Ilustrasi orang yang bekerja dengan cara yang lebih efisien. (Pixabay)
Bekerja Lebih Efisien, Membagi Waktu Antara Bekerja dan Beristirahat
Bekerja terlalu keras tidak selalu dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Namun, ketika seseorang dapat bekerja dengan lebih efisien, mereka akan mampu membagi waktu agar lebih seimbang antara bekerja dan beristirahat.
Perlu kamu ketahui, bahwa setiap pekerjaan pasti memerlukan efisiensi. Itu dapat memberikan pikiran yang kreatif dan membuka peluang baru. Ketika kamu mampu melakukan hal itu, berbagai pekerjaan dapat dilakukan lebih mudah dan meningkatkan produktivitas.
Dilansir dari fastcompany.com, Sebuah esai yang diterbitkan di The Economist pada 1995, Sejarawan Inggris Cyril Northcote Parkinson menulis bagaimana pekerjaan seringkali ”meluas sehingga memerlukan waktu luang yang tersedia untuk menyelesaikannya.”
Hal itu digambarkan seperti menulis sebuah artikel singkat, ketika kamu mempunyai banyak waktu seharian, maka menyelesaikan artikel tersebut dapat memakan waktu seharian penuh. Ini disebabkan oleh faktor perfeksionis, prokrastinasi, dan kemalasan, fenomena ini dikenal dengan hukum Parkinson.
Hukum Parkinson menjelaskan mengapa kamu tidak menyelesaikan lebih banyak pekerjaan selama tiga jam berturut-turut, tetapi bekerja selama dua jam dapat menyelesaikan satu pekerjaan yang kamu fokuskan.
Kerja otak bagaikan bandul yang berayun di berbagai kondisi, walaupun saat kamu tidur. Dalam keadaan tidur kamu mengalami waktu 90 menit atau lebih, siklus tidur nyenyak tanpa mimpi.
Saat pada siklus REM yang penuh mimpi, kondisi tersebut membuat pikiranmu terus bekerja, tetapi keadaan tubuh tidak bergerak. Pada 1969-an, ahli Fisiologi Amerika Nathaniel Kleitman berspekulasi bahwa durasi 90 menit ini juga bergerak ketika kamu terjaga.
Dalam durasi itu kamu akan melalui kondisi fokus yang meningkat dan turun secara bertahap. Kleitman menyebut siklus ini sebagai istirahat aktivitas dasar, atau BRAC. Siklus ini hampir tidak terlihat pada orang yang sehat karena mudah untuk diabaikan.
Bekerja secara terus menerus tanpa istirahat selama lebih dari 90 menit akan terasa melelahkan bagi kebanyakan orang. Ketika kamu melanjutkan pekerjaan berat yang intens setelah beristirahat sejenak, kamu akan kembali fokus sekitar 90 menit sebelum mengalami kelelahan yang sama.
Saat kamu mengalami kelelahan mental, pikiranmu akan melayang dan kinerja akan menurun, tetapi otak akan mencoba untuk mengimbangi kinerja yang menurun. Sebuah tim peneliti di Florida telah mengidentifikasi setidaknya satu wilayah otak akan terlibat dalam mekanisme, dan otak akan bereaksi ketika wilayah otak lainnya mulai melambat.
Kita seperti merancang sebuah fitur tertentu dalam gaya hidup yang berasal dari asumsi bahwa fokus akan berkurang dalam siklus 90 menit. Beberapa aktivitas juga dirancang sedemikian, seperti film akan dipotong pada durasi 90 menit, pertandingan sepak bola dan rugby juga berdurasi 90 menit.
Para peneliti di Polandia menduga bahwa ritme 90 menit terhubung ke dalam otak kita untuk melindungi pikiran dari kelebihan informasi dan memberikan kesempatan secara berkala untuk mengeksplorasi dan memproses apa yang telah diserap.
Cara Menyusun sesi kerja
Dengan mengaitkan semua hal ini, akan masuk akal untuk menjadwalkan sesi kerja yang berdurasi 90 menit. Pengaturan waktu ini dapat diubah tergantung pada seberapa lelah kamu, durasi, dan jenis pekerjaan yang kamu lakukan.
Jika kamu bekerja di waktu sore dalam keadaan mental dan energi yang terkuras, akan lebih baik menjadwalkan sesi 60 menit. Pada saat berada di sesi terakhir, pikiranmu mungkin sudah melayang, mulailah mengatur istirahat untuk mengatur nafas.
Pikiran kamu paling segar di waktu awal setiap sesi, kamu dapat menargetkan untuk mengerjakan 80 persen pekerjaan yang paling rumit dan melelahkan di sesi awal 60 menit atau 90 menit, dan pekerjaan paling ringan di bagian akhir setiap sesi.
Jika kamu memiliki beberapa tugas dalam satu sesi, cobalah untuk mengerjakan dari yang paling berat hingga yang mudah secara berurutan. Jika pekerjaan terlalu berat untuk diselesaikan selama durasi 90 menit, lebih baik menunda dan mulai mengerjakan di sesi berikutnya agar pikiran kembali fokus.
Berikut contoh daftar kerja setiap sesi:
- Kerjakan tugas yang paling sulit 20 menit pertama
- Lakukan pekerjaan yang lebih mudah selama 40 hingga 70 menit yang tersisa
- Beristirahatlah selama sepuluh menit
- Lakukan pengulangan setiap sesi
Secara umum, kamu harus membatasi kerja mental yang intens hingga tidak lebih dari empat jam sehari secara keseluruhan. Bila kamu bekerja terlalu intens dalam waktu lama, pikiran kamu akan sangat lelah sehingga tidak dapat pulih dalam sehari hingga hari berikutnya, itu membuat beban kelelahan semakin bertambah.
Terlepas dari jenis pekerjaan yang kamu lakukan atau bagaimana menyusun sesi kerjamu, hal yang penting adalah pola kerja yang naik turun. Pendekatan ini juga dapat diperluas secara menyeluruh, ketika kamu memiliki hari yang sangat padat di tempat kerja, selingi dengan hari yang ringan.(jpc)