27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Usia Muda pun Bisa Ablasio Retina, Bisa Bikin Buta Permanen

Pengidap
rabun jauh atau mata dengan minus tinggi perlu lebih mawas diri. Sebab, ada
risiko kesehatan lain yang harus dideteksi secara cermat. Yakni, kelainan mata
yang bernama ablasio retina.

Salah
seorang dokter di Subdivisi Vitreoretina RS Mata Undaan dr Rita Tjandra SpM
menjelaskan, ablasio retina merupakan penyakit mata karena mengelupasnya retina
dari dinding dalam bola mata yang mengakibatkan fungsi penglihatan terganggu.

”Hal
tersebut merupakan kondisi darurat mata yang bisa mengakibatkan kebutaan
permanen jika tidak segera ditangani,” ujarnya Kamis (8/10).

Dia
menambahkan, rabun jauh dengan tingkat keminusan mata yang sudah tinggi menjadi
salah satu penyebab terjadinya ablasio retina. ”Semakin tinggi minus mata
seseorang, semakin tinggi pula risiko untuk mengalami ablasio retina,”
lanjutnya.

Baca Juga :  10 Khasiat Sayuran Hijau Arugula

Kondisi
tersebut bisa terjadi pada orang dengan usia muda hingga tua. Pada kondisi mata
minus, kata Rita, bola mata seseorang bisa menjadi terlalu memanjang. Dengan
demikian, cahaya yang seharusnya jatuh tepat pada retina justru berada di depan
retina. Semakin bertambahnya perpanjangan bola mata, semakin menipis pula
retina matanya. ”Penipisan tersebut akan mengakibatkan retina robek atau
mengelupas dari dinding bola mata bagian dalam,” terang dokter yang berpraktik
di RS Mata Undaan sejak 2005 itu.

Dia
mengungkapkan, ada beberapa gejala yang bisa ditengarai sebelum ablasio retina
benar-benar menyerang pasien. Salah satunya, timbul bintik-bintik hitam yang
melayang pada penglihatan. Selain itu, penderita akan melihat kilatan cahaya,
gelombang seperti melihat air, dan gelap sebagian. ”Jika merasa mengalami
gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan kondisi retina secara
saksama ke dokter spesialis mata,” paparnya.

Baca Juga :  Warga Terdampak Karhutla Dapat Penanganan Kesehatan

Rita
menyebutkan, tindakan operasi adalah upaya yang dapat dilakukan ketika seseorang
terdiagnosis ablasio retina meski tidak mengembalikan kondisi penglihatan 100
persen.

Pengidap
rabun jauh atau mata dengan minus tinggi perlu lebih mawas diri. Sebab, ada
risiko kesehatan lain yang harus dideteksi secara cermat. Yakni, kelainan mata
yang bernama ablasio retina.

Salah
seorang dokter di Subdivisi Vitreoretina RS Mata Undaan dr Rita Tjandra SpM
menjelaskan, ablasio retina merupakan penyakit mata karena mengelupasnya retina
dari dinding dalam bola mata yang mengakibatkan fungsi penglihatan terganggu.

”Hal
tersebut merupakan kondisi darurat mata yang bisa mengakibatkan kebutaan
permanen jika tidak segera ditangani,” ujarnya Kamis (8/10).

Dia
menambahkan, rabun jauh dengan tingkat keminusan mata yang sudah tinggi menjadi
salah satu penyebab terjadinya ablasio retina. ”Semakin tinggi minus mata
seseorang, semakin tinggi pula risiko untuk mengalami ablasio retina,”
lanjutnya.

Baca Juga :  10 Khasiat Sayuran Hijau Arugula

Kondisi
tersebut bisa terjadi pada orang dengan usia muda hingga tua. Pada kondisi mata
minus, kata Rita, bola mata seseorang bisa menjadi terlalu memanjang. Dengan
demikian, cahaya yang seharusnya jatuh tepat pada retina justru berada di depan
retina. Semakin bertambahnya perpanjangan bola mata, semakin menipis pula
retina matanya. ”Penipisan tersebut akan mengakibatkan retina robek atau
mengelupas dari dinding bola mata bagian dalam,” terang dokter yang berpraktik
di RS Mata Undaan sejak 2005 itu.

Dia
mengungkapkan, ada beberapa gejala yang bisa ditengarai sebelum ablasio retina
benar-benar menyerang pasien. Salah satunya, timbul bintik-bintik hitam yang
melayang pada penglihatan. Selain itu, penderita akan melihat kilatan cahaya,
gelombang seperti melihat air, dan gelap sebagian. ”Jika merasa mengalami
gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan kondisi retina secara
saksama ke dokter spesialis mata,” paparnya.

Baca Juga :  Warga Terdampak Karhutla Dapat Penanganan Kesehatan

Rita
menyebutkan, tindakan operasi adalah upaya yang dapat dilakukan ketika seseorang
terdiagnosis ablasio retina meski tidak mengembalikan kondisi penglihatan 100
persen.

Terpopuler

Artikel Terbaru