28.5 C
Jakarta
Tuesday, April 8, 2025

Jangan Anggap Remeh, Ini Bahaya Konsumsi Jengkol yang Jarang Diketahui

PROKALTENG.CO โ€“  Jengkol adalah buah yang berasal dari pohon jengkol (Archidendron pauciflorum). Pohon ini umumnya ditemukan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Jengkol memiliki biji yang biasanya dimakan dan merupakan bagian dari kuliner tradisional di beberapa daerah.

Biji jengkol umumnya dimasak sebelum dikonsumsi. Makanan berbahan dasar jengkol populer di Indonesia dan disebut sebagai makanan khas. Meskipun memiliki rasa yang unik dan tekstur yang kenyal, biji jengkol juga dikenal karena beberapa permasalahan kesehatan:

  1. Gas Metana: Jengkol mengandung senyawa kimia yang disebut dengan gas metana. Gas ini dapat menyebabkan perut kembung dan gas berlebihan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
  2. Asam Oksalat: Jengkol mengandung asam oksalat yang dapat menyebabkan pembentukan kristal pada ginjal dan saluran kemih. Hal ini dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
  3. Alergi: Beberapa orang mungkin mengalami alergi terhadap jengkol. Alergi dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, ruam, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.
  4. Efek pada Ginjal: Konsumsi berlebihan jengkol dapat memberikan beban berlebih pada ginjal. Bagi mereka yang memiliki masalah ginjal atau penyakit ginjal, mengonsumsi jengkol dalam jumlah besar dapat memperburuk kondisi tersebut.
  5. Kandungan Amatirin: Jengkol mengandung senyawa amatirin yang dapat menyebabkan bau badan yang tidak sedap jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Baca Juga :  4 Manfaat Mandi dengan Air Hangat yang Perlu Anda Ketahui

Untuk mengurangi risiko tersebut, disarankan untuk mengonsumsi jengkol dengan bijak dan tidak berlebihan.

Jika Anda memiliki masalah kesehatan tertentu, khususnya terkait dengan ginjal atau alergi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi jengkol atau makanan tertentu.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa jengkol dimasak dengan baik sebelum dikonsumsi untuk mengurangi risiko kontaminasi dan memaksimalkan keamanan konsumsi. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO โ€“  Jengkol adalah buah yang berasal dari pohon jengkol (Archidendron pauciflorum). Pohon ini umumnya ditemukan di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Jengkol memiliki biji yang biasanya dimakan dan merupakan bagian dari kuliner tradisional di beberapa daerah.

Biji jengkol umumnya dimasak sebelum dikonsumsi. Makanan berbahan dasar jengkol populer di Indonesia dan disebut sebagai makanan khas. Meskipun memiliki rasa yang unik dan tekstur yang kenyal, biji jengkol juga dikenal karena beberapa permasalahan kesehatan:

  1. Gas Metana: Jengkol mengandung senyawa kimia yang disebut dengan gas metana. Gas ini dapat menyebabkan perut kembung dan gas berlebihan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
  2. Asam Oksalat: Jengkol mengandung asam oksalat yang dapat menyebabkan pembentukan kristal pada ginjal dan saluran kemih. Hal ini dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
  3. Alergi: Beberapa orang mungkin mengalami alergi terhadap jengkol. Alergi dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, ruam, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.
  4. Efek pada Ginjal: Konsumsi berlebihan jengkol dapat memberikan beban berlebih pada ginjal. Bagi mereka yang memiliki masalah ginjal atau penyakit ginjal, mengonsumsi jengkol dalam jumlah besar dapat memperburuk kondisi tersebut.
  5. Kandungan Amatirin: Jengkol mengandung senyawa amatirin yang dapat menyebabkan bau badan yang tidak sedap jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Baca Juga :  4 Manfaat Mandi dengan Air Hangat yang Perlu Anda Ketahui

Untuk mengurangi risiko tersebut, disarankan untuk mengonsumsi jengkol dengan bijak dan tidak berlebihan.

Jika Anda memiliki masalah kesehatan tertentu, khususnya terkait dengan ginjal atau alergi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi jengkol atau makanan tertentu.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa jengkol dimasak dengan baik sebelum dikonsumsi untuk mengurangi risiko kontaminasi dan memaksimalkan keamanan konsumsi. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru