Pernahkah Anda melihat seorang pria bertemu dengan perempuan kuat, namun alih-alih dirinya kagum, malah terlihat takut dan tak nyaman?
Pria ini mungkin merasa rendah diri karena berhadapan oleh perempuan yang dianggap lebih kuat darinya misal dari segi wawasan, finansial, dan pendidikan, lalu akan berusaha pergi dan menjauhinya.
Selain itu, mereka rentan mengalami berbagai bentuk kecemasan, di mana perempuan sukses dan percaya diri secara tidak sadar menekankan perasaan rendah diri dan tidak aman bagi sang pria.
Namun tak hanya itu acuan dibaliknya, dikutip dari Times of India, Jumat (26/7), berikut lima alasan pria sering takut pada perempuan kuat.
Takut hilang kendali
Perempuan kuat bagaikan pemimpin yang serba bisa dalam hidup mereka, seperti mandiri dan percaya diri. Mereka tahu apa yang diinginkan dan cara mendapatkannya. Juga, tak akan membiarkan dirinya dipimpin atau dikendalikan, termasuk saat menjalin hubungan asmara.
Alhasil, sang pria akan berada di situasi mereka tidak dapat lagi menentukan arah atau kehilangan kendali atas hubungan tersebut.
Rasa tidak aman pada diri sendiri
Perempuan kuat secara tidak sadar mengungkapkan kekurangan dan kelemahan pasangan, menyebabkan perasaan tidak aman dan rendah diri.Alih-alih memperbaiki diri, sang pria lebih suka mundur bahkan melarikan diri.
Takut gagal
Perempuan kuat sering kali menetapkan standar tinggi, baik untuk diri sendiri maupun pasangan. Hal ini dapat menimbulkan rasa takut gagal pada pria karena mereka khawatir tidak akan mampu memenuhi harapan dan mengecewakannya.
Tekanan teman sebaya
Sebagian pria lebih memilih hal-hal biasa daripada risiko diejek karena memiliki pasangan yang kuat.
Bayangkan seorang pria membanggakan pacarnya yang merupakan pengusaha sukses. Alih-alih mendapat tepuk tangan, ia malah diejek.Tekanan sosial memaksanya untuk menjauhi perempuan berkuasa karena takut diejek dan kehilangan status di antara teman-temannya.
Takut kehilangan kebebasan
Perempuan kuat itu mandiri dan hidupnya penuh petualangan. Di sisi lain, pria takut harus berbagi waktu dan ruang dengan seseorang yang memiliki kebutuhan sama atau lebih besar akan kebebasan.
Bayangkan seorang pria yang terbiasa memiliki waktu sendiri, misal olahraga, teman, hobi. Ketika perempuan kuat dengan jadwal sama sibuk masuk ke dalam hidupnya, dia merasa seperti akan kehilangan ruang pribadi.
Alih-alih melihat kemandirian sebagai aset, dia takut harus mengorbankan hobi dan kebebasan untuk bersamanya.(jpc)