26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pencegahan Covid Paling Efektif adalah Menggunakan Masker

PROKALTENG.CO – Hingga saat ini, cukup banyak kasus orang yang telah mendapat vaksin, ternyata tetap terpapar Covid-19. Mereka yang sudah divaksin itu bisa mengalami sisa gejala Covid-19 berkepanjangan jika terpapar atau disebut dengan Long Covid.

Ahli Penyakit Menular AS Anthony Fauci mengatakan, salah satu penyebabnya adalah varian Delta yang diketahui begitu ganas dan cepat menular. Bahkan kini memunculkan varian barunya, Delta Plus.

Hal itu ditegaskan oleh Anthony Fauci dalam podcast The Journal bersama Ryan Knutson, kemarin (11/8/2021). Fauci memperingatkan kalau masyarakat dunia sedang berurusan dengan virus yang berbeda sekarang.

“Kita menghadapi virus yang berbeda. Sekarang datang varian Delta dan sesuatu berubah karena penularannya, orang yang divaksinasi yang terinfeksi sekarang dapat menularkannya ke orang yang rentan, baik itu seseorang di luar yang tidak terhubung dengan mereka, apalagi yang tidak divaksinasi,” bebernya.

Dengan penularan yang sangat cepat dan dampaknya yang ganas, Faucy menegaskan bahwa untuk pencegahan paling efektif adalah menggunakan masker, sebagaimana saat ini juga kembali diserukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC).

Baca Juga :  7 Kiat Membangkitkan Semangat untuk Kembali Berolahraga

“Jika Anda harus melakukannya lagi (pakai masker lagi) saya kira Delta adalah varian yang dominan. Cepat atau lambat akan mengambil alih. Bahkan, orang yang divaksinasi tetap bisa tertular dan mengalami Long Covid atau sisa gejala berkepanjangan. Misalnya kelelahan, migrain, peradangan dan lainnya,” tegasnya.

“Ya. Faktanya, itu adalah penelitian kecil dan walaupun divaksin lalu tertular bisa mendapatkan gejala yang bertahan lama. Itu Long Covid. Namun mungkin tak separah pada mereka yang tak divaksin,” tuturnya.

Ia menjelaskan varian Delta bisa lebih parah hingga rawat inap di sebagian besar orang yang tidak divaksinasi. Ia berharap agar populasi divaksinasi. Sebab ada sejumlah orang yang rentan seperti pasien transplantasi, pasien imunosupresi, kemoterapi kanker, anak-anak yang belum divaksinasi, mereka rentan karena karena berada di antara orang yang tidak divaksinasi.

“Cara terbaik untuk memecahkan masalah yang sangat sederhana yang harus saya katakan 50 kali sehari, adalah ayo divaksinasi,” ungkapnya.

Baca Juga :  Masa Pandemi Covid-19, Pasien Tiroid Tunda Operasi

Varian Delta Plus

Varian Delta adalah salah satu varian virus corona, dengan daya tular tinggi, dibanding varian pendahulunya.

Namun kini, varian yang pertama kali ditemukan di India itu, justru melahirkan varian lain lewat mutasinya.

Menurut Health, varian yang diberi kode AY.1 itu, adalah varian dengan kemampuan daya tular super, bernama varian Delta-plus.

Menurut pakar biologi dari Portland State University di Oregon, kenneth Stedman, PhD, varian Delta-plus ini berpotensi lebih buruk dari varian Delta biasa.

Varian Delta-plus sendiri pertama kali diidentifikasi di Eropa, dan kini telah ditemukan di beberapa negara lain.

Gejala yang ditunjukan mereka yang terpapar Varian Delta-plus menurut MPNRC adalah seperti batuk kering, badan lelah, dan gejala umum yang ditunjukan orang demam. juga gejala lain varian Delta umumnya.

Pada mereka yang menunjukan gejala beratnya, varian Delta-plus disebut bertanggungjawab atas gangguan pernapasan dan rasa sakit di area perut.

PROKALTENG.CO – Hingga saat ini, cukup banyak kasus orang yang telah mendapat vaksin, ternyata tetap terpapar Covid-19. Mereka yang sudah divaksin itu bisa mengalami sisa gejala Covid-19 berkepanjangan jika terpapar atau disebut dengan Long Covid.

Ahli Penyakit Menular AS Anthony Fauci mengatakan, salah satu penyebabnya adalah varian Delta yang diketahui begitu ganas dan cepat menular. Bahkan kini memunculkan varian barunya, Delta Plus.

Hal itu ditegaskan oleh Anthony Fauci dalam podcast The Journal bersama Ryan Knutson, kemarin (11/8/2021). Fauci memperingatkan kalau masyarakat dunia sedang berurusan dengan virus yang berbeda sekarang.

“Kita menghadapi virus yang berbeda. Sekarang datang varian Delta dan sesuatu berubah karena penularannya, orang yang divaksinasi yang terinfeksi sekarang dapat menularkannya ke orang yang rentan, baik itu seseorang di luar yang tidak terhubung dengan mereka, apalagi yang tidak divaksinasi,” bebernya.

Dengan penularan yang sangat cepat dan dampaknya yang ganas, Faucy menegaskan bahwa untuk pencegahan paling efektif adalah menggunakan masker, sebagaimana saat ini juga kembali diserukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC).

Baca Juga :  7 Kiat Membangkitkan Semangat untuk Kembali Berolahraga

“Jika Anda harus melakukannya lagi (pakai masker lagi) saya kira Delta adalah varian yang dominan. Cepat atau lambat akan mengambil alih. Bahkan, orang yang divaksinasi tetap bisa tertular dan mengalami Long Covid atau sisa gejala berkepanjangan. Misalnya kelelahan, migrain, peradangan dan lainnya,” tegasnya.

“Ya. Faktanya, itu adalah penelitian kecil dan walaupun divaksin lalu tertular bisa mendapatkan gejala yang bertahan lama. Itu Long Covid. Namun mungkin tak separah pada mereka yang tak divaksin,” tuturnya.

Ia menjelaskan varian Delta bisa lebih parah hingga rawat inap di sebagian besar orang yang tidak divaksinasi. Ia berharap agar populasi divaksinasi. Sebab ada sejumlah orang yang rentan seperti pasien transplantasi, pasien imunosupresi, kemoterapi kanker, anak-anak yang belum divaksinasi, mereka rentan karena karena berada di antara orang yang tidak divaksinasi.

“Cara terbaik untuk memecahkan masalah yang sangat sederhana yang harus saya katakan 50 kali sehari, adalah ayo divaksinasi,” ungkapnya.

Baca Juga :  Masa Pandemi Covid-19, Pasien Tiroid Tunda Operasi

Varian Delta Plus

Varian Delta adalah salah satu varian virus corona, dengan daya tular tinggi, dibanding varian pendahulunya.

Namun kini, varian yang pertama kali ditemukan di India itu, justru melahirkan varian lain lewat mutasinya.

Menurut Health, varian yang diberi kode AY.1 itu, adalah varian dengan kemampuan daya tular super, bernama varian Delta-plus.

Menurut pakar biologi dari Portland State University di Oregon, kenneth Stedman, PhD, varian Delta-plus ini berpotensi lebih buruk dari varian Delta biasa.

Varian Delta-plus sendiri pertama kali diidentifikasi di Eropa, dan kini telah ditemukan di beberapa negara lain.

Gejala yang ditunjukan mereka yang terpapar Varian Delta-plus menurut MPNRC adalah seperti batuk kering, badan lelah, dan gejala umum yang ditunjukan orang demam. juga gejala lain varian Delta umumnya.

Pada mereka yang menunjukan gejala beratnya, varian Delta-plus disebut bertanggungjawab atas gangguan pernapasan dan rasa sakit di area perut.

Terpopuler

Artikel Terbaru