Proscrastinator merupakan istilah untuk menyebut seseorang yang berulang kali menunda keputusan atau tindakan tanpa alasan yang jelas.Misalnya, jika seseorang berulang kali menunda mengerjakan tugas hingga menjelang batas waktu tanpa alasan, meskipun ia tahu bahwa akan lebih baik jika ia memulainya lebih awal, orang tersebut adalah penunda.
Orang yang suka menunda-nunda biasanya menderita berbagai masalah karena kebiasaan menunda-nunda, seperti kesempatan yang hilang dan meningkatnya stres.
Penderita ‘Proscrastinator’ biasanya menderita kesenjangan antara niat dan tindakan, Mereka tidak mampu memaksakan diri untuk melakukan sesuatu tepat waktu meskipun mereka bermaksud dan ingin melakukannya, dan meskipun mereka menyadari betul masalah yang disebabkan oleh kebiasaan menunda-nunda mereka.
Oleh karena itu, banyak orang yang suka menunda-nunda terjebak dalam siklus penundaan kronis, yang terus mereka coba hindari.
Dilansir dari laman Solving Proscrastinator, berikut perilaku yang sering ditunjukkan oleh orang yang suka menunda-nunda pekerjaan beserta bahaya dan dampaknya:
- Seseorang yang kerap kali menjelajahi media sosial saat seharusnya bekerja, meski sebenarnya ia frustrasi dengan dirinya sendiri dan berharap bisa segera memulainya.
- Seseorang yang begadang lebih lama dari yang seharusnya setiap malam, melakukan hal-hal seperti menonton video , meskipun tahu bahwa hal tersebut membuat mereka kelelahan.
- Seseorang yang sering melakukan hal-hal yang bermanfaat, seperti membersihkan kamarnya, padahal seharusnya mereka melakukan hal-hal yang lebih penting, seperti menyelesaikan tugas sekolah.
- Seseorang yang terus-menerus berjanji pada dirinya sendiri bahwa mereka akan memulai proyek yang mereka sukai seperti menulis buku atau membangun bisnis. Tetapi tidak pernah membuat kemajuan apa pun, dan sebaliknya hanya berfantasi tentang kesuksesan mereka di masa depan.
- Seseorang yang terus-menerus mencari alasan untuk menjelaskan mengapa mereka harus menunggu sebelum memulai kebiasaan baru yang positif seperti berdiet, berolahraga, atau menabung meskipun mereka tahu akan lebih baik bagi mereka untuk memulainya saja.
Menjadi seorang penunda dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk hilangnya kesempatan, kinerja akademis yang buruk, status pekerjaan dan keuangan yang buruk, meningkatnya konflik interpersonal, kesejahteraan emosional yang buruk, kesehatan mental yang buruk, dan kesehatan fisik yang buruk. Lebih jauh lagi, para penunda cenderung menunda mencari bantuan untuk masalah mereka, termasuk untuk menunda-nunda pekerjaan mereka.
Menurut survei seperti dikutip dari Solving Proscrastinator terdapat 20 persen orang dewasa adalah penunda kronis, Lebih jauh lagi, sekitar 75 persen mahasiswa menganggap diri mereka sebagai penunda, dan 50 persen menunda secara konsisten dan bermasalah.(jpc)