28.4 C
Jakarta
Sunday, April 13, 2025

Setelah Berhenti Merokok, Masih Bisakah Paru-paru Pulih? Ini Jawabanny

KALTENGPOS.CO – Merokok mempunyai efek buruk yang sangat luas pada
tubuh, terutama pada paru-paru dan saluran pernapasan. Begitu seseorang
menghirup bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok, lapisan paru yang lembut
menjadi teriritasi dan meradang.

Dikutip dari Hellosehat, paru-paru seorang perokok juga mengalami peningkatan
produksi dan ketebalan lendir. Karena fungsi silia dalam membersihkan lendir
lebih lambat dibandingkan produksinya, lendir terakumulasi di saluran udara,
menyumbatnya dan dapat memicu batuk.

Penumpukan lendir ini juga dapat
menyebabkan infeksi paru seperti bronkitis kronis.

Nah, jika Anda sudah lama menjadi
perokok berat, apakah kondisi paru-paru masih mungkin untuk pulih kembali
setelah berhenti merokok?

15 Hari
Setelah Berhenti Merokok

Penelitian yang diterbitkan dalam
”European Respiratory Journal” pada tahun 2004 menyatakan bahwa mantan perokok
memiliki jumlah sel penghasil lendir lebih sedikit dibandingkan dengan perokok
aktif.

Hal ini menunjukkan bahwa
berhenti merokok dapat menurunkan jumlah sel-sel ini, dan dengan demikian
mengurangi jumlah dahak yang diproduksi.

Meski sering dianggap remeh,
lendir berperan penting dalam menjaga kesehatan paru-paru. Sebuah lapisan
lendir tipis melapisi saluran napas, berfungsi untuk menyaring zat dan kuman
berbahaya. Di bawah lapisan lendir tersebut terdapat sel yang memiliki rambut
halus disebut silia, yang berfungsi
untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru menuju ke tenggorokan.

Merokok dapat membuat silia ini
rusak dan terhambat sehingga melemahkan mekanisme perlindungan alami ini dan
meningkatkan kemungkinan infeksi paru.

Baca Juga :  Dinkes Tampilkan Ramuan Khas Lokal Kalteng

Dalam sebuah  penelitian yang diterbitkan pada tahun 2011,
disebutkan bahwa mekanisme pembersihan lendir ini dapat kembali normal
kira-kira 15 hari setelah berhenti merokok.

Proses perbaikan ini dapat
menjelaskan mengapa beberapa orang batuk dengan dahak yang lebih banyak pada
beberapa hari pertama setelah mereka berhenti merokok.

1-2 Bulan
Setelah Berhenti Merokok

Konsekuensi lain dari merokok
yaitu dapat mengurangi aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru Anda.
Hal ini dapat terlihat dengan menggunakan tes fungsi paru FEV1, yaitu jumlah
udara yang dapat dihembuskan di detik pertama secara paksa.

Para perokok biasanya memiliki
nilai FEV1 yang tidak normal, yang menandakan adanya sumbatan aliran udara. Hal
ini terjadi karena adanya penyempitan saluran napas yang diakibatkan penumpukan
lendir atau pembengkakan akibat peradangan.

Menurut sebuah penelitian di
jurnal respirasi tahun 2000 hingga 2006, berhenti merokok dapat memperbaiki
nilai FEV1 dalam waktu 1 minggu. Kemudian mengi dan sesak napas akan mulai
membaik dalam waktu satu sampai dua bulan setelah berhenti merokok.

Risiko Kanker
Paru

National Cancer Institute di
Amerika melaporkan bahwa asap rokok mengandung setidaknya 69 zat penyebab kanker.
Oleh karena itu, perokok memiliki kemungkinan yang jauh lebih tinggi untuk
terkena kanker paru dibandingkan orang yang tidak merokok.

Risiko kanker paru ini juga
bertambah semakin lama Anda merokok dalam hidup Anda, dan berapa jumlah rokok
yang diisap setiap harinya.

Baca Juga :  Kerokan Bisa Memicu Strok, Mitos atau Fakta?

Berhenti merokok dapat mengurangi
risiko kanker paru, namun penurunan risiko kanker paru ini terjadi lebih lambat
dibandingkan dengan penurunan risiko penyakit paru lainnya akibat rokok.

Sebuah studi yang diterbitkan
dalam Journal of Medical Meeting
tahun 2015, mencatat bahwa risiko kanker paru setelah berhenti merokok selama
10 hingga 15 tahun, yaitu sekitar setengahnya dibandingkan dengan risiko kanker
paru pada orang yang masih aktif merokok.

Namun, risiko ini masih sekitar
15 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.

Meski risiko kanker paru perlahan
menurun seiring lamanya berhenti merokok, namun tidak akan pernah sama dengan
orang-orang yang tidak pernah merokok sama sekali.

Meskipun demikian, semakin cepat
Anda berhenti merokok, semakin rendah risiko Anda untuk terkena kanker paru.

Tidak Pernah
Ada Kata Terlambat

Sekarang setelah Anda menyadari
bagaimana berhenti merokok dapat memperbaiki bahkan mengatasi banyak efek
berbahaya pada paru-paru, Anda mungkin lebih yakin untuk berhenti merokok
dibanding sebelumnya.

Jika usaha Anda untuk berhenti
merokok tidak berhasil untuk pertama kalinya, tidak ada kata terlambat untuk
mencoba lagi. Masalah paru yang telah rusak memang tidak dapat digantikan,
namun Anda dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dengan berhenti merokok

KALTENGPOS.CO – Merokok mempunyai efek buruk yang sangat luas pada
tubuh, terutama pada paru-paru dan saluran pernapasan. Begitu seseorang
menghirup bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok, lapisan paru yang lembut
menjadi teriritasi dan meradang.

Dikutip dari Hellosehat, paru-paru seorang perokok juga mengalami peningkatan
produksi dan ketebalan lendir. Karena fungsi silia dalam membersihkan lendir
lebih lambat dibandingkan produksinya, lendir terakumulasi di saluran udara,
menyumbatnya dan dapat memicu batuk.

Penumpukan lendir ini juga dapat
menyebabkan infeksi paru seperti bronkitis kronis.

Nah, jika Anda sudah lama menjadi
perokok berat, apakah kondisi paru-paru masih mungkin untuk pulih kembali
setelah berhenti merokok?

15 Hari
Setelah Berhenti Merokok

Penelitian yang diterbitkan dalam
”European Respiratory Journal” pada tahun 2004 menyatakan bahwa mantan perokok
memiliki jumlah sel penghasil lendir lebih sedikit dibandingkan dengan perokok
aktif.

Hal ini menunjukkan bahwa
berhenti merokok dapat menurunkan jumlah sel-sel ini, dan dengan demikian
mengurangi jumlah dahak yang diproduksi.

Meski sering dianggap remeh,
lendir berperan penting dalam menjaga kesehatan paru-paru. Sebuah lapisan
lendir tipis melapisi saluran napas, berfungsi untuk menyaring zat dan kuman
berbahaya. Di bawah lapisan lendir tersebut terdapat sel yang memiliki rambut
halus disebut silia, yang berfungsi
untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru menuju ke tenggorokan.

Merokok dapat membuat silia ini
rusak dan terhambat sehingga melemahkan mekanisme perlindungan alami ini dan
meningkatkan kemungkinan infeksi paru.

Baca Juga :  Dinkes Tampilkan Ramuan Khas Lokal Kalteng

Dalam sebuah  penelitian yang diterbitkan pada tahun 2011,
disebutkan bahwa mekanisme pembersihan lendir ini dapat kembali normal
kira-kira 15 hari setelah berhenti merokok.

Proses perbaikan ini dapat
menjelaskan mengapa beberapa orang batuk dengan dahak yang lebih banyak pada
beberapa hari pertama setelah mereka berhenti merokok.

1-2 Bulan
Setelah Berhenti Merokok

Konsekuensi lain dari merokok
yaitu dapat mengurangi aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru Anda.
Hal ini dapat terlihat dengan menggunakan tes fungsi paru FEV1, yaitu jumlah
udara yang dapat dihembuskan di detik pertama secara paksa.

Para perokok biasanya memiliki
nilai FEV1 yang tidak normal, yang menandakan adanya sumbatan aliran udara. Hal
ini terjadi karena adanya penyempitan saluran napas yang diakibatkan penumpukan
lendir atau pembengkakan akibat peradangan.

Menurut sebuah penelitian di
jurnal respirasi tahun 2000 hingga 2006, berhenti merokok dapat memperbaiki
nilai FEV1 dalam waktu 1 minggu. Kemudian mengi dan sesak napas akan mulai
membaik dalam waktu satu sampai dua bulan setelah berhenti merokok.

Risiko Kanker
Paru

National Cancer Institute di
Amerika melaporkan bahwa asap rokok mengandung setidaknya 69 zat penyebab kanker.
Oleh karena itu, perokok memiliki kemungkinan yang jauh lebih tinggi untuk
terkena kanker paru dibandingkan orang yang tidak merokok.

Risiko kanker paru ini juga
bertambah semakin lama Anda merokok dalam hidup Anda, dan berapa jumlah rokok
yang diisap setiap harinya.

Baca Juga :  Kerokan Bisa Memicu Strok, Mitos atau Fakta?

Berhenti merokok dapat mengurangi
risiko kanker paru, namun penurunan risiko kanker paru ini terjadi lebih lambat
dibandingkan dengan penurunan risiko penyakit paru lainnya akibat rokok.

Sebuah studi yang diterbitkan
dalam Journal of Medical Meeting
tahun 2015, mencatat bahwa risiko kanker paru setelah berhenti merokok selama
10 hingga 15 tahun, yaitu sekitar setengahnya dibandingkan dengan risiko kanker
paru pada orang yang masih aktif merokok.

Namun, risiko ini masih sekitar
15 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.

Meski risiko kanker paru perlahan
menurun seiring lamanya berhenti merokok, namun tidak akan pernah sama dengan
orang-orang yang tidak pernah merokok sama sekali.

Meskipun demikian, semakin cepat
Anda berhenti merokok, semakin rendah risiko Anda untuk terkena kanker paru.

Tidak Pernah
Ada Kata Terlambat

Sekarang setelah Anda menyadari
bagaimana berhenti merokok dapat memperbaiki bahkan mengatasi banyak efek
berbahaya pada paru-paru, Anda mungkin lebih yakin untuk berhenti merokok
dibanding sebelumnya.

Jika usaha Anda untuk berhenti
merokok tidak berhasil untuk pertama kalinya, tidak ada kata terlambat untuk
mencoba lagi. Masalah paru yang telah rusak memang tidak dapat digantikan,
namun Anda dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dengan berhenti merokok

Terpopuler

Artikel Terbaru