28.6 C
Jakarta
Monday, September 29, 2025

Ciri Orang Penguras Energi yang Wajib Kamu Jauhi Demi Hidup Lebih Tenang.

Pernahkah kamu merasa lelah bukan karena beraktivitas berat, tetapi karena terlalu sering berinteraksi dengan orang tertentu?

Rasanya energi terkuras habis, meski hanya sekadar ngobrol atau menghabiskan waktu bersama mereka.

Inilah yang disebut dengan kehadiran orang penguras energi, yaitu orang-orang dengan sikap dan kebiasaan tertentu yang tanpa sadar menyedot semangat serta ketenanganmu.

Mereka bisa datang dari lingkungan terdekat, seperti teman, rekan kerja, bahkan keluarga sendiri.

Kehadiran mereka seringkali membuatmu terbebani, penuh tekanan, dan sulit sekali untuk menikmati hidup dengan tenang.

Karena itu, penting sekali untuk mengenali tanda-tanda khas dari orang-orang seperti ini agar kamu bisa lebih bijak dalam menjaga jarak, melindungi diri, dan tetap mempertahankan ketenangan dalam hidupmu.

Dilansir dari laman Global English Editing pada Minggu (21/9), berikut merupakan 7 ciri orang penguras energi yang wajib kamu jauhi demi hidup lebih tenang.

  1. Mereka tidak suka dengan solusi

Tipe orang seperti ini sering sekali mengeluh tentang masalah yang ia alami, namun saat diberikan solusi atau saran, mereka akan langsung menolaknya dengan berbagai alasan.

Misalnya, ketika kamu memberikan ide untuk menyelesaikan masalahnya, mereka akan membalas dengan kalimat “Iya, tapi…” dan kemudian mencari celah baru yang membuat masalahnya tetap ada.

Orang seperti ini sebenarnya tidak menginginkan jalan keluar, melainkan hanya ingin terus didengar dan diperhatikan.

Mereka menjadikan masalah sebagai identitas, seolah-olah hidup tanpa masalah akan membuat mereka kehilangan jati diri.

Dampaknya, kamu yang berada di dekatnya menjadi lelah karena merasa usahamu untuk membantunya tidak pernah dihargai dan tidak akan pernah membuahkan hasil.

  1. Mereka selalu minta dipandu secara emosional

Orang-orang seperti ini juga cenderung tidak bisa memproses perasaan dan pikirannya sendiri tanpa melibatkan orang lain.

Mereka selalu ingin tahu apa pendapatmu tentang pesan yang mereka terima, bagaimana makna ucapan orang lain terhadap mereka, atau bagaimana seharusnya mereka bersikap.

Baca Juga :  Empat Shio Diramalkan Akan Mendapatkan Rezeki Tak Terduga

Pada akhirnya, kamu yang harus menafsirkan dan memberi penjelasan untuk segala sesuatu yang mereka alami.

Hubungan seperti ini bisa terasa berat karena kamu terus dipaksa menyediakan validasi dan bimbingan emosional, sedangkan mereka tidak berusaha belajar mempercayai dirinya sendiri.

  1. Mereka membuat obrolan jadi berputar-putar

Orang-orang seperti ini juga cenderung selalu membawa percakapan berputar-putar tanpa arah.

Masalah yang sudah selesai dibicarakan bisa kembali diangkat, luka lama terus diulang, bahkan cerita sederhana bisa memakan waktu berjam-jam untuk dibicarakan.

Mereka tidak benar-benar mencari pemahaman, melainkan hanya mengulang dan mengulang kembali hal yang sama.

Obrolan tidak lagi terasa sehat karena tidak ada perkembangan di dalamnya, yang ada hanyalah pengulangan yang melelahkan. Berada di situasi seperti ini bisa membuatmu cepat kehilangan energi dan kesabaran.

  1. Mereka terlalu mudah terbawa emosi orang lain

Sifat terakhir yang juga menguras energi adalah ketika seseorang tidak memiliki batasan emosional yang jelas. Jika kamu merasa sedikit stres, mereka bisa menjadi lebih stres dari dirimu.

Jika kamu sedang kesal, mereka bisa menjadi lebih marah seolah-olah ikut menanggung perasaanmu. Sekilas hal ini tampak seperti empati, namun sebenarnya itu lebih kepada menyerap dan memperbesar emosi orang lain.

Akibatnya, bukannya merasa terbantu, kamu justru semakin terbebani karena emosimu dikembalikan dalam versi yang lebih berat

Lama-kelamaan, kamu akan menahan diri untuk tidak lagi berbagi perasaan karena tahu bahwa mereka tidak mampu mengendalikan reaksi mereka sendiri.

Hubungan semacam ini membuatmu harus selalu berhati-hati dan menyaring perasaanmu sendiri sebelum disampaikan, yang pada akhirnya sangat melelahkan.

  1. Mereka menganggap masalah kecil sebagai tragedi besar

Orang dengan sifat seperti ini sering kali membuat hal-hal kecil terlihat seperti bencana besar.

Misalnya, ketinggalan bus atau mendapat pesanan kopi yang salah dianggap sebagai masalah serius yang seolah-olah bisa merusak hidupnya.

Baca Juga :  Beberapa Alasan yang Bisa Menjelaskan Mengapa Kamu Tidak Bisa Tidur Saat Merasa Lelah

Mereka tidak bisa membedakan antara masalah kecil dengan masalah besar, sehingga emosinya selalu meledak tanpa kendali.

Ketika bersama mereka, kamu akhirnya akan terbawa suasana karena merasa harus terus menenangkan atau menghibur mereka.

Jika terlalu sering menghadapi orang seperti ini, energi emosionalmu akan terkuras habis karena kamu selalu diposisikan sebagai penopang dan penenang, padahal masalahnya sebenarnya tidak seberapa.

  1. Mereka selalu ingin lebih dari pengalamanmu

Sifat lain dari orang-orang seperti ini adalah ketika ia selalu berusaha mengungguli cerita atau pengalamanmu. Ketika kamu bercerita tentang kesuksesan kecil, mereka langsung menimpali dengan kisah yang lebih hebat.

Saat kamu berbagi kesulitan, mereka akan mengatakan bahwa masalah mereka jauh lebih berat.

Hal ini bukan berarti mereka ingin merendahkanmu, melainkan karena mereka terbiasa menganggap segala sesuatu sebagai ajang perbandingan.

Namun, akibatnya obrolan tidak lagi terasa menyenangkan. Kamu jadi malas bercerita, karena setiap pengalamanmu akan selalu ditimpa dengan kisah mereka.

Lama-kelamaan, hubungan seperti ini bisa membuatmu merasa tidak dihargai dan semakin terkikis kepercayaan untuk berbagi.

  1. Mereka selalu mengingat jasanya kepadamu

Salah satu sifat yang sangat menguras energi adalah ketika seseorang selalu mengingat setiap bantuan yang pernah mereka lakukan kepadamu.

Bagi mereka, kebaikan bukanlah sesuatu yang tulus, melainkan seperti sebuah catatan utang yang harus kamu bayar suatu saat nanti.

Jika mereka pernah menolong atau sekadar mendengarkanmu curhat, hal itu akan disimpan dalam ingatan mereka, dan suatu hari bisa diungkit kembali.

Hubungan dengan orang seperti ini terasa tidak tulus karena setiap kebaikan yang diberikan selalu ada perhitungan di baliknya.

Kamu akan merasa seperti memiliki utang yang tidak akan pernah lunas, meskipun sebenarnya kamu tidak pernah berniat untuk berutang. Pada akhirnya, hubungan yang seharusnya ringan berubah menjadi beban yang sangat menekan.(jpc)

Pernahkah kamu merasa lelah bukan karena beraktivitas berat, tetapi karena terlalu sering berinteraksi dengan orang tertentu?

Rasanya energi terkuras habis, meski hanya sekadar ngobrol atau menghabiskan waktu bersama mereka.

Inilah yang disebut dengan kehadiran orang penguras energi, yaitu orang-orang dengan sikap dan kebiasaan tertentu yang tanpa sadar menyedot semangat serta ketenanganmu.

Mereka bisa datang dari lingkungan terdekat, seperti teman, rekan kerja, bahkan keluarga sendiri.

Kehadiran mereka seringkali membuatmu terbebani, penuh tekanan, dan sulit sekali untuk menikmati hidup dengan tenang.

Karena itu, penting sekali untuk mengenali tanda-tanda khas dari orang-orang seperti ini agar kamu bisa lebih bijak dalam menjaga jarak, melindungi diri, dan tetap mempertahankan ketenangan dalam hidupmu.

Dilansir dari laman Global English Editing pada Minggu (21/9), berikut merupakan 7 ciri orang penguras energi yang wajib kamu jauhi demi hidup lebih tenang.

  1. Mereka tidak suka dengan solusi

Tipe orang seperti ini sering sekali mengeluh tentang masalah yang ia alami, namun saat diberikan solusi atau saran, mereka akan langsung menolaknya dengan berbagai alasan.

Misalnya, ketika kamu memberikan ide untuk menyelesaikan masalahnya, mereka akan membalas dengan kalimat “Iya, tapi…” dan kemudian mencari celah baru yang membuat masalahnya tetap ada.

Orang seperti ini sebenarnya tidak menginginkan jalan keluar, melainkan hanya ingin terus didengar dan diperhatikan.

Mereka menjadikan masalah sebagai identitas, seolah-olah hidup tanpa masalah akan membuat mereka kehilangan jati diri.

Dampaknya, kamu yang berada di dekatnya menjadi lelah karena merasa usahamu untuk membantunya tidak pernah dihargai dan tidak akan pernah membuahkan hasil.

  1. Mereka selalu minta dipandu secara emosional

Orang-orang seperti ini juga cenderung tidak bisa memproses perasaan dan pikirannya sendiri tanpa melibatkan orang lain.

Mereka selalu ingin tahu apa pendapatmu tentang pesan yang mereka terima, bagaimana makna ucapan orang lain terhadap mereka, atau bagaimana seharusnya mereka bersikap.

Baca Juga :  Empat Shio Diramalkan Akan Mendapatkan Rezeki Tak Terduga

Pada akhirnya, kamu yang harus menafsirkan dan memberi penjelasan untuk segala sesuatu yang mereka alami.

Hubungan seperti ini bisa terasa berat karena kamu terus dipaksa menyediakan validasi dan bimbingan emosional, sedangkan mereka tidak berusaha belajar mempercayai dirinya sendiri.

  1. Mereka membuat obrolan jadi berputar-putar

Orang-orang seperti ini juga cenderung selalu membawa percakapan berputar-putar tanpa arah.

Masalah yang sudah selesai dibicarakan bisa kembali diangkat, luka lama terus diulang, bahkan cerita sederhana bisa memakan waktu berjam-jam untuk dibicarakan.

Mereka tidak benar-benar mencari pemahaman, melainkan hanya mengulang dan mengulang kembali hal yang sama.

Obrolan tidak lagi terasa sehat karena tidak ada perkembangan di dalamnya, yang ada hanyalah pengulangan yang melelahkan. Berada di situasi seperti ini bisa membuatmu cepat kehilangan energi dan kesabaran.

  1. Mereka terlalu mudah terbawa emosi orang lain

Sifat terakhir yang juga menguras energi adalah ketika seseorang tidak memiliki batasan emosional yang jelas. Jika kamu merasa sedikit stres, mereka bisa menjadi lebih stres dari dirimu.

Jika kamu sedang kesal, mereka bisa menjadi lebih marah seolah-olah ikut menanggung perasaanmu. Sekilas hal ini tampak seperti empati, namun sebenarnya itu lebih kepada menyerap dan memperbesar emosi orang lain.

Akibatnya, bukannya merasa terbantu, kamu justru semakin terbebani karena emosimu dikembalikan dalam versi yang lebih berat

Lama-kelamaan, kamu akan menahan diri untuk tidak lagi berbagi perasaan karena tahu bahwa mereka tidak mampu mengendalikan reaksi mereka sendiri.

Hubungan semacam ini membuatmu harus selalu berhati-hati dan menyaring perasaanmu sendiri sebelum disampaikan, yang pada akhirnya sangat melelahkan.

  1. Mereka menganggap masalah kecil sebagai tragedi besar

Orang dengan sifat seperti ini sering kali membuat hal-hal kecil terlihat seperti bencana besar.

Misalnya, ketinggalan bus atau mendapat pesanan kopi yang salah dianggap sebagai masalah serius yang seolah-olah bisa merusak hidupnya.

Baca Juga :  Beberapa Alasan yang Bisa Menjelaskan Mengapa Kamu Tidak Bisa Tidur Saat Merasa Lelah

Mereka tidak bisa membedakan antara masalah kecil dengan masalah besar, sehingga emosinya selalu meledak tanpa kendali.

Ketika bersama mereka, kamu akhirnya akan terbawa suasana karena merasa harus terus menenangkan atau menghibur mereka.

Jika terlalu sering menghadapi orang seperti ini, energi emosionalmu akan terkuras habis karena kamu selalu diposisikan sebagai penopang dan penenang, padahal masalahnya sebenarnya tidak seberapa.

  1. Mereka selalu ingin lebih dari pengalamanmu

Sifat lain dari orang-orang seperti ini adalah ketika ia selalu berusaha mengungguli cerita atau pengalamanmu. Ketika kamu bercerita tentang kesuksesan kecil, mereka langsung menimpali dengan kisah yang lebih hebat.

Saat kamu berbagi kesulitan, mereka akan mengatakan bahwa masalah mereka jauh lebih berat.

Hal ini bukan berarti mereka ingin merendahkanmu, melainkan karena mereka terbiasa menganggap segala sesuatu sebagai ajang perbandingan.

Namun, akibatnya obrolan tidak lagi terasa menyenangkan. Kamu jadi malas bercerita, karena setiap pengalamanmu akan selalu ditimpa dengan kisah mereka.

Lama-kelamaan, hubungan seperti ini bisa membuatmu merasa tidak dihargai dan semakin terkikis kepercayaan untuk berbagi.

  1. Mereka selalu mengingat jasanya kepadamu

Salah satu sifat yang sangat menguras energi adalah ketika seseorang selalu mengingat setiap bantuan yang pernah mereka lakukan kepadamu.

Bagi mereka, kebaikan bukanlah sesuatu yang tulus, melainkan seperti sebuah catatan utang yang harus kamu bayar suatu saat nanti.

Jika mereka pernah menolong atau sekadar mendengarkanmu curhat, hal itu akan disimpan dalam ingatan mereka, dan suatu hari bisa diungkit kembali.

Hubungan dengan orang seperti ini terasa tidak tulus karena setiap kebaikan yang diberikan selalu ada perhitungan di baliknya.

Kamu akan merasa seperti memiliki utang yang tidak akan pernah lunas, meskipun sebenarnya kamu tidak pernah berniat untuk berutang. Pada akhirnya, hubungan yang seharusnya ringan berubah menjadi beban yang sangat menekan.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru