Seperti halnya laki-laki, tindakan selingkuh yang dilakukan perempuan akan merusak kepercayaan dalam hubungan dan menyisakan kekecewaan. Tindakan selingkuh, memang tidak dibenarkan baik dari pihak laki-laki maupun perempuan yang sengaja melakukannya.
Namun dari sisi psikologi, tindak selingkuh dapat dipelajari terkait pola dan tujuan yang dilakukan oleh beberapa orang. Sama halnya laki-laki, perempuan yang memutuskan untuk berselingkuh pasti memiliki alasan dasar.
Seperti dilansir dari psychologytoday.com, Sabtu (29/6), berikut enam alasan mengapa perempuan berselingkuh, menurut psikologis.
- Mereka merasa kurang dihargai dan cenderung diabaikan
Sebelum memutuskan untuk berseljngkuh, mereka mungkin merasa bahwa dalam hubungan tersebut mereka sering diperlakukan seperti pembantu rumah tangga, pengasuh anak, atau penyedia keuangan daripada menjadi seorang istri atau kekasih.
Akibatnya, mereka pun mencari situasi eksternal yang dapat memvalidasi siapa mereka sebenarnya, bukan layanan yang mereka lakukan.
- Mereka mendambakan keintiman
Perempuan cenderung merasa dihargai dan terhubung dengan pasangannya melalui interaksi non-seksual dan emosional, seperti berbicara, bersenang-senang bersama, penuh perhatian, membangun rumah tangga dan kehidupan sosial bersama, dan lainnya.
Ketika mereka tidak merasakan hubungan seperti itu dari pasangan utamanya, mereka mungkin berpeluang besar untuk mencarinya di tempat lain.
- Mereka kewalahan oleh kebutuhan orang lain.
Penelitian terbaru tentang perempuan yang berselingkuh menunjukkan fakta bahwa banyak perempuan yang meskipun mereka sangat mencintai pasangannya, namun tetap saja mereka selingkuh.
Perempuan-perempuan ini sering merasa kurang mendapat dukungan dan merasa kewalahan karena harus bisa menjadi segalanya bagi semua orang.
- Mereka kesepian
Perempuan dapat mengalami kesepian dalam suatu hubungan karena berbagai alasan. Mungkin pasangannya bekerja berjam-jam atau sering bepergian untuk urusan bisnis, atau mungkin pasangannya tidak memenuhi kebutuhan emosional lainnya.
Apapun penyebabnya, mereka mungkim merasa kesepian, dan mereka mencari koneksi melalui perselingkuhan untuk mengisi kekosongan tersebut.
- Mereka berharap terlalu banyak dari hubungan utamanya
Beberapa perempuan memiliki ekspektasi yang tidak masuk akal tentang apa yang seharusnya diberikan oleh pasangan dalam hubungan mereka.Mereka mengharapkan pasangannya untuk selalu memenuhi setiap kebutuhannya 24/7, 365 hari dalam setahun, dan jika hal ini tidak terjadi, mereka mungkin akan mencari perhatian di tempat lain.
- Mereka merespons trauma dan pelecehan yang pernah dialaminya
Perempuan yang mengalami trauma mendalam di awal kehidupan atau saat dewasa cukup memberi dampak signifikan pada perselingkuhan. Biasanya, trauma seksual akan menampilkan kembali trauma tersebut sebagai cara untuk menguasai atau mengendalikan.(jpc)
