30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Serangan Jantung bisa Dipicu Beban Kerja dan Aktivitas Fisik Berat

Ada
berbagai faktor yang bisa mencetuskan munculnya serangan jantung pada
seseorang, salah satunya beban kerja yang berat berujung stres.

“Beban
kerja berat yang memicu terjadinya stres dan serangan jantung,” ujar dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah, konsultan kardiologi intervensi dan
konsultan elektrofisiologi Eka Hospital Bekasi, Ignatius Yansen NG dalam
diskusi via daring, Jumat (7/8), seperti dikutip dari Antara.

Selain
beban kerja, olahraga jenis kompetitif semisal tenis juga dapat menjadi
pencetus masalah kesehatan yang bisa dialami orang berusia muda itu. Hal ini
seperti yang dialami selebritas Jeremy Teti (53).

Pria
yang dulu dikenal publik sebagai presenter program berita itu mengaku sudah
lama menggeluti olahraga tenis mengatakan, pada 2016 pernah tiba-tiba merasa
pusing ditambah asam lambung naik di saat latihan. “Pernah main tenis kayak
keleyengan, kok kayak gempa bumi, asam lambung naik. Di situ perlahan-lahan
minggir, menyandar di pagar, minum minuman panas lalu normal lagi. Beberapa
hari kemudian syuting muntah-muntah sepajang jalan sampai rumah,” kata Jeremy.

Baca Juga :  Tanda Menopause, Vagina Kering dan Kurang Elastis

Hasil
pemeriksaan dokter menunjukkan ada penyumbatan di pembuluh darahnya, salah
satunya terletak di bawah jantung. Jeremy lalu mendapatkan tindakan katerisasi
hingga pemasangan ring di jantungnya.

Menurut
Yansen, apa yang dialami Jeremy termasuk serangan jantung dengan gejala muntah,
pusing akibat penyumbatan tiba-tiba pada pembuluh darah. Dia menuturkan,
serangan jantung terkadang tidak harus ditandai gejala nyeri dada. “Orang awam
suka bilang masuk angin, gejala seperti angin duduk, muntah-muntah, keleyangan,
yang terjadi penyumbatan tiba-tiba pembuluh darah. Pembuluh darah yang kasih
makan kesumbat akibatnya jantung tidak berfungsi dengan baik,” kata Yansen.

Yansen
menyarankan orang-orang melakukan gaya hidup sehat mulai dari konsumsi makanan
sehat, tidur cukup, menghindari terkena faktor risiko seperti hipertensi dan
diabetes, hingga berolahraga rutin agar pembuluh darah tak menyempit dan
berujung masalah jantung.

Baca Juga :  7 Manfaat Mengonsumsi Semangka bagi Ibu Hamil

Menurut
dia, olahraga yang sifatnya aerobik semisal bersepeda, berjalan cepat bisa
menjadi pilihan yang baik untuk jantung. “Lakukan (olahraga) 3–5 kali seminggu
dengan intensitas sedang, 30–45 menit di luar pemanasan dan pendinginan,”
demikian pesan Yansen yang juga menekankan pentingnya pemeriksaan jantung dini
tersebut. (*)

Ada
berbagai faktor yang bisa mencetuskan munculnya serangan jantung pada
seseorang, salah satunya beban kerja yang berat berujung stres.

“Beban
kerja berat yang memicu terjadinya stres dan serangan jantung,” ujar dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah, konsultan kardiologi intervensi dan
konsultan elektrofisiologi Eka Hospital Bekasi, Ignatius Yansen NG dalam
diskusi via daring, Jumat (7/8), seperti dikutip dari Antara.

Selain
beban kerja, olahraga jenis kompetitif semisal tenis juga dapat menjadi
pencetus masalah kesehatan yang bisa dialami orang berusia muda itu. Hal ini
seperti yang dialami selebritas Jeremy Teti (53).

Pria
yang dulu dikenal publik sebagai presenter program berita itu mengaku sudah
lama menggeluti olahraga tenis mengatakan, pada 2016 pernah tiba-tiba merasa
pusing ditambah asam lambung naik di saat latihan. “Pernah main tenis kayak
keleyengan, kok kayak gempa bumi, asam lambung naik. Di situ perlahan-lahan
minggir, menyandar di pagar, minum minuman panas lalu normal lagi. Beberapa
hari kemudian syuting muntah-muntah sepajang jalan sampai rumah,” kata Jeremy.

Baca Juga :  Tanda Menopause, Vagina Kering dan Kurang Elastis

Hasil
pemeriksaan dokter menunjukkan ada penyumbatan di pembuluh darahnya, salah
satunya terletak di bawah jantung. Jeremy lalu mendapatkan tindakan katerisasi
hingga pemasangan ring di jantungnya.

Menurut
Yansen, apa yang dialami Jeremy termasuk serangan jantung dengan gejala muntah,
pusing akibat penyumbatan tiba-tiba pada pembuluh darah. Dia menuturkan,
serangan jantung terkadang tidak harus ditandai gejala nyeri dada. “Orang awam
suka bilang masuk angin, gejala seperti angin duduk, muntah-muntah, keleyangan,
yang terjadi penyumbatan tiba-tiba pembuluh darah. Pembuluh darah yang kasih
makan kesumbat akibatnya jantung tidak berfungsi dengan baik,” kata Yansen.

Yansen
menyarankan orang-orang melakukan gaya hidup sehat mulai dari konsumsi makanan
sehat, tidur cukup, menghindari terkena faktor risiko seperti hipertensi dan
diabetes, hingga berolahraga rutin agar pembuluh darah tak menyempit dan
berujung masalah jantung.

Baca Juga :  7 Manfaat Mengonsumsi Semangka bagi Ibu Hamil

Menurut
dia, olahraga yang sifatnya aerobik semisal bersepeda, berjalan cepat bisa
menjadi pilihan yang baik untuk jantung. “Lakukan (olahraga) 3–5 kali seminggu
dengan intensitas sedang, 30–45 menit di luar pemanasan dan pendinginan,”
demikian pesan Yansen yang juga menekankan pentingnya pemeriksaan jantung dini
tersebut. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru