala. Terkadang, area tubuh
lainnya juga terpengaruh, seperti leher, ketiak dan selangkangan.
Penyebab:
Produksi minyak yang abnormal pada kelenjar minyak dan folikel rambut. Jamur
atau infeksi bakteri.

 4. Eksim Atopik


Eksim atopik, juga dikenal sebagai dermatitis atopik, adalah kondisi kulit
paling umum yang menyerang orang dewasa dan anak-anak, termasuk bayi. Gejalanya
dimulai selama tahun pertama kehidupan.

Gejala:
Bercak merah, gatal, kasar, dan kering di kulit. Biasanya muncul di pipi,
persendian lengan, dan tungkai.
Penyebab:
Penyebab pasti eksim atopik tidak diketahui. Eksim atopik adalah reaksi
kekebalan dan memiliki dasar genetik atau keturunan. Faktor-faktor yang dapat
memperburuk eksim ini adalah suhu tinggi, tungau, debu, infeksi virus, vaksinasi,
serta alergi terhadap sabun, krim, atau deterjen

 

Kulit bayi tentunya lebih rentan dari kulit
orang dewasa. Kulit bayi yang baru lahir begitu sensitif terhadap ruam, eksim,
dermatitis, dan masalah kulit lainnya. Kondisi ini bukanlah masalah kosmetik
sederhana.

Masalah pada kulit bayi disebabkan oleh
berbagai faktor seperti cuaca panas, dingin, jamur, bakteri, air liur, alergi
atau kontak berkepanjangan dengan popok basah. Meski sebagian besar kondisi
kulit bayi berumur pendek dan hilang dengan sendirinya seiring waktu, tidak
jarang bayi tetap harus diberikan krim, salep, steroid topikal, dan obat oral
demi menghilangkan masakah pada kulitnya.

“Kulit anak 30-50 persen lebih tipis dibanding
kulit dewasa. Pelembabnya lebih sedikit, kehilangan air lebih cepat. Gampang
kering, iritasi dan alergi. Sehingga perlu dijaga ekstra,” kata
dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Edwin Tanihaha, Sp.KK, Dip. AAAM, MHKes,
FKCCS.

Menurut Edwin, penyebab kulit bayi bermasalah
bisa beragam. Misalnya karena bayi sering mengompol dan diare, cara makan yang
masih berantakan, asap rokok dan polusi udara.

“Paling rentan jika popoknya kotor. Bisa
timbul jamur dan alergi. Rentan sekali. Lalu bisa juga jerawat karena hormonal
ibu, hingga biang keringat,” jelasnya.

Baca Juga :  Gula Darah Tetap Terkendali, Stop Makan Malam Mulai Pukul 20.00

Berikut adalah beberapa masalah umum pada
kulit bayi:

1. Ruam Panas

Ruam panas, juga dikenal sebagai biang
keringat atau miliaria, adalah jenis ruam yang terjadi pada bayi baru lahir
karena kelenjar keringat yang belum sepenuhnya berkembang hingga mudah
tersumbat. Ruam ini biasa terjadi pada bayi yang hidup di daerah beriklim panas
dan lembab.

Gejala:
Benjolan kecil, merah hingga bening, berujung runcing, biasanya timbul di
bagian yang tertutup seperti punggung dan bokong.
Penyebab:
Keringat berlebihan karena cuaca panas, menidurkan bayi dengan kain yang
terlalu tebal, membungkus bayi dengan kain yang tidak memungkinkan keringat
menguap, krim dan salep yang menghalangi saluran keringat.

 2. Ruam Popok

Ruam popok, juga dikenal sebagai dermatitis
popok, menyerang 35 persen bayi di tahun pertama kehidupan mereka. Insidensinya
memuncak pada usia sekitar 9-12 bulan.

Gejala:
Ruam merah bersisik di area kulit yang tertutup popok.
Penyebab:
Kontak berkepanjangan dengan urine dan feses. Kelembaban berlebihan akibat
penggunaan popok yang lama

Baca Juga :  Betapa Bahayanya Klaster Covid-19 Keluarga

 3. Cradle Cap


Juga dikenal sebagai dermatitis seboroik, biasanya muncul dalam beberapa minggu
pertama kehidupan dan dapat kambuh hingga 4-6 bulan. Ruam ini menyerang kulit
kepala bayi yang baru lahir.

Gejala:
Bersisik, bercak merah muda hingga merah di kulit kepala. Terkadang, area tubuh
lainnya juga terpengaruh, seperti leher, ketiak dan selangkangan.
Penyebab:
Produksi minyak yang abnormal pada kelenjar minyak dan folikel rambut. Jamur
atau infeksi bakteri.

 4. Eksim Atopik


Eksim atopik, juga dikenal sebagai dermatitis atopik, adalah kondisi kulit
paling umum yang menyerang orang dewasa dan anak-anak, termasuk bayi. Gejalanya
dimulai selama tahun pertama kehidupan.

Gejala:
Bercak merah, gatal, kasar, dan kering di kulit. Biasanya muncul di pipi,
persendian lengan, dan tungkai.
Penyebab:
Penyebab pasti eksim atopik tidak diketahui. Eksim atopik adalah reaksi
kekebalan dan memiliki dasar genetik atau keturunan. Faktor-faktor yang dapat
memperburuk eksim ini adalah suhu tinggi, tungau, debu, infeksi virus, vaksinasi,
serta alergi terhadap sabun, krim, atau deterjen

 

Terpopuler

Artikel Terbaru