Tidak sedikit orang di dunia ini yang memperlakukan hewan peliharaannya seperti anggota keluarga sendiri, bahkan lebih spesifik lagi, seperti anak kandung mereka sendiri.
Mereka memberi nama, pakaian, makanan khusus, hingga berbicara dengan penuh kasih sayang layaknya orang tua kepada anak.
Bagi sebagian orang, hal ini mungkin terlihat berlebihan. Namun menurut psikologi, ada alasan kuat mengapa seseorang memiliki ikatan emosional yang sangat dalam dengan hewan peliharaannya.
Faktanya, orang-orang yang menganggap hewan peliharaan mereka sebagai “anak” bukan hanya menunjukkan rasa cinta yang besar, tetapi juga memiliki ciri-ciri kepribadian dan kondisi emosional tertentu.
Dilansir dari Geediting pada Kamis (22/5), terdapat enam sifat utama yang biasanya ditunjukkan oleh mereka, menurut kajian psikologi:
- Tingkat Empati yang Sangat Tinggi
Orang yang memperlakukan hewan peliharaannya seperti anak menunjukkan tingkat empati yang luar biasa.
Mereka mampu merasakan perasaan makhluk lain, bahkan yang tidak bisa mengungkapkan diri secara verbal.
Rasa empati ini membuat mereka peka terhadap kebutuhan emosional dan fisik hewan peliharaan mereka, seperti rasa lapar, takut, stres, atau kesepian.
Menurut psikologi perkembangan, orang yang memiliki empati tinggi cenderung memperluas batas kasih sayangnya melampaui manusia, mencakup hewan, bahkan alam sekitar.Hal ini bisa jadi merupakan cerminan dari kepribadian yang welas asih dan pengayom.
- Punya Naluri Keibuan atau Kebapakan yang Kuat
Dalam studi psikologi tentang perilaku pengasuhan, banyak orang memiliki naluri keibuan atau kebapakan, terlepas dari apakah mereka memiliki anak kandung atau tidak.
Orang-orang ini cenderung memiliki dorongan batiniah untuk merawat, melindungi, dan membimbing makhluk lain yang mereka anggap lemah atau membutuhkan.
Bagi sebagian orang, hewan peliharaan menjadi wadah untuk menyalurkan dorongan naluriah tersebut.
Mereka merawat hewan peliharaan dengan penuh perhatian, merasa khawatir jika hewan sakit, bahkan ada yang merencanakan asuransi dan tabungan untuk kebutuhan medis hewannya.
Semua ini adalah tanda bahwa mereka memosisikan hewan tersebut dalam peran “anak” dalam kehidupan mereka.
- Cenderung Mengalami Ikatan Emosional yang Dalam
Psikologi menyebut ikatan ini sebagai attachment bond, sebuah koneksi emosional yang kuat dan bertahan lama antara dua makhluk.Bagi orang yang melihat hewan peliharaan sebagai anak, hubungan mereka bukan sekadar pemilik dan binatang, melainkan lebih dalam—serupa dengan hubungan orang tua dan anak.
Biasanya, mereka akan berbicara dengan hewan peliharaan mereka, bercerita, memeluknya ketika sedih, dan merasa kehilangan yang mendalam jika hewan tersebut meninggal dunia.Ini menunjukkan bahwa hewan bukan hanya teman, tetapi sudah menjadi bagian penting dari identitas emosional mereka.
- Punya Kebutuhan untuk Merawat dan Diberi Balasan Cinta
Secara psikologis, manusia memiliki kebutuhan untuk dicintai dan mencintai.Namun, tidak semua orang merasa kebutuhan tersebut terpenuhi dalam hubungan sosial dengan manusia lain.
Hewan peliharaan sering kali memberikan cinta yang tulus tanpa syarat, dan ini sangat berarti bagi seseorang yang merasa kesepian atau kurang dihargai dalam kehidupan sosialnya.
Orang yang menganggap hewan peliharaannya sebagai anak sering kali merasa bahwa hewan itu mampu memberi “balasan cinta” dalam bentuk lain—seperti antusiasme saat pulang ke rumah, kelekatan fisik, atau kehadiran yang menenangkan.Ini memenuhi kebutuhan emosional yang mendalam bagi individu tersebut.
- Cenderung Lebih Bertanggung Jawab dan Disiplin
Merawat hewan seperti anak membutuhkan komitmen yang tinggi.Mereka yang melakukan ini biasanya memiliki sifat tanggung jawab yang kuat.Mereka tahu kapan harus memberi makan, membawa ke dokter hewan, membersihkan, bahkan mengatur jadwal tidur hewan peliharaannya.
Ini mencerminkan kedisiplinan dan dedikasi yang luar biasa.Dalam psikologi perilaku, seseorang yang konsisten dalam rutinitas perawatan cenderung memiliki kepribadian yang stabil dan penuh perhatian terhadap detail kecil, yang sering kali juga tercermin dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka.
- Rentan terhadap Kesepian, Tapi Punya Cara Sehat untuk Menghadapinya
Beberapa studi psikologi menunjukkan bahwa orang yang memperlakukan hewan peliharaan seperti anak mungkin mengalami kesepian, terutama jika mereka tinggal sendiri, belum memiliki anak, atau mengalami kehilangan orang tercinta.
Namun alih-alih larut dalam keterasingan, mereka menyalurkan kebutuhan kasih sayang melalui hubungan dengan hewan peliharaan.Ini adalah bentuk mekanisme koping (coping mechanism) yang positif.
Daripada mencari pelarian dalam hal-hal merusak seperti kecanduan atau isolasi, mereka justru membentuk hubungan emosional yang sehat dengan makhluk hidup lain. Hal ini bahkan dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan risiko depresi.
Kesimpulan: Sebuah Wujud Cinta yang Layak Dihargai
Menganggap hewan peliharaan sebagai anak bukanlah sesuatu yang aneh atau salah.
Justru, ini mencerminkan kedalaman hati, kelembutan jiwa, dan kedewasaan emosional seseorang.
Dalam dunia yang kadang penuh kepalsuan dan relasi yang rumit, cinta yang tulus kepada makhluk hidup yang tak bisa berbicara justru menunjukkan sisi paling manusiawi dari kita semua.
Jika Anda termasuk orang yang merasa hewan peliharaan adalah “anak” bagi Anda, maka ketahuilah bahwa Anda tidak sendiri.
Anda memiliki hati yang besar, kepekaan emosional yang tinggi, dan kemampuan luar biasa untuk mencintai tanpa syarat.(jpc)