33.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

5 Mitos Seputar ASI dan Menyusui yang Jarang Diketahui

ASI adalah nutrisi
yang paling lengkap bagi bayi untuk mendukung 1000 hari pertamanya. Meski
begitu, masih ada pemahaman yang salah seputar ASI, yang jarang diketahui
masyarakat. Pemahaman yang keliru ini terkadang membuat ayah atau ibu menjadi
ragu.

Dokter Spesialis Anak
dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM menjelaskan beberapa mitos yang masih
dipercaya atau dipegang oleh masyarakat khususnya para ibu seputar ASI. Hal ini
penting diketahui dalam rangka mendukung Pekan Menyusui Sedunia pada 1-7
Agustus.

1. Asi Booster

Masyarakat masih
percaya pada asupan pendukung ASI atau ASI booster seperti daun katuk. Namun
menurut dr. Utami, seluruh ASI booster tak akan efektif untuk meningkatkan
produksi ASI jika ayah ASI tak mendukung penuh.

“Ada obat yang
diberikan dokter dan ada yang tadisional boleh-boleh saja. Mana yang dipercaya.
Misalnya daun katuk, atau ada daun bangun-bangun. Kalau di Makassar juga
percaya jantung pisang. Namun jika ayah tak mendukung, tetap itu semua tak akan
efektif,” tegasnya.

Baca Juga :  1.620 Relawan Tuntas Mendapatkan Suntikan Pertama Vaksin Covid-19

2. Alergi ASI

Anak bisa mengalami
alergi protein susu sapi. Menurut dr. Utami bahkan hampir 80 persen anak alergi
adalah karena susu sapi. Namum ASI tidak bisa memicu anak alergi

“Kecil kemungkinan
anak alergi susu ASI. Yang ada adalah anak alergi makanan yang dimakan ibunya.
Misalnya ibunya minum susu sapi, anak bisa alergi. Bukan karena ASI,” ujarnya.

 

3. Jangan Makan
Makanan Pedas

Mitos yang keliru
lainnya adalah jangan mengonsumsi makanan pedas selama menyusui. Padahal dr.
Utami menegaskan air ketuban ibu juga rasanya sama seperti apa yang dikonsumsi
ibu. Artinya bayi sudah beradaptasi dengan segala makanan ibu sejak dalam
kandungan.

“Maka selama makan
pedas cabainya enggak 1 kilo sendirian, ya sah-sah saja. Asal jangan
kebanyakan. Kopi juga enggak masalah asal jangan kebanyakan,” ungkapnya.

4. Donor ASI

Pemahaman yang harus
diperhatikan masyarakat adalah seputar donor ASI. Jangan asal sembarangan
mencari donor ASI bagi anak. ASI terbaik hanya disediakan oleh Kementerian
Kesehatan setelah melalui screening.

Baca Juga :  Hati-hati Berlebihan, Catat Batas Aman Kafein Bagi Ibu Hamil

“Swbab ada kasus 2-3
tahun lalu di Pulau Jawa, ada kecolongan 3 bayi dikasih ASI donor ternyata
tertular HIV. Maka harus hati-hati,” katanya.

5. Menyusui Bikin
Payudara Kendur

Menurut dr. Utami,
menyusui tak akan mengubah kualitas payudara. Justru payudara bisa berubah saat
ibu sedang hamil.

“Makanya saya bilang
ke para suami kalau Anda tak mau payudara istri Anda berubah, jangan biarkan
istrimu hamil dong. Kalau menyusui tak membuat payudara kendur. Dan anak
sebaiknya disusukan kanan dan kiri ya, karena faktor kosmetik dan anak itu suka
memilih payudara. Jadi yang tak disukai si anak, payudaranya lebih kecil. Saya
usulkan, biar saja anak suka yang kanan atau yang kiri, nah yang tak terlalu
disukai bisa dipompa agar tetap bagus payudaranya,” tandasnya.(jpg)

 

ASI adalah nutrisi
yang paling lengkap bagi bayi untuk mendukung 1000 hari pertamanya. Meski
begitu, masih ada pemahaman yang salah seputar ASI, yang jarang diketahui
masyarakat. Pemahaman yang keliru ini terkadang membuat ayah atau ibu menjadi
ragu.

Dokter Spesialis Anak
dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM menjelaskan beberapa mitos yang masih
dipercaya atau dipegang oleh masyarakat khususnya para ibu seputar ASI. Hal ini
penting diketahui dalam rangka mendukung Pekan Menyusui Sedunia pada 1-7
Agustus.

1. Asi Booster

Masyarakat masih
percaya pada asupan pendukung ASI atau ASI booster seperti daun katuk. Namun
menurut dr. Utami, seluruh ASI booster tak akan efektif untuk meningkatkan
produksi ASI jika ayah ASI tak mendukung penuh.

“Ada obat yang
diberikan dokter dan ada yang tadisional boleh-boleh saja. Mana yang dipercaya.
Misalnya daun katuk, atau ada daun bangun-bangun. Kalau di Makassar juga
percaya jantung pisang. Namun jika ayah tak mendukung, tetap itu semua tak akan
efektif,” tegasnya.

Baca Juga :  1.620 Relawan Tuntas Mendapatkan Suntikan Pertama Vaksin Covid-19

2. Alergi ASI

Anak bisa mengalami
alergi protein susu sapi. Menurut dr. Utami bahkan hampir 80 persen anak alergi
adalah karena susu sapi. Namum ASI tidak bisa memicu anak alergi

“Kecil kemungkinan
anak alergi susu ASI. Yang ada adalah anak alergi makanan yang dimakan ibunya.
Misalnya ibunya minum susu sapi, anak bisa alergi. Bukan karena ASI,” ujarnya.

 

3. Jangan Makan
Makanan Pedas

Mitos yang keliru
lainnya adalah jangan mengonsumsi makanan pedas selama menyusui. Padahal dr.
Utami menegaskan air ketuban ibu juga rasanya sama seperti apa yang dikonsumsi
ibu. Artinya bayi sudah beradaptasi dengan segala makanan ibu sejak dalam
kandungan.

“Maka selama makan
pedas cabainya enggak 1 kilo sendirian, ya sah-sah saja. Asal jangan
kebanyakan. Kopi juga enggak masalah asal jangan kebanyakan,” ungkapnya.

4. Donor ASI

Pemahaman yang harus
diperhatikan masyarakat adalah seputar donor ASI. Jangan asal sembarangan
mencari donor ASI bagi anak. ASI terbaik hanya disediakan oleh Kementerian
Kesehatan setelah melalui screening.

Baca Juga :  Hati-hati Berlebihan, Catat Batas Aman Kafein Bagi Ibu Hamil

“Swbab ada kasus 2-3
tahun lalu di Pulau Jawa, ada kecolongan 3 bayi dikasih ASI donor ternyata
tertular HIV. Maka harus hati-hati,” katanya.

5. Menyusui Bikin
Payudara Kendur

Menurut dr. Utami,
menyusui tak akan mengubah kualitas payudara. Justru payudara bisa berubah saat
ibu sedang hamil.

“Makanya saya bilang
ke para suami kalau Anda tak mau payudara istri Anda berubah, jangan biarkan
istrimu hamil dong. Kalau menyusui tak membuat payudara kendur. Dan anak
sebaiknya disusukan kanan dan kiri ya, karena faktor kosmetik dan anak itu suka
memilih payudara. Jadi yang tak disukai si anak, payudaranya lebih kecil. Saya
usulkan, biar saja anak suka yang kanan atau yang kiri, nah yang tak terlalu
disukai bisa dipompa agar tetap bagus payudaranya,” tandasnya.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru