26.1 C
Jakarta
Friday, February 21, 2025

Langkah Ini yang Harus Dilakukan Pasien Komorbid untuk Tetap Sehat

Sebanyak
90 persen angka kematian virus korona atau Covid-19 di antaranya adalah pasien
yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. Sehingga komorbid dapat membuat
gejala klinis menjadi berat.

“Jadi
sekali lagi memang pasien covid-19 yang mengalami gejala klinis berat bahkan
sampai meninggal ternyata 90 persen itu memiliki komorbid,” kata dr. Chandra
Wiguna dalam diskusi daring BNPB, Kamis (5/11).

Chandra
menjelaskan, terdapat beberapa faktor pasien komorbid dapat membuat gejala
klinis menjadi berat. Seperti faktor usia, tentu dengan usia yang sudah lanjut
daya tahan tubuh akan cenderung lebih rendah, daripada yang usianya lebih muda.

“kemudian
ada penyakit penyakit seperti hipertensi, diabet yang membuat juga daya tahan
tubuh menjadi lebih rendah daripada yang tidak menderita diabetes maupun darah
tinggi. Lalu ada juga penyakit penyakit seperti penyakit kardiovaskular atau
jantung dan pembuluh darah,” ujar Chandra.

Baca Juga :  Cara Aman Menurunkan Berat Badan untuk Ibu Menyusui

Menurut
Chandra, jika seorang sudah mengalami gangguan jantung menyebabkan fungsi
jantung dan paruhnya akan menurun, dibandingkan dengan yang belum mengalami
penyakit tersebut.

“Hal
inilah yang kemudian dapat meningkatkan derajat beratnya sakit pada covid 19
dan meningkatkan angka kematian pada penderita covid 19 ini,” cetus dokter ahli
penyakit dalam ini.

 

Oleh
karena itu, seorang yang sudah mengalami komorbid atau mempunyai penyakit
bawaan, menurut Anggota Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Prilaku,
Turo Wongkaren diharapkan untuk bisa selalu menjaga kesehatan. Dia pun meminta
untuk patuh terhadap protokol kesehatan khususnya 3M yakni memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer dan menjaga jarak.

“Jadi
kalau memungkinkan itu menerapkan protokol kesehatan 3M, kemudian iman, imun
dan aman itu harus selalu diterapkan,” imbau Turo.

Baca Juga :  Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang?

Selain
itu, sebagai orang beragama harus banyak berdoa segala sesuatu itu datangnya
dari Tuhan. Bahkan, tidak juga dianjurkan untuk bersedih, karena dapat
menurunkan imunitas tubuh. “Kita stres itu menurunkan imun kita, imunitas
kita,” ungkap Turo.

Menjalani
pola hidup sehat yakni berolahraga dan menjaga pola makan juga dapat menjaga
imun tubuh untuk tetap sehat. Selain itu, juga tidak tidur berlebihan.

“Itu
perlu diperhatikan, selain memang menyerahkan kepada Tuhan juga memastikan
bahwa dia mempunyai beberapa target misalnya ini untuk mempermudah dirinya
bahwa dirinya tuh tetap penting bahwa dia itu tetap harus hidup, tetap
berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain, tetapi tetap menjaga protokol
kesehatan,” pungkasnya.

Sebanyak
90 persen angka kematian virus korona atau Covid-19 di antaranya adalah pasien
yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. Sehingga komorbid dapat membuat
gejala klinis menjadi berat.

“Jadi
sekali lagi memang pasien covid-19 yang mengalami gejala klinis berat bahkan
sampai meninggal ternyata 90 persen itu memiliki komorbid,” kata dr. Chandra
Wiguna dalam diskusi daring BNPB, Kamis (5/11).

Chandra
menjelaskan, terdapat beberapa faktor pasien komorbid dapat membuat gejala
klinis menjadi berat. Seperti faktor usia, tentu dengan usia yang sudah lanjut
daya tahan tubuh akan cenderung lebih rendah, daripada yang usianya lebih muda.

“kemudian
ada penyakit penyakit seperti hipertensi, diabet yang membuat juga daya tahan
tubuh menjadi lebih rendah daripada yang tidak menderita diabetes maupun darah
tinggi. Lalu ada juga penyakit penyakit seperti penyakit kardiovaskular atau
jantung dan pembuluh darah,” ujar Chandra.

Baca Juga :  Cara Aman Menurunkan Berat Badan untuk Ibu Menyusui

Menurut
Chandra, jika seorang sudah mengalami gangguan jantung menyebabkan fungsi
jantung dan paruhnya akan menurun, dibandingkan dengan yang belum mengalami
penyakit tersebut.

“Hal
inilah yang kemudian dapat meningkatkan derajat beratnya sakit pada covid 19
dan meningkatkan angka kematian pada penderita covid 19 ini,” cetus dokter ahli
penyakit dalam ini.

 

Oleh
karena itu, seorang yang sudah mengalami komorbid atau mempunyai penyakit
bawaan, menurut Anggota Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Prilaku,
Turo Wongkaren diharapkan untuk bisa selalu menjaga kesehatan. Dia pun meminta
untuk patuh terhadap protokol kesehatan khususnya 3M yakni memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer dan menjaga jarak.

“Jadi
kalau memungkinkan itu menerapkan protokol kesehatan 3M, kemudian iman, imun
dan aman itu harus selalu diterapkan,” imbau Turo.

Baca Juga :  Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang?

Selain
itu, sebagai orang beragama harus banyak berdoa segala sesuatu itu datangnya
dari Tuhan. Bahkan, tidak juga dianjurkan untuk bersedih, karena dapat
menurunkan imunitas tubuh. “Kita stres itu menurunkan imun kita, imunitas
kita,” ungkap Turo.

Menjalani
pola hidup sehat yakni berolahraga dan menjaga pola makan juga dapat menjaga
imun tubuh untuk tetap sehat. Selain itu, juga tidak tidur berlebihan.

“Itu
perlu diperhatikan, selain memang menyerahkan kepada Tuhan juga memastikan
bahwa dia mempunyai beberapa target misalnya ini untuk mempermudah dirinya
bahwa dirinya tuh tetap penting bahwa dia itu tetap harus hidup, tetap
berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain, tetapi tetap menjaga protokol
kesehatan,” pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru