Orang
yang mengidap HIV AIDS seringkali masih mendapatkan diskriminasi di lingkungan
mereka. Dalam rangka memperingati Hari
AIDS Sedunia (HAS) 2020 yang jatuh pada 1 Desember, remaja menjadi sasaran
paling utama untuk mencegah penularan HIV AIDS.
Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan
Siti Nadia Tarmizi mengatakan Indonesia telah siap menuju akhir HIV AIDS di
tahun 2030, yaitu tidak ada inveksi HIV baru, tidak ada kematian karena AIDS,
dan tidak ada stigma dan diskriminasi.
Data
dari Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan HIV/AIDS dan PIMS pada
triwulan II Tahun 2020 hingga Juni 2020, memperlihatkan bahwa estimasi jumlah
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah mencapai 543.100 orang, 398.784 orang telah
ditemukan, dan hanya 205.945 ODHA yang baru memulai konsumsi ARV.
“Semangat kolaborasi yang kuat untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya remaja, tentang
pencegahan
IMS (Infeksi Menular Seksual) dan kesehatan reproduksi,†jelasnya dalam
konferensi pers virtual, Senin (30/11).
Ketua
Tim Penasihat Kolegium PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin) Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili, SpKK(K) menekankan pentingnya
pendidikan seks bagi remaja sebagai kegiatan promotif dan preventif untuk
memberikan tuntunan dan bimbingan kehidupan yang berkaitan dengan jenis
kelamin, kehidupan mencintai, hingga rasa tanggung jawab. Menurutnya, kegiatan
pendidikan seks harus senantiasa dipupuk sejak masa kanak-kanak hingga dewasa.
“Terdapat
korelasi yang tinggi antara IMS dan HIV AIDS, sehingga upaya preventif harus
dimulai dari unit terkecil masyarakat di keluarga. Bagi organisasi profesi ini,
edukasi seksual harus meliputi aspek moral, sosial, kesehatan, dan agama, di
mana dokter akan berperan memberikan pengobatan dan pemerintah mendesain program
dan regulasi,†jelasnya.
Berdasar
itu, anak muda dan remaja serta mahasiswa diajak untuk hidup sehat dan bisa
mencegah penularan HIV AIDS dengan Eduka5eks. Yaitu 5 langkah mudah memahami
pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi.
“Berupa
rekomendasi yang jelas bagi remaja. Bahwa edukasi seks #EnaknyaDiobrolin dengan
cara yang terbuka,†kata Director Reckitt Benckiser Indonesia dr. Helena Rahayu
Wonoadi.
“Mengingat
IMS (infeksi menular seksual) adalah salah satu pintu masuk penularan HIV/AIDS,
kampanye dan edukasi seksual pada populasi remaja harus terus digiatkan. Stigma
bahwa HIV mudah menular juga perlu diluruskan, jauhi penyakitnya bukan penderitanya,â€
tegas dr. Helena.
5
Langkah yang Dimaksud:
1.
Ayo Pahami
Sikap
terbuka untuk memperoleh lebih banyak informasi tentang kesehatan seksual dan
organ reproduksi.
2.
Mari Bicara
Berani
untuk memulai percakapan.
3.
Saling Menghargai
Menghargai
pendapat dan keputusan orang lain.
4.
Selalu Bertanggung Jawab
Bertanggung
jawab atas diri sendiri, pasangan kita, dan keluarga kita.
5.
Pemeriksaan Kesehatan
Mulai
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.