31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Penelitian Ungkap Racun pada Lebah Bisa Bunuh Sel Kanker Payudara

Penderita
kanker payudara punya harapan baru untuk sembuh. Penelitian yang dilakukan oleh
Harry Perkins Institute of Medical Research menunjukkan bahwa racun yang
dimiliki lebah madu ternyata bisa menghancurkan sel ganas pada kanker payudara.
Hasil riset tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Precision
Oncology.

’’Racun
lebah madu terbukti sangat ampuh,’’ ujar Ciara Duffy yang memimpin penelitian
tersebut seperti dikutip BBC.

Dia
memaparkan bahwa komponen utama racun lebah madu itu jika dikombinasikan dengan
obat-obat kemoterapi yang ada saat ini sangat efisien untuk mengurangi
pertumbuhan tumor pada tikus.

Di
awal penelitian, mereka menguji lebih dari 300 racun yang berasal dari berbagai
jenis lebah madu dan bumblebee. Lebah-lebah tersebut ditidurkan dengan karbon
dioksida dan disimpan di es. Racunnya lalu diekstraksi dan disuntikkan ke sel
kanker.

Baca Juga :  Bumil, Waspada Lonjakan Gula Darah Saat Usia Kehamilan Mulai 24 Minggu

Racun
dan senyawa di dalamnya yang disebut melitin ternyata ampuh untuk menangani dua
tipe kanker yang sulit diobati, triple-negative dan HER2-positif. Melitin juga
bisa menghentikan pertumbuhan sel kanker.

Kanker
payudara triple-negative adalah salah satu tipe yang paling agresif. Biasanya
ia diobati dengan cara operasi serta radioterapi dan kemoterapi. Sekitaar 10–15
persen kanker payudara adalah jenis triple-negative.

Satu
konsentrasi melitin bisa menghancurkan sel kanker dalam waktu satu jam. Ia juga
memiliki efek minimal pada sel lainnya.

Namun,
jika dosisnya ditambah, jadi berbahaya. Penelitian ini memang masih tahap awal.
Butuh serangkaian uji coba lagi sebelum bisa diterapkan ke manusia.

Duffy
menjelaskan, ada ribuan senyawa kimia yang bisa membunuh sel kanker ketika
diuji coba di lab. Namun, hanya sedikit yang bisa digunakan sebagai obat untuk
manusia. Racun lebah sebelumnya juga pernah diteliti untuk pengobatan beberapa
jenis kanker, salah satunya melanoma atau kanker kulit.

Baca Juga :  Waspada Insomnia Kronis

Penderita
kanker payudara punya harapan baru untuk sembuh. Penelitian yang dilakukan oleh
Harry Perkins Institute of Medical Research menunjukkan bahwa racun yang
dimiliki lebah madu ternyata bisa menghancurkan sel ganas pada kanker payudara.
Hasil riset tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Precision
Oncology.

’’Racun
lebah madu terbukti sangat ampuh,’’ ujar Ciara Duffy yang memimpin penelitian
tersebut seperti dikutip BBC.

Dia
memaparkan bahwa komponen utama racun lebah madu itu jika dikombinasikan dengan
obat-obat kemoterapi yang ada saat ini sangat efisien untuk mengurangi
pertumbuhan tumor pada tikus.

Di
awal penelitian, mereka menguji lebih dari 300 racun yang berasal dari berbagai
jenis lebah madu dan bumblebee. Lebah-lebah tersebut ditidurkan dengan karbon
dioksida dan disimpan di es. Racunnya lalu diekstraksi dan disuntikkan ke sel
kanker.

Baca Juga :  Bumil, Waspada Lonjakan Gula Darah Saat Usia Kehamilan Mulai 24 Minggu

Racun
dan senyawa di dalamnya yang disebut melitin ternyata ampuh untuk menangani dua
tipe kanker yang sulit diobati, triple-negative dan HER2-positif. Melitin juga
bisa menghentikan pertumbuhan sel kanker.

Kanker
payudara triple-negative adalah salah satu tipe yang paling agresif. Biasanya
ia diobati dengan cara operasi serta radioterapi dan kemoterapi. Sekitaar 10–15
persen kanker payudara adalah jenis triple-negative.

Satu
konsentrasi melitin bisa menghancurkan sel kanker dalam waktu satu jam. Ia juga
memiliki efek minimal pada sel lainnya.

Namun,
jika dosisnya ditambah, jadi berbahaya. Penelitian ini memang masih tahap awal.
Butuh serangkaian uji coba lagi sebelum bisa diterapkan ke manusia.

Duffy
menjelaskan, ada ribuan senyawa kimia yang bisa membunuh sel kanker ketika
diuji coba di lab. Namun, hanya sedikit yang bisa digunakan sebagai obat untuk
manusia. Racun lebah sebelumnya juga pernah diteliti untuk pengobatan beberapa
jenis kanker, salah satunya melanoma atau kanker kulit.

Baca Juga :  Waspada Insomnia Kronis

Terpopuler

Artikel Terbaru